webnovel

CALL

Arc Chaestra, langit biru cerah dan padang rumput hijau luas menghampar. Burung pipit terbang silih berganti dengan kicauannya yang nyaring. Angin musim panas sepoi-sepoi, sinar surya seolah memeluk dengan hangat dan damai. Tiba-tiba saja rerumputan itu kering dan burung-burung berubah menjadi debu. Disusul sebuah lubang hitam terbuka menganga di langit menghisap segala hal yang ada di muka bumi. Cahaya pun menghilang, Suhu udara menurun drastis. Bumi kering dengan pepohonan yang telah mati dan tanah yang retak-retak.

Namun sebuah komet lalu melintas dengan ekornya yang keemasan, membelah langit hingga nampak bimasakti dan seisinya. Selagi melintas, komet itu seolah berujar..

“.. sudah tiba giliran para pemimpin yang menyelamatkan dunia..”

Sang Komet emas kemudian menabrak lubang hitam itu, menghapusnya dari langit. Menyisakan Sembilan meteor yang meluncur dan meledak di 9 tempat yang berbeda. Hujan deras lalu turun seolah airnya ditumpahkan saja dari langit. Setelahnya, hanya warna putih dan kekosongan yang terlihat sejauh pandangan.

DEG! Mata Joseph terbelalak begitu terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke jendela kamar dimana sepasang gorden putih tipis nya dengan gemulai dihembus angin. Langit pagi itu cerah tak berawan, berbanding terbalik dengan mimpi yang baru saja ia lihat dari tidurnya. Mimpi yang ia tau bahwa itu bukan hanya sekedar bunga tidur saja. Joseph lalu beranjak dari ranjang, membasuh wajah dan mengganti pakaian tidurnya menjadi baju lengan panjang dibalut jubah putih dengan tudung berdetil manik emas. Dengan sepatu ber sol tinggi warna coklat kesayangannya, ia keluar kamar menuruni tangga menuju perpustakaan kastilnya.

“selamat pagi—tuan Joseph?” sapa dua pekerja kastil Ann Meyra yang bersua dengannya.

Kedua pelayan itu pun bingung melihat Joseph berjalan cepat hingga berpeluh dan terengah-engah seperti dikejar sesuatu. Langkah nya yang terburu-buru bergema di panjangnya lorong Ann Meyra. Sesampainya di perpustakaan ia segera menuju ke barisan rak paling belakang dimana buku-buku tua penuh misteri yang tidak diketahui siapa penulisnya tersusun rapi.

“dimana.. buku itu.. seharusnya di sekitar sini..” Jemarinya yang kokoh memilah diantara puluhan eksemplar rapuh yang Bahasa nya agak berbeda dengan Bahasa jaman itu.

“ah! Ini dia..” Begitu temukan buku yang ia cari, segeralah ia ambil. Sembari duduk di meja-kursi yang menghadap salah satu jendela besar perpustakaan, ia pilah halaman-halaman lusuh dari sebuah buku kuno yang menceritakan legenda masa lalu..

2000 tahun lalu di Arc Chaestra, perang besar-besaran diantara 9 kerajaan pecah dan mengakibatkan jutaan jiwa melayang. 9 kerajaan tersebut ialah Draecorona, Groilandia, Mavr Lykos, Vouna, Asteria, Chaldene, Thalassas, Nereida dan Miwamori. Masing-masing kerajaan tersebut diisi oleh 9 klan berbeda yang memegang 9 elemen kehidupan. Dragon, Beast, Shapeshifter, Demigod, Celestial, Manusia, Siren, Pixy dan Kitsune (rubah api ekor jamak). Pertarungan tak berujung antara 9 klan tersebut meluluh lantakkan bumi dan seolah ingin menghapus jejak kehidupan selamanya. Es yang disemburkan Dragons membekukan laut dan sungai, petir para Beast meledakkan hutan dan pemukiman. Kabut Shapeshifter yang menyesatkan serta sihir Demigod yang menjebak korbannya. Angin kencang bawaan Celestials beradu dengan gempa ciptaan penyihir manusia. Gelombang pasang milik Sirens serta hujan duri mawar sihir Pixies menyerang siapa saja di sekelilingnya. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh api Kitsune menyisakan abu serta asap yang menyesakkan dada. Hanya setengah hari saja ribuan desa dan puluhan kota hancur karenanya.

