"Intinya begini, aku akan melawan kalian semua dengan satu syarat".
"Katakan, jika syaratnya masuk akal, aku akan mempertimbangkan"
"Syaratnya sederhana, uang atau apapun yang bisa ditukar dengan uang" Fidal menjawab dengan senyum ramah diwajahnya
"Kenapa uang ? Buat apa kami harus membayar hanya untuk memukuli orang" Npc2 menjawab dengan pertanyaan yang tidak bisa dia pahami.
"Tentu saja itu uang, segala sesuatu ada harga yang harus dibayar, itu harga yang harus kalian bayar untuk melampiaskan amarah dan ego kalian" jawab Fidal sambil berjalan kearahnya dan menatap langsung kematanya "seperti halnya kalian berfikir aku harus nembayar kesombongan arogansiku dengan pemukulan".
"Cukup, Junon, biar aku yang urus" kata Saddo kepada Junon, si Npc2, "katakan, apa maumu?".
"Nah, seperti itu, aku terlalu lelah bicara dengan orang bodoh", jawab Fidal menanggapi kata-kata Saddo, "begini, tiap dari kalian yang ingin sparing melawanku harus membayar 70 tembaga, pembayaran harus dibayar sebelum pertandingan, dengan ketentuan membayar setara dengan total orang yang akan sparing melawanku, katakanlah ada sepuluh orang maka kalian harus membayar langsung 700 tembaga dan sparing tidak akan berjalan sebelum uang yang ditentukan diberikan, bagaimana?".
"Hmmm,.. itu terlalu banyak, uang segitu cukup untuk menghidupi satu keluarga untuk sepuluh hari"
"Ohh begitukah? Aku tidak tau kalau kalian tidak hanya lemah tapi juga miskin" kata Fidal sambil mengusap dagunya seolah bingung memikirkan sesuatu, "50 tembaga, itu angka terakhir yang aku tawarkan, sanggupi jika kalian ingin mendapatkan apa yang kamu mau, kalau tidak bisa, minggir buka jalan, kalian menyia-nyiakan waktuku."
"Bagaimana menurutmu?" Tanya Saddo menatap Junon dan lainnya.
"Aku setuju" jawab Junon yang disambut dengan jawaban sama oleh yang lain.
"Baiklah karena kalian setuju, aku beri kalian sepuluh menit, kumpulkan uang yang setara dengan berapa banyak dari kalian yang akan sparing melawanku"
"Oke tunggu disini, jangan pergi kemana-mana", balas Saddo dan berjalan pergi bersama orang-orangnya, meninggalkan Fidal yang sendirian di lapangan.
Fidal tersenyum lebar lalu berbaring di tanah dengan tangannya sebagai bantal dan melihat langit biru yang cerah.
______________________________________
Junon dan prajurit pelatihan lainnya berjalan mengikuti Saddo kedalam barak tempat para prajurit bertempat tinggal, "jadi instruktur Saddo, siapa yang akan kamu pilih?" Tanya Junon kepada Saddo yang sedang duduk dikursinya.
"Hmmm.." Saddo menatap satu persatu pada prajurit pelatihannya dan mengerutkan kening, "Silahkan angkat tangan bagi siapa saja dari kalian yang mau bertanding"
Suara ayunan tangan terdengar serentak dari semua prajurit pelatihan yang ada didalam barak, membuat Saddo tersenyum bangga dengan reaksi yang dia dapat.
"Aku senang melihat semangat kalian, semangat untuk menjaga martabat kalian yang dihina dan diinjak-injak, itu semangat yang harus kalian jaga, seperti yang dikatakan oleh orang tadi, kode etik seorang ksatria adalah menjaga kehormatannya, dan kalian bisa menjaga kehormatan tersebut, yah walaupun aku belum mempelajari apa yang dimaksud kode etik itu, tapi menurutku itu masuk akal"
"Tapi tiga puluh orang terlalu banyak, itu hanya membuang-buang waktu dan uang, aku punya rencana yang lebih bagus, aku akan memilih lima orang terkuat dari kalian semua untuk bertanding secara bergiliran" Saddo sambil melihat ke Junon dan empat orang lain, "kalian berlima, persiapkan peralatan kalian, lalu tunggu aku di lapangan, aku akan menyiapkan biaya yang harus dibayar" ucap Saddo berdiri dari kursinya lalu pergi keluar dari barak.
