Pak Luhut memberi Tito sebuah penjelasan sederhana, "Setelah infus ini habis, tunggu setengah jam untuk melihat apakah ada gejala lainnya. Jika tidak ada masalah, kamu bisa pulang."
"Terima kasih, paman," Winona juga ikut mengangguk sambil tersenyum.
"Bagaimana dengan obat? Apakah kamu ingin aku memberimu obat untuk di rumah?" Pak Luhut memandang Tito dengan tatapan bercanda.
Ini mengingatkan Tito pada beberapa kenangan buruk sebelumnya. Pak Luhut pernah memberinya obat sebelumnya. Pada saat itu, dia juga meminta dokter pengobatan tradisional lainnya untuk meresepkan obat agar tubuhnya tetap fit. Sayangnya, rasanya sangat pahit. Tito secara alami tidak ingin meminumnya. Saat Pak Luhut menawarkan obat semacam itu lagi sekarang, dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Tidak mau? Lalu obat apa yang harus kuberikan padamu untuk di rumah?" tanya Pak Luhut.
Tito tidak berbicara, sikapnya jelas. Dia tidak ingin minum obat apa pun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com