Saat ini disebuah hutan yang dipenuhi oleh monster, terdapat dua orang sedang melawan beberapa monster diarea ini. Suara pertarungan bisa terdengar dari area itu, serta beberapa suara monster yang berhasil mereka kalahkan.
"Switch Silica" kata pria yang merupakan satu dari kedua orang itu yang saat ini sedang melawan monster diarea itu.
"Hyaaa" teriak wanita yang berada dibelakangnya yang saat ini langsung maju untuk menebas monster yang mereka hadapi menggunakan kedua dagernya.
Sialnya monster tersebut berhasil mendapatkan kembali keseimbangannya dan mulai menebas wanita tersebut. Wanita itu yang terkena serangan monster itu langsung termundur beberapa langkah dan melihat bar HPnya yang mulai menurun.
Namun tibalah sahabatnya datang dan mengeluarkan skill penyembuhannya dan langsung memulihkan HP wanita tersebut.
"Terima kasih Pina" kata wanita tersebut.
Pria itu yang melihat wanita yang bersamanya dipukul mundur, akhirnya mulai menyerang kembali monster tersebut dan mulai mengalahkannya saat monster itu terbagi konsentrasinya yang saat ini fokus pada keadaan wanita tersebut.
"Apakah kau tidak apa – apa Silica?" kata pria tersebut.
"Aku tidak apa – apa Zen-san, bukankah ini sama seperti dahulu saat kita mulai berpetualang bersama?" kata Silica yang sudah memasukan kembali senjatanya kedalam sarungnya.
"Kau benar" kara pria itu dengan senyumnya yang menawan menghiasi wajahnya yang tampan.
Mereka berdua merupakan Zen dan Silica, yang saat ini berpetualang disebuah bangunan mengapung dengan 100 lantai yang dulunya menjadi bencana bagi mereka yaitu Aincard.
Bangunan ini merupakan fitur update terbaru dari game yang saat ini sangat populer yaitu Alfheim Online yang sudah berpindah developer karena bencana yang mereka sebabkan sebelumnya.
Sudah sebulan fitur ini diluncurkan dan sudah sebulan juga Zen dan teman kelompoknya yang dulu menemaninya beserta Suguha memainkan game ini bersama. Lalu saat mereka bisa melihat putri mereka kembali yaitu Yui, mereka sangat bersemangat untuk bermain kembali dan menghabiskan waktu bersama.
Saat ini Zen memutuskan untuk berpetualang bersama Silica dan berencana mengungkapkan perasaannya kepada wanita tersebut, yang saat ini mereka berdua memutuskan untuk berpetualang bersama.
"Akhirnya aku naik level Zen, dan kita bisa pergi kesana" kata Silica dengan senyum manisnya.
"Betul, kalau begitu mari kita langsung kesana" kata Zen.
Akhirnya mereka berdua mulai menuju tempat yang Zen rencanakan sebelumnya, yaitu tempat yang menjadi kenangan mereka berdua saat memulai petualangan bersama.
Mereka akhirnya tiba disebuah portal yang mengantarkan mereka disebuah tempat yang dipenuhi bunga berwarna warni mengelilinginya. Tempat ini begitu populer dahulu saat mereka terjebak didalam game sebelumnya, dan tentu saja saat ini karena banyaknya player yang juga berada disini.
"Hahhh.... sudah lama aku tidak kemari" kata Zen sambil mengenang tempat ini.
"Benar Zen-san, tempat dimana aku dan kamu semakin dekat" kata Silica.
"Ya, dan seperti biasa tempat ini masih begitu ramai" kata Zen.
"Lalu apa yang kita lakukan disini Zen-san?" tanya Silica.
"Kita akan berkencan" kata Zen sambil meraih tangan Silica dan mulai mengajaknya untuk menikmati kencan mereka disini.
"T-Tunggu Zen-san" kata Silica yang akhirnya hanya menurut dan mengikuti tuntunan Zen.
Silica sendiri sebenarnya hanya diajak Zen untuk berpetualang berdua dengan alasan mengenang masa lalu dan diiyakan oleh Silica, namun saat ini dia amat sangat terkejut dikarenakan Zen saat ini mengajaknya berkencan.
