webnovel

"Ku Tunggu Kau di Surga"

Nirmala, gadis berusia 20 tahun, dia pengidap penyakit leukimia. Dan divonis dokter umurnya tidak akan lama lagi. Dia adalah anak pengusaha kaya. Nirmala tinggal bersama ibu tirinya. Suatu hari Nirmala dijebak Lea sedang minum-minuman keras di sebuah bar, dan berfoto-foto mesra dengan seorang pria dalam satu ranjang. Hingga dia diusir dari rumahnya sendiri oleh Sony(papanya). Nirmala tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena kejahatan Lea. Dengan bantuan Bi Ijah asisten rumah tangga Nirmala, Nirmala bisa tinggal bersama Bibinya di kampung. Suatu hari dia bekerja terlalu keras membantu sang Bibi di persawahan. Hingga dia lemas, mimisan dan akhirnya pingsan. Sang Bibi membawanya ke dokter, kata dokter itu hanya faktor kelelahan. Seminggu kemudian, itu sering terjadi. Hingga kejadian itu terjadi beberapa hari kemudian. Dari pemeriksaan dokter dirumah sakit, Nirmala pengidap penyakit Leukimia akut. Disebuah pasar Nirmala bertemu dengan Kevin. Dari sanalah awal mereka kenal. Yang tiap harinya mereka selalu bertengkar, namun lama-lama kebencian itu berubah jadi cinta. Karena biaya pengobatan Nirmala yang mahal, dia memutuskan untuk bekerja sebagai penyanyi disebuah King Club terbesar di Asia Tenggara. Dengan memakai topeng Nirmala menutupi identitasnya. Nirmala bertemu dengan pemilik Club, Jack Wilson. Dia juga Pemilik perusahaan besar di beberapa kota. Jack jatuh cinta pada wanita yang berinisial Issabella itu? bagaimana kelanjutan kisahnya?

Iin_Romita · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
400 Chs

Rencana Liburan

Bab 81

Nirmala mengambil semua yang diserahkan ke tangannya. Sementara Lea dengan santainya meninggalkan tanpa beban.

"Aku harus kuat, aku nggak boleh nangis aku gak boleh sedih, semangat Nirmala. Kamu pasti bisa!"

Nirmala mencoba menyemangati dirinya sendiri tapi apalah daya dia hanya gadis lemah yang tidak bisa menyembunyikan air matanya sendiri.

Dia segera menghapus air mata yang terlanjur membasahi pipinya.

"Ayolah Nirmala, kenapa makin deras air mata ini mengalir, aku kan tadi udah bilang aku nggak boleh nangis, kenapa ini malah banjir di pipi?" Nirmala terus menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa sekuat karang di lautan.

Makin lama makin deras saja aliran air mata yang jatuh kepipi.

Nirmala segera masuk ke kamar miliknya, dan mengunci rapat. Berlari menuju ranjang, menjatuhkannya dengan bebas ke kasur berbulu.

Menyembunyikan wajahnya di balik bantal, menghabiskan air mata yang masih tersimpan. Tidak bisa ia menahannya untuk saat ini.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com