Perang itu disebabkan oleh gempa yang mengakibatkan terbukanya sebuah celah raksasa di kutub selatan dimana dari celah tersebut sejumlah besar Magia (energi sihir) menyebar ke seluruh Arc Chaestra. Berbeda dengan Magia asli 9 klan yang bersifat positif, Magia celah bumi yang bersifat negative itu terserap oleh sistem sihir 9 klan dan mempengaruhi tiap individu nya untuk bertarung tanpa tujuan, tanpa henti hingga dirinya kalah atau kehabisan daya hidup dikarenakan terlalu banyak merapal sihir. Dragons dan Beast dengan mata merah menyala, Celestials dengan 3 pasang sayap, Kitsune dengan ekor jamak, semua beradu dibutakan oleh besarnya hempasan Magia celah bumi.

Tak tahan menyaksikan dunia perlahan hancur, seekor Alicorn turun dari surga lalu membangun sebuah gerbang raksasa dengan sihirnya demi menutup celah bumi tersebut. Kepak sayap serta juntaian selendang biru mengiringi sihir sakti yang terpancar dari tanduknya. Gate of south, itulah nama yang diberikan oleh mereka yang mengetahui legenda tersebut. Sang Alicorn yang perkasa mengunci gerbang raksasa itu dengan 9 kunci yang berbeda dan menyebarnya di 9 kerajaan Arc Chaestra agar tak ada seorang pun yang berniat jahat mengganggu kutukan dalam gerbang itu. Setelah menyebar kesembilan kunci, ia lalu berdiam diri disana. Menjaga sang gerbang bencana agar tetap rapat dan tak lagi mengacaukan keseimbangan semesta.

“tak salah lagi.. setelah 2000 tahun berlalu gerbang itu akhirnya..” terdengar hela napas Panjang diakhir kalimatnya.

Joseph menutup bukunya, ia tak menyangka baru saja mendapat pesan melalui mimpi nya semalam. Komet berekor emas yang ia lihat adalah perwujudan dari sang Alicorn sendiri sedangkan 9 meteor ialah kunci-kunci dari Gate of South yang tersebar di 9 kerajaan. Lubang hitam ialah wujud dari Gate of South yang kemungkinan akan terbuka kembali dalam waktu dekat. Lalu perkataan dari sang komet emas, adalah pesan khusus untuknya. 9 pemimpin kerajaan berarti dirinya, sang Father of Demigod pemegang kuasa tertinggi di Vouna bersama dengan 8 Raja dari negeri lain.

Hujan deras ialah simbol duka, tanda telah kembalinya sang Alicorn ke surga dikarenakan sudah terlalu lama berada di bumi. Sedangkan warna putih dan kekosongan setelahnya berarti sebagai masa depan yang belum pasti, tergantung pada berhasil atau tidaknya dunia diselamatkan oleh mereka.

Sambil terdiam memandangi lukisan Gate of South di halaman bukunya, ia lalu melipat tangan dan menutup matanya seraya berpikir. Klan Demigod berperan sebagai penghubung antara dunia dan surga. Penglihatan dalam mimpinya merupakan sebuah pertanda nyata. Ia merasa tidak akan mudah menemukan 9 kunci yang tersembunyi selama 2000 tahun di 9 kerajaan yang tak pernah ia kunjungi. Hubungan 9 kerajaan pun terbilang buruk terutama setelah perang Gate of South. 9 klan saling membenci atau lebih tepatnya saling takut antara satu sama lain. Joseph sendiri mengakui bahwa dirinya takut pada Dragons dan Beast karena buasnya mereka ketika perang dalam legenda itu. Ia pun tak yakin akan mempercayai Shapeshifter ataupun Siren karena keduanya dikatakan pandai menipu dan menyesatkan. Celestial dan Demigod memiliki sejarah yang terhubung, akankan Raja Celestial percaya pada dirinya?

Disisi lain ia merasa serba salah. Terkait keputusan untuk Vouna yang merupakan negeri yang ia pimpin saja pastilah melibatkan Menteri serta bawahan-bawahannya. Sedangkan masalah ini menyangkut Arc Chaestra, 9 kerajaan, dengan 9 pemimpinnya masing-masing. Jangankan saling bertemu atau mengenal, nama mereka saja ia tak hafal. Cukup lama ia termenung di meja itu hingga akhirnya memutuskan untuk beranjak sambil membawa buku legenda Gate of South di tangannya.