webnovel

EP 3-Semuanya Tampak Berbeda

"Jangan terlalu gugup. Mereka juga telah melupakan kejadian 2 tahun yang lalu. Mereka sudah move on Jenn ssi." Ucap Kang Jiwon.

Jennifer mengeluarkan earphone dari tasnya, memasangnya ke telinga. Berjalan dengan sangat anggun, keluar dari pintu bandara, 10 bodyguard yang melingkar mengelilingi nya ini sangatlah sigap sekali dalam mengurusinya. Jenn menatap beberapa wajah wartawan yang masih dia kenal.

Mereka bahkan tidak pernah menyerah dalam hal apapun. Mereka masih tetap sama seperti 2 tahun yang lalu. Beberapa wartawan masih menanyakan pertanyaan pertama. Pertanyaan tentang 'bagaimana rasanya bebas dari hukuman penjara?' 'apa rasanya jadi seorang bandar narkoba?' dan hal-hal yang menyinggung dirinya.

Mobil Van telah ada di depan nya, dia segera masuk ke dalam mobil itu, di depan kursi kemudi sudah ada Lim Minho, orang yang telah dia anggap sebagai kakaknya sendiri. Setuju untuk kembali ke Korea dengan dirinya.

2 tahun yang lalu, Jenn telah memutuskan untuk Hiatus dari seluruh kegiatan nya di Korea Selatan. Bahkan dia Hiatus kontrak eksklusif dengan Presdir Hyun. Begitu juga dengan Minho, yang terkena imbas karena skandal nya, karena dalam jejak panggilan terakhir Jenn, nomor telepon Minho ada di dalam daftarnya.

"Oppa... Kamsahabnida." Kata Jenn.

Sebenarnya ini adalah pertama kali mereka bertemu dan berbicara kembali saat skandal itu terjadi. Minho menguntit Jenn diam-diam selama 2 tahun di New Zealand, menjadi seorang pelayan cafe, dan bahkan kehilangan karir nya yang sangat besar di Korea Selatan.

"Kamu lulus dengan cepat. Sudah kuduga, kamu pintar." Ucap nya dengan suara berat yang candu sekali.

Kang Jiwon menutup mulutnya, menahan rasa tawa dan gelitik di perutnya. Dua tahun yang lalu Jenn menyesali perbuatannya sendiri, karena telah bandel dan pergi mengambil obat terlarang itu hanya karena dia mencintai mentor nya sendiri.

Gyu Yeong, cowok brengsek yang selama ini Jenn bangga-bangga kan.

Drtt...drtt...drtt...

Panggilan telpon masuk ke dalam ponsel Jiwon.

"Ne ahjuma? Ne... Kita sedang berjalan ke rumah--"

"Aku ingin pergi ke toko roti itu dulu." Bisik Jenn.

"Sebentar lagi kami akan pergi ke rumah Tante. Ne... Sampai jumpa."

Kang Jiwon menatap Jenn dengan bola mata yang hampir saja keluar dari tempatnya. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas sekali. Sudah sangat lama sekali, kasus itu hilang dengan sendiri nya, tak peduli dengan komentar mereka semua.

"Kamu harus move on Jenn."

Jenn menggeleng. Dia menatap Lim Minho yang berbalik arah untuk menuju ke tempat yang dia maksud.

Gyu Yeong, pria yang pernah dia cintai dulu. Yang rupanya adalah seorang mafia, yang membuat dirinya menjadi korban, semua orang menyalahkan dirinya, merusak karir nya, membuat ibunya jadi marah besar dengan nya, dan membuat ayah tirinya menjadi kasar dengan ibunya.

Jenn tidak bisa move on dari hal itu begitu saja. Bahkan disaat petisi itu hampir disetujui, dia bersumpah dia hampir tidak bisa berjalan karena kelumpuhan.

.

Mobil mereka sedang berjalan menyusuri jalanan yang sangat berbeda sekali. 2 tahun yang lalu seperti biasanya, negara ini selalu move on dengan sangat mudah, berganti dengan sangat cepat, berkamuflase dengan sangat baik.

Toko roti itu telah berubah menjadi sebuah salon kecantikan. Jalanan ini bukan lagi jalanan gelap tanpa ada lampu jalan. Tempat ini berubah menjadi halte bus yang terlihat sangat tentram sekali.

Mereka tidak tahu jika tempat ini adalah tempat semuanya terjadi dengan ganas. Menghancurkan seluruh dunia nya, membuat dirinya tenggelam dengan sangat jauh sekali di dalam sana.

"Jenn... Mereka memutuskan untuk mengganti semua hal yang terjadi disini. Itu kebijakan pemerintah langsung. Semuanya telah melupakan tentang dirimu. Jangan khawatir." Ucap Minho.

