Air mata Amira tak pernah bisa berhenti menetes dan Yoza dengan penuh kelembutan mengusap bulir - bulir air mata dengan ibu jarinya. "Sayang hapus air mata kamu. Kamu tidak pantas bersedih atas semua ini." Bersamaan dengan itu direngkuhnya kepala sang putri ke dalam pelukan berpadukan dengan usapan sayang.
Entah sudah berapa lama larut ke dalam kesedihan hingga tidak menyadari bahwa mobil yang membawanya pergi sudah berhenti tepat didepan rumah mewah yang menjadi kediaman Amira - Yoza selama ini.
"Silahkan, Tuan Yoza." Ucap Mirza sembari membukakan pintu mobil. Tanpa mengucapkan sepatah katapun ekor matanya melirik ke arah Mirza sebelum membantu putri tercinta turun dari mobil.
Dengan penuh kelembutan membimbing sang putri menuju lift yang akan membawa keduanya naik pada lanti dimana kamar Amira berada.
"Pa ... "
Yoza langsung melirik tubuh ramping yang meringkuk diatas pangkuan. Sebelah tangannya terulur mengusap puncak kepala Amira. "Ada apa, sayang?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com