webnovel

EP 4-Telah Terstruktur

AGENSI STAR SUN ENTERTAINMENT.

"Kenapa dia bisa kembali ke Korea Selatan? Bukannya kamu telah menyuruh gadis itu untuk tinggal selama-lamanya di New Zealand!?" Bentak petinggi Hwang.

"Maafkan aku. Tapi dia keras kepala dari dugaan ku. Dia tidak akan mengecoh. Wartawan juga sudah mulai lupa dengan kasus ini. Ini sudah berakhir Hyung..." Ujar Presdir Hyun.

Petinggi Hwang menatap Presdir Hyun dengan tatapan menyelidik. Dua tahun yang lalu, bisa dibilang kasus ini masih menggantung, para penggemarnya, para penunggu setia nya, dan semua orang yang ada disana, mereka masih menunggu jawaban yang tidak jelas, yang dikonfirmasi oleh pihak agensi.

Karir Jenn yang hancur hanya dalam sekejap.

"Tapi aku ada rencana. Rencana yang sangat luar biasa sekali. Untuk perusahaan kita." Ucap Presdir Hyun dengan pandangan licik nya.

"Apa itu?"

Mereka berdua berbicara di kantor milik Presdir Hyun dengan sangat konsentrasi sekali, bahkan seluruh orang yang ada didekat ruangan itu untuk bersih-bersih ataupun lewat saja merasa sangat takut sekali.

Setiap kali Presdir Hyun melirik, disanalah masalah terjadi. Mereka bisa mati dengan mata yang telah keluar dari tempatnya, dan di genggam kuat oleh CEO Hyun.

"Rencana mu sungguh gila. Lakukanlah terserah mu, kamu menang suit kemarin." Keluh petinggi Hwang.

"Wah... Kau sangat baik hati sekali hari ini." Ujar CEO Hyun dengan tersenyum lebar.

***

Im Minho menatap Jenn dan memberikan gadis itu sebuah benda, mirip kalung dengan mata berlian ditengah nya.

"Selamat atas kelulusan mu. Aku menunggu mu sampai lumutan. New Zealand sangatlah dingin sekali. Lebih dingin dari Korea." Ucap nya dengan memasukkan tangan nya ke dalam sakit bajunya.

"Oppa... Kau benar benar menunggu ku selama itu?" Tanya Jenn.

Waktu dua tahun sampai tiga tahun bukanlah waktu yang cepat, itu cukup lama.

Minho mengangkat alisnya dan tersenyum lebar ke arah Jenn. Tak lama kemudian, ponsel pria itu bergetar, seseorang menelpon nya, dan rupanya itu adalah kakaknya.

"Ya nunna... Aku akan segera akan segera pulang ke rumah." Jawab Minho dengan mematikan ponsel nya.

"Ada apa? Apakah semuanya baik-baik saja?" Tanya Jenn yang khawatir.

Jennifer menggengam tangan senior nya itu, menatap wajah cemas yang selalu dia lihat dari pria ini. Pria yang 3 tahun lebih tua darinya.

Sebenarnya hari ini harusnya jadi hari yang membahagiakan bagi Minho dan Jenn karena bagaimanapun mereka harus berparty seperti anak dewasa lainnya. Mereka sibuk memikirkan bagaimana caranya melewati masa-masa sulit ini.

"Ibuku. Dia jatuh sakit. Ya Jenn ssi. Kau harus pergi ke perusahaan sekarang. Datanglah pada CEO Hyun. Dia pasti akan mengatakan sesuatu padamu." Ujar Minho.

Jenn menggeleng, dia tidak mood untuk pergi ke perusahaan itu lagi, terutama bertemu dengan CEO Hyun. Orang yang dia pikir mempercayai dirinya, tapi dia hanya mengoceh dengan mengatakan kata-kata yang mustahil.

Minho menatap mata Jenn yang sedikit goyah, tanda jika dia sedang cemas dengan dirinya sendiri. Minho berbisik.

"Aku mengetahui dimana keberadaan Gyu Yeong sunbaenim. Tapi kau harus menemui CEO Hyun terlebih dahulu." Bisik Minho.

"Eum."

Jenn hanya bisa diam ditempatnya, menjambak rambutnya karena merasa sangat sebal dan bad mood seketika. Entahlah apa yang dia lakukan saat ini membuat dirinya muak dan muak. Gyu Yeong, pria brengsek itu. Dia harus pergi ke penjara.

Bahkan ibunya Minho jatuh sakit karena pria brengsek itu, yang sengaja mencampurkan pestisida ke teh hijau ibunya. Hanya karena Gyu Yeong kesal dengan tindakan cerewet.

"Hm... Aku harus pergi ke sana. Sekarang... Aigooo..."