"Oppa... Jiwon ssi... Aku akan turun disini. Kalian bisa pergi ke rumah ibu ku dulu. Aku akan pergi berjalan seperti awal aku berjalan." Ujar Jenn.

"Andwae. Tidak boleh. Jangan egois dong Jenn." Tutur Jiwon.

"I'm okay Jiwon ssi."

Jenn tersenyum lebar dengan merasa sangat berat sekali ketika menapakkan kakinya untuk pertama kalinya di aspal ini.

Mobil Van itu pergi, melesat dengan sangat kencang. Jenn merapatkan jaket kulitnya, menaikkan maskernya, dan menundukkan kepalanya.

Benar apa kata Minho dan Jiwon, jika semua orang telah melupakan dirinya, karirnya, dan statusnya. Para remaja SMA dan SMP yang dulunya berbaris untuk mendapatkan tanda tangan nya, mereka hanya diam dengan gadget mereka, dan berdiri tanpa menyadari jika idola mereka dulu ada di samping mereka saat ini.

Jenn membuka ponsel nya, mengecek berita tentang dirinya sendiri.

(JENN BARU SAJA TIBA DI BANDARA INCHEON, SETELAH MENDAPATKAN GELAR SARJANA S1 DI NEWZELAND)

'Heol... Ku pikir dia sudah mati'

'enyahlah kau Jenn'

'aku hampir saja melupakan kasus tentang

jalang itu'

'gila yah! Dia berani-beraninya kembali ke

negara kita!'

.

.

Jenn menutup ponselnya. Tiba-tiba dengan jemari panjang, dan punggung telapak tangan yang terlihat jelas urat ototnya, mengulurkan segelas susu coklat dingin.

"Kau masih tidak bisa move on? Nona Jennifer Kim?" Tanya Lim Minho.

Pria dengan rambut gondrong, gaya seperti preman, tubuh kurus, leher berjakun, tinggi yang mencapai 181 cm, dan juga sepatu boots, dan juga baju dengan tali rantai.

Dia adalah rapper sejati.

"Bagaimana dengan mu Ahjussi?" Jawab Jenn.

Minho terkekeh. Tepat dihari itu juga, 2 tahun yang lalu, Minho mengantarkan Jenn bahkan membantu gadis itu untuk menyembunyikan bukti nya.

"Polisi sangat bodoh sekali. Bahkan saat mereka merobohkan bangunan itu, mereka tidak menemukan benda yang sebenarnya." Kata Minho.

"Gomawo oppa. Karena mu aku tidak bisa di hukum. Petisi itu tidak disetujui karena mu. Terima kasih." Ujar Jenn.

Mereka berdua kini memandang toko roti yang berubah menjadi salon kecantikan yang ramai sekali dengan para remaja.

***

2016-AGENSI STAR SUN ENTERTAINMENT 22.00

Jenn berjalan ke arah studio rekaman untuk memberikan sebuah roti pada teman lelaki nya itu.

"Hai Jenn. Bagaimana pemotretan mu?" Tanya Minho dengan tersenyum lebar, membenarkan senar gitarnya.

"Selalu baik. Oppa ya... Kamu mau roti? Aku baru saja bertemu dengan Gyu Yeong sunbaenim, dia aneh sekali, dia menitipkan---"

"Menitipkan apa?" Sahut Minho panik.

"Wah apa ini? Benda ini. Dia memberikan nya padaku. Kenapa ini bisa ada disini? Padahal aku sudah menolak nya." Kata Jenn dengan bertanya-tanya, mengapa benda yang mirip dengan kertas dan bubuk tepung itu ada di tas nya?

Minho mendelik tidak percaya. Bulu kuduk nya terangkat karena merinding.

"Dimana kalian berjanjian?" Tanya Minho.

"Depan toko Roti Garlic. Kenapa?"

Minho segera mengambil 3 bungkus benda itu dan segera berlari. Menuju ke toko Roti itu.

Malam hari sekali dia menjebol tembok belakang roti itu, dan memasukkan 3 Bungkus itu ke dalam lubang yang telah dia buang. Lalu menambal lubang tembok itu dengan semen beton yang dia buat dengan sangat berjuang sekali.

Sebagai sentuhan terakhirnya, dia mengecat kembali toko roti yang berwarna pink itu.

.

.

.

BREAKING NEWS.

PETISI ITU DIBATALKAN. HUKUMAN MATI JENNIFER KIM DI BATALKAN. KASUS TELAH DITUTUP. POLISI MENGATAKAN JIKA TIDAK ADA BUKTI YANG BISA DI BUKTIKAN DARI JENNIFER KIM.

DAN PARA POLISI MENGAKU JIKA MEREKA TELAH MENGECEK SELURUH DATA DENGAN BAIK, MEREKA TIDAK MENEMUKAN 3 BUNGKUS OBAT TERLARANG YANG DITERIMA JENN DARI SENIOR NYA YANG BERINISIAL G.