webnovel

ALTHANA

Raka Althana. Pria berusia 27 tahun, pemilik senyum malaikat yang mampu meluluhkan hati siapa aja melalui pesonanya. Pewaris tunggal kerajaan bisnis Althana Worldwide. Tampan, cerdas, dan berkuasa. Tidak ada yang bisa menjatuhkannya, sampai seorang wanita datang dalam hidupnya dan mengacaukan beberapa bagian dalam hidup seorang Raka Althana. Andini El-Zhafira Geralda. Wanita dengan paras yang terlampau cantik. Pintar, cantik dan multi talent. Bahkan sempurna saja belum cukup untuk mendeskripsikan betapa luar biasanya anak gadis ini. Hingga suatu hari dia bertemu dengan banyak kehancuran dalam hidupnya dan mampu mengubah semua sudut pandang seorang Andini El-Zhafira Geralda.

Mega_Triasmana · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
3 Chs

Putus Asa

8 tahun kemudian ....

- Las Vegas 01.45 -

Bugatti Veyron milik milyuder berdarah Indonesia melaju kencang di jalanan Las Vegas sebelum berhenti di tempat kasino terbesar di daerah itu. Raka Althana dengan segala pesona dan kekuasaan yang ia miliki menatap singkat tempat perjudian itu.

"One cocktail please" ucap seorang pria kepada salah satu bartender klub ternama di Las Vegas.

"Baik sir"

Sambil membuka kancing teratas kemejanya yang terasa mencekik, Raka memperhatikan sekitar sambil mengeluarkan smartphone untuk mengecek beberapa email dari sekretarisnya. Entahlah, akhir akhir ini pekerjaannya banyak mengalami sedikit masalah.

"Long time no see, Raka"

Perkataan seseorang yang mampu membuat Raka mengangkat wajahnya yang semula hanya fokus terhadap smartphone di tangan milyuder muda tersebut.

"Hai. Kau sedang apa disini, Max?" Tanya Raka sambil mengeluarkan senyum malaikat andalan dan kembali fokus terhadap handphone di tangannya.

"Hei, ini klub man. Siapa saja bisa datang kesini" Ucap Max sambil meminum margarita ditangannya. Max Anderson merupakan sahabat Raka. Mereka sama sama bergelut di bidang bisnis. Pertemanan mereka dimulai sejak Raka menginjakkan kakinya di Amerika Serikat 6 tahun lalu. Max Anderson juga berdarah Indonesia, sama sepertinya.

"Ini kota maksiat Max, sejak kapan kau suka menginjakkan kakimu di kota maksiat ini" Ucap Raka sambil melirik Max singkat dan menerima cocktail yang tadi ia pesan.

"Apapun bisa berubah, Rak. Termasuk sudut pandang orang lain"

Raka hanya tersenyum. Tahu betul maksud dari perkataan salah satu sahabatnya ini. Demi Tuhan Raka tidak pernah menemukan kelemahannya sebelum bertemu dengan gadis cantik beberapa tahun yang lalu. Raka menunduk. Sampai hari ini, kelemahannya masih tentang gadis itu. Namun bedanya, Raka sudah terbiasa tanpa gadis itu.

"Bagaimana?" Tanya Max tiba tiba.

"Apa?"

"Perasaanmu"

Raka menghela napas kasar. "Aku belum bisa menemukan penggantinya" Raka tersenyum miring sambil menyisir rambutnya, frustasi. Lelaki itu memperlihatkan bahwa hidupnya benar benar miris hanya karena seorang wanita.

"Lihatlah sekitarmu, Rak. Para wanita itu berlomba lomba untuk menjadi Mrs. Althana" Ucap Max sambil tertawa membuat Raka juga tersenyum

"Lupakanlah. Aku tidak ingin membicarakan wanita" Ucap Raka sambil menyalakan rokok dan menghembuskan asapnya secara kasar.

"Setelah ini kau akan kemana?"

"Kembali bekerja mungkin" ucap Raka tetap memainkan asap di udara

"Dia mengganti marganya, Rak" ucapan Max lebih terhadap pernyataan.

Raka menoleh "Maksudmu?"

