webnovel

Menemani Kakak Jus Jeruknya 6

Éditeur: Wave Literature

Karyawan yang melihat ayah Cheng Zhiyan hendak pergi, segera mengejarnya. "Maaf pak, sepertinya tidak bisa. Anda harus menghafalnya. Karena semua yang akan anda sampaikan ada di dalam teks itu." Panggil karyawan dari belakang.

Waktu sudah mendekati pukul 14.00, murid-murid di TK Xiaotu sudah mulai memasuki lapangan.

Di dalam TK, matahari bersinar terang menyinari daun-daun keemasan dan meninggalkan bintik-bintik bayangan di tanah.

Mulai terlihat bayang-bayang anak-anak yang berlarian di jalur merah.

"Murid-murid kelas TK Besar, semuanya berkumpul disini. Ayo, kita jalan bersama dengan Guru. Hati-hati jangan sampai terjatuh!"

"Ayo, ayo, kemarilah anak-anak. Semuanya bergandengan tangan. Jalan pelan-pelan."

"Murid-murid TK besar, sebelah sini. Apakah kalian bisa lihat bendera yang dibawa guru? Kemarilah, berjalan bersama guru!" 

Teriakan para guru dan bibi-bibi mulai bersahut-sahutan di lapangan.

Xiaotu berbaris di belakang temannya dan memegangi baju temannya. Dia berjalan sambil melihat-lihat ke sekeliling.

Akhirnya, Xiaotu berada di sebelah gedung sekolah. Melihat sosok yang datang berlari terburu-buru.

"Ayah! Ayah! Ayah Cheng! Sebelah sini!" Xiaotu melepaskan genggamannya dari baju temannya dan dengan gembira melambai-lambaikan tangannya.

Ayah Cheng Zhiyan tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya dan berlari ke arah Xiaotu.

"Lihat, dia adalah ayahku, aku punya ayah!" Dengan bangganya Xiaotu mengatakan itu kepada teman-temannya. Satu tangannya berkacak pinggang dan satunya menarik baju Ayah Cheng.

Ayah Cheng Zhiyan tersipu malu. Kemudian menundukkan kepalanya dan melihat bayangan si kecil Xiaotu. Hati ayah Cheng Zhiyan tersentuh saat mendengar kata-kata Xiaotu.

Ayah Cheng Zhiyan datang terlalu awal. Sebagian besar para orang tua juga belum hadir, karena kegiatan pekan olahraga masih dimulai nanti pukul dua. Ayah Cheng Zhiyan memangku Xiaotu dan duduk di barisan kelas Xiaotu. Dia mendengarkan cerita Xiaotu tentang teman baiknya dan guru yang paling disukai. Ayah Cheng Zhiyan hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.

Guru baru memulai acara setelah menunggu sebagian besar orang tua hadir.

Play Group berlomba pertama kali, dilanjutkan TK kecil dan seterusnya. 

Mendengar pengumuman itu, ayah Cheng Zhiyan terkejut dan menaikkan alisnya. Itu berarti, kelas Xiaotu akan bertanding paling akhir. Sedangkan ayah Cheng Zhiyan hanya punya waktu 30 menit. Jelas tidak cukup.

Ayah Xiaotu seketika pusing karena memikirkan rapat yang akan dimulai pukul tiga nanti.

"Ayah… ayah… apakah ayah baik-baik saja?" Tanya Xiaotu sambil menarik-narik baju ayah Cheng Zhiyan. 

"Ha? Apa??" Tanya balik ayah Cheng Zhiyan karena dia benar-benar tidak memperhatikan pertanyaan Xiaotu.

"Ayah, ayah tidak senang ya?" Xiaotu bingung melihat ekspresi ayahnya.

"Xiaotu..." Ucap ayah Cheng Zhiyan sedikit ragu. "Ayah harus segera kembali ke kantor, dan hanya bisa menemanimu setengah jam saja…"

"..." 

Xiaotu hanya terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Apakah kamu tidak bahagia??" Tanya ayah Cheng Zhiyan yang sedikit tidak tega melihat ekspresi Xiaotu.

"Bukan…" Xiaotu mendongakkan kepalanya. Sepasang matanya mulai berkaca-kaca. "Bukannya tidak bahagia, ayah kembali ke kantor untuk mengambil uang dan akan membelikanku permen, kan? Tanya Xiaotu sambil mengusap hidungnya.

"Hmm…" Ayah Cheng Zhiyan mengelus-elus rambut Xiaotu, dia merasakan hati Xiaotu yang sedang hancur.