Jenn menghembuskan napasnya, mengelus dadanya, dan merasa sangat sesak sekali. Astaga apakah panic attack nya semakin parah? Kenapa dia harus merasakan hal-hal yang membuatnya pengap dengan kehidupan?

Jenn masuk ke dalam taksi yang lewat di pinggiran jalan, sopir taksi itu sedang menangis. Dia menagis dengan bibirnya yang penuh dengan darah. Jenn mengerutkan keningnya, kenapa pria ini? Ia memutuskan untuk diam dan bertindak seolah tidak terjadi apa-apa, dia tidak ingin ikut campur dengan urusan orang lain.

BIP!!

Suara klakson truk pengangkut pasir hampir saja berpapasan dengan taksi yang sedang ditumpangi Jenn.

"Hwaa!" Teriaknya.

"Ma-maafkan saya... Saya sedang tidak fokus..." Ucap pria yang berusia 45 tahun itu.

Namanya adalah Kim Jeong Tae. Jenn menatap informasi yang ada di mobil itu. Sepertinya pria ini sedang tidak dalam kondisi baik.

Jenn hanya menganggukkan kepalanya. Dia tidak bertanya apa yang terjadi dengan pria itu, bahkan sampai taksinya tiba ditempat tujuan.

"Anda yakin akan baik-baik saja tuan?" Tanya Jenn setelah berpikir cukup lama.

"Te-tentu." Jawabnya.

"Ambilah ini, itu akan membuat anda jadi lebih baik. Basuhlah bibir anda, itu akan perih." Tutur Jenn.

Dia memberikan sebuah sapu tangan dan juga minuman yogurt yang terdapat kandungan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh.

Setelah itu Jenn berbalik badan, menatap gedung yang telah diperbarui 100 persen, tampak sangat bersinar dengan lampu-lampu warna putih terang itu.

"Wah sungguh berbeda. Tempat ini tidak horor lagi..." Kata Jenn dengan tersenyum lebar.

Saat dia masuk ke dalam ruangan itu, dia menatap terdapat ekskavator berjalan, lift dengan jumlah yang cukup banyak, lantai nya dipertinggi, dan lantai pualam ini telah diperbarui. Seperti gedung baru.

Jenn tertawa, sungguh berbeda sekali setelah 2 tahun berlalu. Bahkan semua profil telah diperbarui.

"Manager Han." Sapa Jenn dengan menatap salah satu orang yang dia kenal.

Manager Han adalah asisten pribadi CEO Hyun, dia mengenal dengan sangat baik pria itu. Pria yang merekrut nya untuk ikut audisi, yeah Jenn terpilih menjadi trainee karena perekrutan jalanan.

"Wah long time no see Mrs. Jenn. Senang mendengarkan nya jika kamu lulus lebih awal. Ikutlah dengan ku..." Ujar nya.

Kini dia berjalan menuju ekskavator berjalan, mata nya secara tidak sengaja berpapasan dengan senior nya, orang yang tidak boleh dia temui selama masa debut sebagai artis.

Entahlah, perusahaan takut jika mereka Memiliki hubungan yang berlebih. Pria itu menganggukkan kepalanya dengan sopan.

Jenn tidak membalasnya, dia langsung masuk ke ruangan CEO Hyun.

"Hello Jenn ssi. How are you?" Tanya CEO Hyun.

Jenn hanya tersenyum tipis, lihatlah CEO nya tidak pernah berubah, selalu menggunakan jas berwarna hitam, dan dasi warna hitam, seolah dia sedang melakukan upacara kematian.

"Kau mengubah perusahaan ini lebih bersinar. Apakah itu karena ku? Kau harus berterima kasih pada ku. CEO Hyun Dae." Ucap Jenn.

"Hm. Gomawo Jenn-i yaaa..."

"Kenapa anda menyuruh ku kemari? Apakah anda ingin mengatakan sesuatu pada ku?" Tanya Jenn.

Dia tahu jika pasti Minho oppa telah berhubungan dengan perusahaan setelah 2 tahun lamanya.

"Benarkah? Aku hanya ingin mengajak mu bersulang. Atau mungkin kamu membutuhkan ku? Untuk mengatakan sesuatu?" Tanya balik CEO Hyun.

"CEO Hyun Dae. Jujurlah. Semuanya telah terstruktur bukan?" Ketus Jenn yang to the poin.

Ruangan yang luasnya 14m² hanya untuk satu orang, yakni CEO Hyun sendiri. Itu cukup luas.

"Jenn... Kau masih belum bisa melupakan kejadian hari itu?" Tanya CEO Hyun.

"Anda gila?" Celetuk Jenn dengan memukul keras meja kerja CEO Hyun, membuat Soju dalam gelas itu terlempar keluar.