webnovel

I FEEL ALONE

Auteur: Van_Pebriyan
Sports, voyage et activités
Terminé · 255.8K Affichage
  • 444 Shc
    Contenu
  • 5.0
    23 audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

Peyvitta Aqueena. Seorang gadis berparas cantik yang memilih menjalani hidup dengan kesendirian, karena kebersamaan yang ia rasakan tak sesuai dengan apa yang dia bayangkan. Mencoba mengubah apa yang dirasakan pada masa lalu dengan mengubah semua sikap dan perilakunya. Hidup dengan bayangan masa lalu yang sangat tidak baik membuat Peyvitta mempunyai kebiasaan yang buruk. Peyvitta sering melukai dirinya pada saat dia kembali teringat akan masa lalunya atau pada saat hatinya kembali terusik. Bertemu dengan sosok cowok dingin yang mencoba masuk ke dalam kehidupannya membuat dia mulai merasakan yang namanya cinta dan juga kebersamaan, tapi... Tapi apa? Baca saja yuk ceritanya. Bagaimana kebiasaan Peyvitta saat ia melukai dirinya dan bagaimana ia menjalani hidup bersama dengan bayangan masa lalunya? Semuanya ada di cerita. Happy reading♡

Étiquettes
2 étiquettes
Chapter 1Prolog

Hari mungkin sudah pagi, karena alarm yang gue pasang sudah berdering sebanyak dua kali. Seperti manusia yang berstatus sebagai pelajar SMA, gue mandi dan kemudian memakai seragam putih-abu.

Gue berjalan menuju ke dapur untuk menjalani rutinitas di pagi hari, yaitu sarapan.

Sebelum gue memulai untuk memasak, gue terlebih dahulu membuka ponsel gue dengan niat awal untuk mencari ide menu masakan apa yang akan gue buat pagi ini.

Saat membuka layar ponsel itu gue terdiam sejenak saat melihat tanggal yang tertera di layar ponsel gue.

"Tiga September? Berarti sekarang adalah hari ulang tahun gue?"

Gue yang semula sudah memegang pisau dan bawang di depannya langsung pergi meninggalkan dapur dan menyimpan pisau itu tanpa mau meletakannya ke tempat semula.

Gue langsung membawa tas gue dan langsung pergi. Gue tidak pergi ke sekolah, gue pergi menuju ke rumah lama gue. Tempat di mana semua keluarga gue ada di sana.

*****

Gue berdiri menatap rumah mewah dengan cat biru tua. Gue perlahan melangkah masuk ke rumah itu. Saat sampai di depan pintu, gue melihat kalau mereka tengah merayakan ulang tahun Vetta.

Pada saat gue masuk, mereka tengah menyanyikan lagu tiup lilin. Gue masih berdiri di pintu sebelum gue mendekat, sepertinya Vetta sadar akan kehadiran gue.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Vetta dengan nada yang begitu sinisnya.

"Vitta? Ngapain kamu balik lagi ke rumah ini?!" tanya Papah dengan nada yang begitu tinggi.

Percayalah pertanyaan Papah barusan sangat terasa begitu menyakitkan hati gue, karena Papah barusan berbicara dengan nada yang begitu tinggi dan juga kalimat yang gue rasa kurang layak.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Della dengan tatapan yang begitu sinis.

"Iya, ngapain kamu ke sini?" lanjut tanya Mamah.

Gue masih berdiri di tempat yang sama saat Vetta bertanya sampai selesai Mamah bertanya pun gue masih berdiri di sini.

"Aku mau merayakan ulang tahun bareng keluarga, sama seperti Vetta Mah," ucap gue dengan nada rendah.

Gue berucap menggunakan nada yang rendah seolah gue baik-baik saja dengan pertanyaan yang sudah mereka berikan barusan.

"Keluarga? Siapa yang kamu bilang keluarga?!" tanya Papah yang masih dengan nada tingginya.

Jleb

"Kalian ...."

"Kami bukan keluarga kamu, dan kamu bukan bagian keluarga kami," ucap Papah.