"Selama 4 tahun kau mencari keberadaan gadis itu melalui marganya. Sedangkan aku mendapatkan informasi bahwa 8 tahun yang lalu perusahaan ayahnya bangkrut dan menyebabkan seluruh keluarganya hilang bagai di telan bumi. Itu aneh, Raka. Kecuali gadis itu sudah tidak pernah menggunakan marganya sejak 8 tahun yang lalu."

Max merupakan ahli IT yang bisa membobol identitas negara. Maka dari itu sejak 4 tahun yang lalu, Raka meminta bantuan Max untuk mencari keberadaan gadisnya. Tapi anehnya nama gadis itu tidak pernah terdaftar di perguruan tinggi manapun dan tidak pernah terdaftar dalam penerbangan manapun. Sangat aneh. Terakhir kali riwayat pendidikan Andini hanya terdaftar sebagai siswi SMA Ganesha. Dan itu juga 8 tahun yang lalu. Setelah itu, tidak pernah ada lagi riwayat pendidikan menggunakan nama Andini El-Zhafira Geralda. Itu artinya, Andini tidak meneruskan pendidikannya sampai jenjang perguruan tinggi. Atau dia sudah tidak lagi menggunakan marganya persis seperti apa yang Max katakan.

Raka menghela napas kasar. Ini menyebabkan fokusnya teralih. Dia benar benar lelah. Harus kemana lagi dia mencari Andini. Sedangkan detektif yang diturunkan Raka di Indonesia saja tidak menemukan informasi apapun selama kurang lebih 2 tahun belakangan.

---

- Kantor pusat Althana Worldwide, NYC -

"Maaf sir, ini berkas berkas yang harus anda tanda tangani" ucap Julia, sekretaris Raka.

"Letakkan saja di meja" Raka tetap setia melihat pemandangan kota New York yang jauh lebih menyita perhatiannya daripada berkas berkas yang diberikan sekretarisnya itu.

Sudah 8 tahun dan perasaannya masih tetap sama. Hanya milik gadis kecilnya itu. Raka menghela napas kasar. Raka mati matian membangun kerajaan bisnis yang mampu mempengaruhi dunia, menjadi milyader muda hanya untuk mencari keberadaan gadisnya. Nyatanya sampai hari ini, dia tidak pernah menemukan apapun. Gadis itu hilang bagai ditelan bumi. Raka menghela napas kasar. Apa benar ucapan Max malam itu bahwa Andini telah mengubah namanya. Raka mengusap hidungnya sebelum menunduk dan menghela napas kasar. Akhir akhir ini ia sering berpikir. Sangat rumit.

Raka keluar dari ruangannya, ia ingin mencari udara segar. Akhir akhir ini pikirannya sedang tidak baik baik saja. Ralat, tidak pernah baik sejak Raka meninggalkan gadisnya pada malam promnight sialan itu.

"Julia, tolong cancel jadwal meeting saya sampai nanti sore. Saya sedang tidak ingin diganggu"

"Tapi sir, 2 jam lagi ada pertemuan dengan direktur Ampera Company yang akan membahas proyek baru kita"

"Aku tidak peduli Julia" Ucap Raka dengan senyum malaikat andalannya dan berlalu meninggalkan kantor pusat sebelum beberapa menit kemudian, Bugatti Veyron milik milyader muda tersebut membelah jalanan New York yang lumayan sepi. Maklum, ini masih jam kantor.

Tiba tiba pandangan Raka tertuju pada resto kecil di ujung kota New York yang sangat menyita perhatiannya. Perpaduan antara warna pastel, kesukaannya.

"One hot coffee please" Ucap Raka sambil berlalu menempati kursi di pojok ruangan restoran pinggir kota.

Restoran ini cukup kecil tetapi pemandangan yang diberikan benar benar menakjubkan. Siapapun dapat melihat hamparan kota New York jika singgah disini.

"Aku tidak pernah mendengar seorang Andini Geralda mengeluh" ucap salah satu pelanggan kafe yang berlalu di depan meja Raka

Raka menegang. Apa katanya? Andini Geralda?

"Excuse me sir, ini hot coffee pesanan anda" Ucapan pelayan tersebut mengalihkan fokus Raka.

"Thanks" Ucap Raka sambil tersenyum, membuat pelayan tadi merona.

---

- Althana -

Minggu, 3 Januari 2021