webnovel

Awal Keretakan Rumah Tangga Yoga dan Kanaya

"Karangan bunga dari mama Safitri jangan dibawa, biar taruh nakas disini aja." pinta Kanaya.

Yoga melirik tajam Kanaya penuh arti. Kanaya mengulum senyumnya dia tahu jalan pikiran sang suami.

"Gak usah cemburu sih, Mas. Aku suka bunganya doang." elak Kanaya.

"Kenapa dari semua karangan bunga hanya bunga itu yang kamu pertahankan?" tanya Yoga penuh curiga.

"Kan sudah aku bilang kalau aku suka bunganya, itu aja gak lebih. Lagian bunga ini yang ukurannya pas yang lain besar semua makan tempat tau!"

"Mungkin bunga kenangan bersama mantan," sindir Yoga.

Kedua bola kata Kanaya membola, Yoga menjadi menyeramkan jika cemburu.

"Cemburu yah?" Goda Kanaya

"Ngak lah ngapain cemburu sama dia,"

"Jujur aja sih kalau cemburu."

"Beneran aku gak cemburu,"

"Baiklah kalau gak cemburu." Kanaya mengambil ponselnya dan menghubungi Putra.

"Ngapain telpon dia?" Yoga langsung merebut ponsel Kanaya dan mematikan panggilannya.

"Katanya gak cemburu, aku mau telpon Mas Putra min-"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com