Amira terlihat bersiap dengan memoleskan bedak tipis yang dipadupadankan dengan lipstik nude. Rambutnya yang panjang tampak digelung ke atas dan tentu saja hal tersebut membuat leher jenjang terpampang nyata seolah menantang setiap mata memandang.
"Uh, sayang kenapa harus dandan secantik ini, hum?" Protes Louis sembari menyentuh pundak ramping. Bibir ranum tampak mengulas senyum. "Tentu saja untuk mu Suami-ku tercinta."
Perkataan yang baru saja meluncur dari bibir ranum telah memaksa Louis memutar kursi rias. Bersamaan dengan itu dia terlihat berjongkok dengan bertumpukan pada salah satu kaki. "Kata - kata mu ini terdengar menyenangkanku, sayang. Tetapi satu hal yang harus kau tahu bahwa aku tidak suka jika ada mata - mata liar yang menatap mu lapar."
"Ada kau disisiku, sayang. Jadi, hal itu tidak mungkin terjadi."
"Kita hanya akan pergi makan malam jadi, tidak perlu dandan secantik ini." Louis terlihat memutar bola matanya. "Em, gimana kalau kita makan malam disini saja."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com