webnovel

Annaya & Takdirnya

Annaya terlahir sebagai gadis yang berparas cantik dan menawan, dia tumbuh sebagai pribadi yang ceria dan penuh cinta kasih untuk orangtu dan kedua kakaknya. Kebahagiaannya kian sempurna saat di nikahi pria tampan, cinta pertama yang sedari remaja sudah menjadi kekasihnya. Pria itu menjadi suami yang begitu memujanya, seolah dia adalah ratu. Limpahan cinta dan kasih pria itu suguhkan untuk Anna. Hidup berkecukupan secara materi dan cinta membuatnya tidak mengenal airmata kesedihan, sesempurna itulah hidup seorang Anna. Namun ternyata hidup tidak seindah dan sebahagia yang dia rasakan selama ini. Semua kebahagiaan runtuh saat orang yang paling di cintainya pergi meninggalkan Dunia dan dirinya dengan cara yang paling tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ya … sosok itu adalah suaminya. Dan almarhum suaminya meninggalkan wasiat yang mencengangkan. Dan wasiat itu harus di patuhinya. Bagaimana bisa Anna hidup tanpa suaminya? Serta bagaimana bisa Anna mematuhi wasiat terakhir suaminya? Ikuti kisah nya di novel "Annaya & takdirnya". Mohon dukungan nya ya ini tulisan pertama aku semoga kalian suka.

Ardhaharyani_9027 · Urbain
Pas assez d’évaluations
530 Chs

Dalam Pelukkan Istrinya, Pria Itu Menangis

"Aku mau lihat Brayn dulu." Anna beranjak dari sofa diruang keluarga menuju kamar Rani yang juga di gunakan anak-anak.

"Ann, putramu sudah tidur bersama si kembar. Jangan di bangunkan." Ammar melarang adiknya untuk pergi.

"Anna hanya melihatnya saja kak."

"Tidak usah!" Seru Alya.

"Ada yang kalian sembunyikan?" Anna merasa mereka semua berbeda.

"Menyembunyikan apa? Ayolah Ann, malam ini kita bicara sepanjang malam. Jarangkan punya moment langka begini." Ammar kembali buka suara.

"Istriku tidak boleh begadang, dia harus istirahat tepat waktu." Sebastian mengintrupsi ucapan Ammar.

"Yakin tidak pernah begadang?" Sarkas Darren.

Tanpa menjawab Sebastian bangkit dan menghampiri Anna, ia menarik lembut tangan istrinya untuk beranjak dari sana, tentu Anna hanya boleh begadang berdua saja dengannya.

"Tunggu, aku mau lihat Brayn dulu." Anna menahan tangan suaminya.

"Dia pasti sudah tidur."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com