Lima belas menit setelah Belia meninggalkan ruangan itu, Nenek Nam terbangun oleh perutnya yang nyeri dan suara dengkuran kakek Seo. Karena suasana masih gelap, rasa kantuk yang kembali membuat nenek Nam terlelap lagi, selimut dari kain penutup peti mati ditariknya sampai menutupi semua badan.
Tiga puluh menit kemudian, cahaya matahari menembus celah-celah jendela dan ventilasi, ruangan menjadi agak terang. Kakek Seo yang tidur di pojokan masih mendengkur dan belum ada tanda-tanda akan bangun. Sedangkan nenek Nam yang terlelap di samping nenek Kadam masih tertidur pula. Hanya satu yang sudah bangun di antara mereka.
Nenek Kadam yang sakit-sakitan sedang menggigil. Sendi tubuhnya terasa remuk, otot-ototnya meradang. Sesaat kemudian mengigil berubah menjadi kejang-kejang hingga memakan waktu tiga menit. Selepas itu, tubuhnya mendadak kaku, napas di perutnya mengecil.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com