webnovel

Chapter 28

"Bando itu sangat cocok untukmu," ucap Justin memuji Mary yang baru saja memakai bando berbentuk karakter mini mouse. Mereka saat ini sedang berada di sebuah taman hiburan terbesar yang ada di Osaka.

Justin mengajak Mary berjalan-jalan karena hari ini kebetulan adalah hari minggu. Wanita itu libur kuliah, dan ia juga memiliki jam libur dalam pekerjaannya.

"Benarkah?" Mary kemudian mengambil salah satu bando lagi dengan karakter berbeda dan memakaikannya pada Justin. Meski pria itu sempat menolak, namun pada akhirnya Justin mengalah.

Setelah membayar, mereka segera pergi dari sana untuk memasuki wahana bermain.

Sebenarnya tidak disangka-sangka, hubungan mereka akan berjalan semulus ini. Justin begitu takjub dengan Mary, wanita itu dengan berbesar hati memberinya kesempatan.

Dengan datangnya Justin ke Osaka, pada awalnya ia hanya ingin mengurus pekerjaannya, namun siapa sangka selama satu bulan disini ia bisa bersatu kembali dengan Mary. Dan yang lebih penting, ia bisa terbebas dari Yuri yang selama ini sudah menipunya.

"Mau naik wahana apa?" tanya Justin.

Mary nampak berpikir, ia ingin menaiki wahana yang cukup ekstrim seperti roller coaster misalnya, tapi semua itu ia urungkan. Sekarang ia tertarik untuk memasuki wahana Jurassic Park. Sebelum menaiki kereta yang disediakan, Justin dan Mary memakai jas hujan agar tidak terkena cipratan air.

"Justin, ini sedikit menakutkan," kata Mary sambil mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Justin.

"Tidak, Mary. Ini akan menyenangkan." Justin berusaha menenangkan Mary. Dan kemudian mereka pun menaiki wahana itu menyusuri hutan-hutan sama persis seperti di film Jurassic Park. Ada berbagai bentuk robot dinosaurus yang dibuat mirip. Mary berteriak histeris melihat pemandangan dinosaurus itu, mereka merasa itu menyenangkan.

Selesai dari wahana itu, Justin mengajak Mary ke area kastil Hogwarts seperti yang ada di film terkenal Harry Potter.

Mereka memasuki kastil dan melihat-lihat ke sekitarnya. Yang ada disana benar-benar mirip seperti di film. Mary yang baru pertama kali datang kemari pum dibuat takjub. Sementara Justin yang melihat itu hanya tersenyum.

Mary tipikal orang yang ingin tahu, jadi dia mengajak ke segala wahana. Hingga mereka yang datang pagi-pagi, tidak terasa sudah melewati waktu hingga sore hari.

Hari itu benar-benar menyenangkan, Justin dan Mary yang sudah lama tidak merasakan kebersamaan seperti ini merasa jika momen ini adalah penyatuan mereka kembali.

Kencan itupun diakhiri dengan Justin yang mengajak Mary ke bianglala Tampozan. Karena hari sudah malam, gemerlap lampu terlihat dari atas bianglala itu.

Untuk beberapa saat Mary nampak terdiam menikmati pemandangan itu. Justin yang melihat Mary yang begitu menikmati pemandangan di depannya meraih tangannya ke dalam genggamannya.

Mary pun menoleh ke arah Justin, pandangan mereka bertemu. Namun Mary kembali mengalihkan pandangannya ke arah luar bianglala itu.

"Terima kasih untuk hari ini, Justin." Mary mengatakan itu tanpa melihat ke arah Justin.

Cup!

Justin mengecup tangan Mary yang ada di genggamannya, wanita itu pun mau tidak mau menoleh ke arahnya lagi. Kini Justin menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Apakah pemandangan di luar sana lebih menarik dibandingkan aku?"

"Bukankah kita kemari untuk melihat pemandangan kota saat malam hari?"

Justin memberingut, Mary nampak terkekeh. Wanita itu memang suka sekali menggoda Justin.

"Terima kasih ya, aku sangat menikmati hari ini," katanya sambil memandang Justin. Tidak ada tengok menengok ke arah lain lagi.