Jujur di sini gue merasakan sakit yang begitu mendalam. Gue rasa, gue ingin menangis sekarang juga.

"Tapi Pah, kenapa Vetta bisa merayakan ulang tahunnya bareng kalian, sedangkan aku enggak?" tanya gue dengan nada yang mulai serak, karena gue sudah tak sanggup menahan sesak yang ada di hati gue.

"Gak usah bandingkan gue sama lo!" bentak Vetta.

"Tapi Vett—

"Gak ada tapi tapinya, gue sama lo beda!" ucap dia dengan nada sinisnya.

"Vett, bukannya kit—

"Cukup! Saya sudah muak mendengar ucapan kamu, sekarang keluar dari rumah saya!" ucap Mamah dengan nada yang lebih tinggi dari Papah.

Gue sudah tidak bisa menahan emosi gue lagi, gue mengaku kalau gue bukanlah orang yang sabar.

"Apakah sosok orang tua itu seperti kalian? Kalau ia kenapa kalian hanya bersikap seperti itu kepada saya tidak kepada dia?" tanya gue sambil menunjuk ke arah Vetta.

Hati gue terasa sangat sakit saat mendapatkan perlakuan seperti ini dari mereka.

"Orang tua macam apa kalian?" tanya gue lagi, air mata gue sudah ingin menetes, namun gue masih berusaha tuk menahannya.

Emosi dalam diri gue sudah benar-benar tidak bisa gue kontrol, setelah sedari tadi gue mencoba tuk sabar, namun hati gue sudah teramat sakit sekarang.

Saat mendengar perkataan gue barusan, Papah yang semula duduk di kursi langsung bangkit dan berjalan begitu cepatnya menghampiri gue.

Plak.

Tamparan keras itu mendarat lagi di pipi gue tepat di hari di mana gue bertambah usia.

"Jaga ucapan kamu!"

Gue hanya bisa terdiam mendengar begitu tingginya nada Papah saat berbicara dengan gue.

Kemudian Papah menarik paksa tangan gue, bahkan dengan kasar dan tak peduli jika pemilik tangannya itu meringis kesakitan.

Tak ada perlawanan atau apa pun dari gue, karena gue sadari dia adalah orang tua gue.

Kalau gue tidak sadar jika mereka adalah orang tua gue, mungkin sedari tadi gue akan jauh lebih kasar dibanding dengan apa yang mereka lakukan tadi.

Mungkin karena tubuh gue yang tak memberikan respons apa pun jadi dengan mudahnya Papah mendorong gue sampai gue tersungkur di lantai.

Sakit?

Itulah yang gue rasa saat ini, bukan hanya pipi dan lutut gue yang merasa sakit, namun hati gue jauh lebih sakit.

Melihat perlakuan mereka yang cukup menunjukkan kalau mereka sangat tak menginginkan kehadiran gue membuat gue langsung pergi dari sana.

*****

Waktu baru menunjukkan pukul 06:55 masih jauh waktu buat masuk sekolah, karena sekolahan gue masuk jam 07:30.

Entah ke mana arah yang gue tuju sekarang, gue mengendarai motor dengan kecepatan penuh. Gue hanya bisa menangis di balik helm.

Sampai akhirnya gue berhenti di sebuah jembatan yang memang bisa di lalui kendaraan, namun jarang di lalui pada saat waktu pagi hari.

Buat apa gue ada? Bukannya kehadiran gue sangat tidak di inginkan?

Gue membuka helm dan meletakan tas gue di atas jok motor gue, gue berjalan mendekati jembatan itu.

Saat sampai di jembatan itu, gue melihat arus sungai yang sangat deras dengan ketinggian jembatan kurang lebih 20M.

Depresi? Mungkin, yang jelas gue merasa kalau gue sangat hancur banget hari ini.

Hari ini adalah hari kelahiran gue dan seperti yang di harapkan oleh anak-anak pada umumnya, yaitu mendapatkan sebuah ucapan selamat ulang tahun dari keluarganya.

