webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 77

Kaito

Shou senpai pun duduk di lantai bersama aku dan Ai yang sedang sibuk membuka bungkus kado ulang tahun Ai.

"Ruangan ini ... walau penuh kenangan, tapi ...", Shou senpai menahan kata kata nya seakan ada yang menghalangi nya.

"Tapi apa senpai?", tanya ku penasaran kenapa Shou senpai tak melanjutkan kalimat nya.

"Ya gitu ... gak pernah di hias sama sekali dari dulu", jawab Shou senpai.

"Hmm ... apa jangan jangan, senpai inget mantan ya?", canda ku karena tau jawaban nya itu hanya kebohongan belaka.

"Hmm ... sudah lah, sekarang giliran kalian ... manfaatkan waktu sebaik mungkin, setiap detik, setiap hari, setiap bulan, setiap musim, setiap tahun. Jangan sia siakan itu", kata Shou senpai.

"Wouh ... senpai ini memang bijaksana, pantes bisa jadi ketua OSIS", ucap ku memuji Shou senpai.

"Oi Kohai, dia bukan bijaksana, tapi dia itu baperan", suara Ruui senpai yang tiba tiba masuk ke ruang klub sastra.

"He?!, Shou senpai baperan?", tanya ku bingung.

"Woi, Ruui ... sembarangan aja", ujar Shou senpai.

Ruui senpai pun ikut duduk di samping Ai.

"Tunggu, jangan jangan, pernah pacaran?", tebak ku, karena melihat mereka sangat akrab satu sama lain.

"Satu lagi bocah yang sembarangan ...", ujar Shou senpai dengan wajah malas.

"Hehe ... habis nya kalian akrab seh", ucap ku dengan sedikit tawa sembari menggaruk kepala ku.

"Kami dua tahun bersama di klub sastra ini, banyak hal yang kami lewati", ucap Ruui senpai dengan nada datar nya yang dingin itu.

"Oh iya ... memang nya, ruang klub ini tak pernah berubah?", lanjut ku bertanya.

"Hmm ... gitu lah", jawab Shou senpai.

"Apa kau dan Ai ikut drama, musim gugur nanti?", tanya Shou senpai.

"Oh, aku dengar kalian jadi tokoh utama nya ya", sahut Ruui senpai.

"Ya ... kalo bukan karena Ai, gak bakalan aku ikut", jawab ku dengan wajah malas.

"Oiya ... Ruui ... kita kan belum ngurusin drama kelas kita", kata Shou senpai menepuk dahi nya.

"Itu kan urusan mu, ketua OSIS yang bijaksana", ejek Ruui senpai dengan wajah dingin nya.

"Woi ini bukan urusan OSIS, lagian kamu kan wakil ketua kelas nya, ayo buruan ke kelas", ujar Shou senpai lalu berdiri dan menarik tangan Ruui senpai.

"Oh iya ... selamat ulang tahun Ai, dan sampai jumpa kalian berdua", kata Shou senpai pamit sembari menarik tangan Ruui senpai.

Greek ...

Pintu ruang klub sastra pun kembali tertutup rapat.

Setelah semua kado telah kami buka, kami pun membereskan sampah sampah yang berserakan dan memasukan nya ke tempat sampah. Karena bingung, kami hanya meletakan hadiah hadiah di atas meja besar yang biasa kami gunakan.

Karena tak ada kegiatan, kami pun berdiskusi tentang novel yang akan kami tulis bersama. Walau aku sedikit kesal karena aku harus fokus ke layar smartphone ku karena Ai menggunakan chat untuk media komunikasi kami.

Rasa nya aneh, walau Ai tepat di samping ku, aku harus menunggu chat dari nya. Tapi aku juga senang di saat yang sama. Karena aku punya lebih banyak waktu untuk memandangi wajah cantik nya itu.

Rambut pirang keemasan yang terurai dan mata biru berkilau seperti berlian itu membuat ku merasa damai dan semangat ku terus terbakar saat melihat nya. Wajah nya terlihat imut saat dia fokus ke layar smartphone nya.

Beberapa jam kami habiskan dengan berdiskusi. Akhir nya kami mendapat alur yang bagus menurut kami berdua. Tak terasa jarum jam bergerak begitu cepat.

Kriingg ~

Bel istirahat pertama berbunyi.

"Ai ... balik ke kelas yuk?", tanya ku lalu kembali memakai ransel hitam ku.

Ai hanya mengangguk kan kepalanya menanggapi pertanyaan ku dan membawa tas merah muda nya. Kami pun melangkah menuruni tangga dan berjalan beberapa langkah untuk kembali ke kelas kami.

Saat membuka pintu kelas kami kembali dikejutkan oleh teman teman sekelas kami.

"Selamat datang!!!", seru teman teman sekelas kami dengan serentak.

"Apa seh ... biasa aja kenapa?", ucap ku dengan wajah malas.

"Oi oi, Kaito ... apa kau mau Ai mencoba kostum nya untuk drama minggu depan?", tanya Raku.

"He?!, kostum?, Ai apa kau mau?", tanya ku pada Ai untuk memastikan ia setuju.

Seperti biasa nya Ai hanya mengangguk kan kepala nya dengan senyuman manis nya.