Mereka berdua mulai mengelilingi tempat ini bersama dengan senyum menghiasi pada wajah mereka berdua. Silica sangat merasa senang karena saat ini dia dapat berduaan dengan Zen sendirian, apalagi saat ini Zen mengajaknya berkencan.
"Apakah kau sudah lelah Silica?" tanya Zen saat mereka berdua sudah berkeliling di area bunga tersebut sambil bercerita hingga waktu yang lumayan lama.
"Mm-Mm" Silica menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita ketempat spesial selanjutnya" kata Zen.
"Kemana?" tanya Silica yang saat ini mulai kembali bersemangat.
"Rahasia, ayo kita kesana" jawab Zen sambil mengajak Silica menuju tempat yang dituju dengan masih menggandeng tangannya.
Mereka akhirnya tiba disebuah dataran yang lumayan tinggi, dimana disini mereka berdua bisa melihat pemandangan indah tempat ini seluruhnya yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarna warni dan membuat tempat ini sangat indah.
"Bagaimana?" tanya Zen.
"Sangat indah Zen-san" jawab Silica yang masih sangat senang memandangi pemandangan didepannya.
Melihat ini Zen hanya tersenyum melihat tingkah Silica dan membiarkan dia menikmati pemandangan ini sejenak sebelum Zen mengungkapkan perasaannya kepadanya.
"Bagaimana kau mengetahui tempat ini Zen-san? Setahuku aku tidak mengetahui tempat ini sebelumnya" tanya Silica yang saat ini menghadap Zen.
Melihat ini Zen hanya tersenyum kepadanya dan menganggap ini adalah waktu yang tepat dia mengungkapkan perasaanya kepada Silica.
"Silica, apakah kau mengetahui mengapa aku membawamu ketempat ini?" tanya Zen kepada Silica saat ini yang sedang berhadapan dengannya dan Zen mulai meraih kedua tangannya.
"A-Aku tidak tahu Zen-san" kata Silica yang langsung gugup dengan perubahan sikat Zen ini.
"Seperti yang kamu bilang sebelumnya, tempat ini dimana kita manjadi semakin dekat, dan tempat ini juga akan menjadi saksi aku akan mengungkapkan perasaanku kepadamu saat ini" kata Zen dengan senyumannya.
Mendengar ini jangtung Silica langsung berdegup kencang. Inilah apa yang diharapkannya sedari dulu, dimana Zen akan mengungkapkan perasaannya.
"Jadi Silica, maukah kamu menjadi salah satu wanitaku?" tanya Zen.
Silica tidak menjawab, namun dari matanya terlihat butiran bening mulai jatuh dari matanya dan dia langsung mengangguk riang dengan senyum diwajahnya yang memperlihatkan dirinya sangat imut. Tanpa pikir panjang Silica melepaskan kedua tangan Zen dan langsung memeluknya.
"Terima kasih Zen-san, aku tidak akan melupakan momen ini" kata Silica yang masih memeluk Zen.
"Apakah kamu memanggil kekasihmu masih dengan tambahan san, Silica?" kata Zen.
Silica yang mendengar ini langsung melepaskan pelukannya dan mulai melihat kearah Zen.
"B-Baiklah kalau begitu, aku akan memanggilmu Z-Zen mulai sekarang" kata Silica.
Lalu Zen mulai tersenyum dan langsung meraih dagu silica dan mulai mendekatkan wajahnya kearah Silica dan mereka akhirnya memulai ciuman hangat mereka dengan keduanya menikmati momen yang indah ini bersama ditampat yang indah ini.
.
.
Saat ini Zen dan Silica sudah sampai dikediaman mereka digame ini, yaitu kediaman mereka dahulu. Saat ini wajah Silica terus menampakan senyum manisnya yang seakan tidak mau hilang dari wajahnya yang imut itu.
Saat ini semua wanita dari kelompok Zen beserta Suguha sudah berkumpul diruangan keluarga dirumah ini dan bingung dengan perilaku Silica sedari tadi saat sampai bersama Zen kekediaman ini.
"Ada apa denganmu Silica?" tanya Lisbeth kepada temannya itu.
Silica yang mendengar ini hanya tersenyum dan mulai berdiri dari bangkunya dan mulai mengumumkan apa yang dialaminya tadi.
"Zen mengungkapkan perasaannya kepadaku!"