Justin lagi-lagi menunjukkan senyumnya dan diluar dugaan, pria itu menarik tengkuk Mary dan bibir mereka pun menempel. Tentu saja situasi sama sekali tidak di duga, Mary yang tidak mengeri dengan kejadian itu merasa bibir Justin memijit bibirnya.

Dari atas pemandangan bianglala itu, ini kali pertamanya Mary mendapatkan kecupan dari Justin. Tidak berapa lama Justin menjauhkan kepalanya dan memandang Mary. Tangan besarnya mengusap sudut bibir Mary yang membengkak.

"Aku mencintaimu, Mary."

Mary tertegun, jantungnya berdegup tidak bisa diajak kompromi. Melihat Justin dan keseriusannya, Mary tidak kuasa untuk tidak menolak wanita itu.

Pesona Justin makin bertambah malam itu, Mary tahu, perasaan yang dimilikinya sama sekali tidak berubah. Hatinya masih milik Justin.

"Aku juga mencintaimu, Justin," jawab Mary balik.

Sementara itu, Matteo memandang foto antara Justin dan Mary kepadanya. Pria itu menggertakkan giginya lalu membuang ponselnya asal.

"Ini tidak akan semudah kelihatannya," katanya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Tanpa sadar seseorang menggenggam tangannya.

"Aku selalu disini, Matteo. Tidak bisakah kau melihat keberadaanku sekali saja?" kata orang itu. Matteo memandang tangan wanita itu dan menjauhkannya.

"Kau datang kemari bukan untuk menghiburku, Michella." Matteo nampak mengalihkan pembicaraan.

Ya, dia adalah Michella. Wanita itu juga ikut datang ke Osaka bukan untul mendukung hubungan Mary dan Justin, tapi disini ia juga ikut pindah untuk mengurus pendidikannya.

Namun ketika ia datang kemari untuk menemui Justin, Michella sama sekali tidak menyangka bisa bertemu dengam Matteo.

Si cinta pertamanya ini sama sekali tidak berubah. Dan sama seperti waktu itu, dia lagi-lagi mengalami sakit hati karena orang yang disukainya lebih menyukai orang lain.

Michella juga terkejut ketika mendapat kabar Justin akan bercerai dengsn Yuri. Namun setelah tahu apa yang sedang terjadi. Kedua orang yang paling penting di hidupnya itu sama-sama sedang mengalami masa sulit dalam hidup mereka.

Dulu, mungkin Michella akan marah jika Justin putus dengan Yuri, tapi kali ini ia merasa ada lebihnya juga jika Justin bersama dengan Mary lagi, karena ia bisa memiliki kesempatan dengan Matteo.

"Tapi sepertinya Tuhan memiliki rencananya sendiri," jawab Michella.

Matteo yang mendengar itu mendengus. "Jangan terlalu percaya diri, rencana Tuhan banyak yang tidak cocok."

Dan seperti inilah Matteo, wanita itu selalu berbeda dibanding pria kebanyakan. Dan hal itulah yang membuat Michella tertarik padanya. Matteo bisa saja terus mengelak dan menjauhinya, tapi Michella tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati seorang Matteo.

Belajar dari Justin, pria itu saja bisa kembali dengan Mary. Masa dirinya yang sudah bertahun-tahun naksir juga tidak ada kesempatan?

"Matteo, akan kupastikan, kau akan menyukaiku suatu hari nanti," ucap Michella begitu percaya diri.

Mendengar itu membuat Matteo tertawa meremehkan. "Menyukaimu? Jangan mimpi, hatiku hanya akan menjadi milik Mary. Aku akan bersatu dengannya menggunakan cara apapun."

Meski perasaan Michella terasa sakit ketika Matteo berkali-kali menolaknya, tapi ia tidak akan menyerah.

Michella adalah wanita tangguh, ia tidak akan menyerah. Michella berkali-kali meyakinkan dirinya jika di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan untuk mendapatkan Matteo sekalipun, pasti akan ada jalannya.

Yang Michella fokuskan kali ini adalah, bagaimana caranya untuk membuat Matteo selalu melihatnya. Michella akan mengusahakan agar Matteo tidak pernah berpaling darinya. Dan tentu saja itu tidak akan berjalan mudah. Namun Michella yakin ia bisa.