Mungkin itu juga yang gue harapkan, tapi apa yang gue dapatkan? Hanya sebuah kado besar berupa kekecewaan.

Gue berdiri tepat di depan pembatas jembatan itu. Gue masih sesekali melihat keadaan sekitar ditakutkan ada banyak orang yang memperhatikan.

Merasa tak ada orang yang berlalu lalang, gue memanjat pembatas itu. Posisi gue sekarang sedang jongkok di atas pembatas itu.

Jujur, gue takut buat lompat terlebih gue bukan orang yang berani akan ketinggian.

Kaki gue sudah terasa begitu gemetaran banget sekarang. Gue mencoba menenangkan rasa takut gue sampai akhirnya gue berani berdiri.

"Good bye," ucap gue setengah berteriak pada dunia, padahal gue mengucapkan selamat tinggal untuk diri gue sendiri.

Tepat sebelum gue mau loncat, ternyata kaki gue lebih dahulu terpeleset. Mungkin karena dari tadi gue sudah lemas, karena merasa begitu degdegan.

Sampai akhirnya gue jatuh sebelum gue mau loncat. Gue sudah menutup mata gue pasrah. Tanpa gue sadari, gue jatuh di atas pangkuan seseorang yang entah siapa namanya yang jelas gue tidak kenal dia siapa.

Ternyata barusan gue bukan terpeleset, lebih tepatnya ada orang yang sudah menarik gue barusan sebelum gue mau melompat dan gue tak menyadari hal itu.

Posisi gue sekarang adalah tepat berada di atas pangkuan dia. Bola mata milik gue bertemu dengan sepasang bola mata teduh miliknya.

Keringat itu tampak keluar tepat di kening pria yang sedang gue tatap sekarang, mungkin karena dia berlari sebelum dia berhasil menarik gue barusan. Rambut hitamnya terlihat sedikit basah dan gue mengakui kalau dia itu keren.

"Ngapain lo?" tanya dia dengan nada yang begitu dingin dan langsung membuat gue tersadar dari lamunan gue dan gue langsung berdiri sambil merapikan seragam gue.

"Dengan tampang lo yang seperti ini gue yakin lo gak bego buat tahu jawabannya!" ucap gue dengan nada yang sangat ketus. Gue kesal akan tingkahnya barusan, karena dia sudah membuat gue gagal buat terjun.

"Gue sering bertemu dengan orang bodoh, tapi sikap lo barusan menjadikan lo orang terbodoh yang pernah gue temui," ucapnya dengan ekspresi dia yang teramat begitu datar.

Sepintas ucapannya barusan terdengar begitu kasar dan cara dia berbicara tampak kalau dia tak memikirkan perasaan orang yang sedang dia ajak bicara.

Apakah orang yang dia ajak bicara akan sakit hati mendengar ucapannya barusan, yang jelas gue rasa dia tidak peduli akan semua hal itu.

"Ngapain lo nolongin gue? Peduli apa lo sama gue kenal aja enggak? Atau lo mau jadi sok pahlawan buat gue atau jangan-jangan lo—

"Gue cuman gak mau liat orang mati depan gue," jawabnya cepat disertai dengan tatapan wajah cool yang masih ia pertahankan sedari tadi.

"Tinggal lewat aja kan barusan gak usah berhenti, apa susahnya?"

"Gue gak mau dengar berita ada satu siswi SMA gue yang bunuh diri," ucap dia dengan nada yang sangat-sangat datar dan seolah tak ada pedulinya, kecuali sama nama SMA-nya.

Saat mendengar dia berkata seperti itu gue baru sadar ternyata kemeja yang dia gunakan sekarang sama dengan kemeja yang sedang gue gunakan.

"Terus dengan lo sudah menyelamatkan gue barusan lo mau apa? Hah? Uang? Atau apa?"

"Gak! Gue cuman mau mengingatkan kalau nanti lo mau melakukan hal seperti ini lagi jangan pakai almamater sekolah!" ucap dia yang kemudian berjalan menuju ke tempat di mana motornya berada.

Dia berjalan dengan begitu tegaknya yang kemudian duduk dan menggunakan helm full face miliknya lalu pergi meninggalkan gue, tanpa ada kata pamit terlebih dahulu.

Vous aimerez aussi

PROMISE (a way to find a love)

"Aku tidak akan meninggalkan mu." Aku janji pada adikku, tapi aku tidak menepatinya. Ketika seorang William Alexander, pria sempurna yang memiliki sebuah rahasia besar dimasa lalu, seorang anak adopsi yang meninggalkan adiknya untuk menggantikan posisi seorang pewaris kerajaan bisnis yang memiliki kebutuhan khusus. William harus menepati janjinya untuk setia dan menuruti apapun permintaan dari ayah angkatnya Jackson Alexander, pengusaha kaya yang ambisius dan berhati dingin agar Jackson mempertemukannya dengan adiknya kembali. Suatu ketika Jackson memintanya kembali ke negara asalnya, untuk menjadi seorang gubernur agar memudahkannya melakukan pembangunan real estate, untuk itu ia harus menikahi seorang wanita, Rose gadis berumur dua puluh tiga tahun, seorang superstar yang di cintai seluruh masyarakat yang ternyata adalah kekasih dari adik kandungnya sendiri yaitu Rayhan Adamson yang telah tumbuh menjadi seorang produser musik yang terkenal tanpa William ketahui, ia hanya ingin segera bertemu dengan adiknya seperti apa yang dijanjikan oleh Jackson jika ia berhasil menjadi seorang gubernur dan mendapatkan ijin pembangunan maka Jackson akan mempertemukannya dengan Rayhan adiknya. Akankah William akan dapat kembali bertemu dengan Rayhan, menebus dosanya yang telah meninggalkan Rayhan saat ia masih berusia tujuh tahun dan mendapatkan cintanya yang perlahan tumbuh tanpa disadarinya kepada Rose? *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · Sports, voyage et activités
4.9
450 Chs

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
347 Chs

Sahabatku Kekasih Hatiku

Aira Salsabila gadis cantik dan menarik, anak kepala desa yang memiliki wawasan luas dan modern,bersahabat dengan Ihsan Airlangga,pemuda tampan yang pandai bermain musik,dan punya sederet keahlian, putra seorang dokter pemilik salah satu rumah sakit terkenal Cikarang. Persahabatan itu terjalin sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Ihsan memendam perasaannya cintanya sekian lama hanya untuk Aira seorang.Pemuda itu tidak mau memulai untuk mengutarakan isi hatinya,berbagai macam pertimbangan dan rasa sungkan pada sahabatnya. Kekhawatirannya terhadap gadis itu yang banyak disukai oleh banyak pemuda, membawa keberanian bagi dirinya untuk segera menyatakan cintanya pada sang "Tuan Putri kembang desa yang amat dicintainya. " I love you Aira" Alhasil cintanya tidak bertepuk sebelah tangan,gadis pujaannya itu menerima cinta Ihsan dengan tulus. " I love you too" Kemudian mereka menjalani hubungan jarak jauh antara Jakarta - Bandung "Long Distance Relationship" kata anak muda zaman now. Dapatkah mereka menahan rasa rindu yang menggelora,dan cinta yang membara? Apa reaksi dari Aira dan keluarganya, ketika tiba tiba Ihsan ingin menikahinya? Mampukah Aira dan Ihsan bertahan dalam hubungan jarak jauh tersebut?Apa saja yang akan mereka alami berdua???? Yuuuk ikuti terus kelanjutan cerita ini "Sahabatku,Kekasih Hatiku" pada bab bab berikutnya. Jangan lupa dukung terus novel ini dengan memberi power stone dan review yang baik, sebagai energi baru untuk author dalam menulis cerita ini. Selamat Membaca....... Kamila Qha

Kamila_Qha · Sports, voyage et activités
4.9
178 Chs
Table des matières
Volume 1