"Ya Instruktur!" Jawab serentak prajurit pelatihan.
Prajurit pelatihan juga keluar dari barak, dengan lima orang pergi mempersiapkan senjata, dan sisanya kembali ke lapangan tempat Fidal menunggu sendirian.
______________________________________
Sepuluh menit kemudian, Junon dan empat orang lainnya datang dengan perlengkapan, berjalan dengan wajah yang serius seolah sparing yang akan datang penentuan kelangsungan hidup mereka.
"Kalian berempat, bertarunglah dengan serius, kita tidak bisa membiarkan orang tak dikenal bertindak seenaknya" kata Junon yang telah dilengkapi dengan perisai bundar ditangan kanannya dan pedang di tangan kirinya.
"Hah? Kenapa kamu berucap seolah-olah kami bawahanmu?" Jawab seorang pria bertubuh ramping, yang anehnya tidak menggunakan perlengkapan apapun, dan yang berbeda dari dia dari sepuluh menit sebelumnya hanyalah pakaian yang dia gunakan.
"Aku setuju dengan Junon, walaupun dia bodoh, apa yang dia ucapkan tidak ada yang salah" saut satu-satunya wanita dari lima orang itu dengan pedang tipis (rapier) tergantung dipinggangnya.
"Cukup, jangan mempermalukan diri kita sendiri didepan orang itu".
Dengan perkataan orang tersebut mereka melirik kearah Fidal yang sedang berbaring terlentang dengan tangannya menunjuk-nunjuk udara kosong yang tidak mereka mengerti.
"Aahh, kalian sudah disini" Fidal duduk dari posisi tidurnya, mengerutkan keningnya kearah lima orang yang bersenjatakan lengkap dengan pedang besi asli seolah bukan akan melakukan sparing seperti sebelumnya yang menggunakan pedang kayu saja.
"Kamu sedang apa, melambaikan jarimu seperti itu?"
"Ahhh ya" Fidal terbangun dari lamunannya dan melirik orang yang bertanya dan menjawab"Percuma aku memberi tahumu, kamu tidak akan paham".
Ya betul mereka tidak akan paham, karena apa yang Fidal lakukan tadi hanyalah membuka status windownya, menambah poin statsnya untuk bersiap melakukan sparing dan mengecek kejutan yang dia terima sepuluh menit yang lalu.
______________________________________
Sepuluh menit yang lalu, dilapangan pelatihan.
Fidal mengabaikan orang-orang yang pergi entah tahu kemana, berbaring di tanah tidak peduli mengotori bajunya.
'open status'
[Dalfi WinRun. Lvl 5 (100/600)
Class; Warrior Trainee
HP; 300/300|MP; 300/300|SP30/30
Strength;11|Agility;9| Intelegent;5/100| MP Defense; 5/100 HP|Endurance; 5/50SP|Wisdom;3/30 Magical damage
Poin bebas; 5
Talent; Master of Leveling Up
Equipment; Pedang pemula]
[Inbox¹] [Quest] [Inventory] [Skill⁵]
Layar status level lima dan stats atribut sesuai yang dia tentukan diawal untuk ditempatkan tiap sepuluh poin bebas, muncul didepannya, dengan tambahan lima skill yang dia miliki.
Fidal menekan ikon inbox, mengecek ulang kejutan yang dia tidak duga.
[Inbox]
Hanya ada satu pesan, karna pesan itu juga Fidal melecehkan prajurit pelatihan dan memancing mereka untuk membencinya.
[Kamu mengalahkan prajurit pelatihan Npc dengan sekali serang dan menunjukkan kekuatanmu dengan mutlak didepan Npc yang lain, memicu quest tersembunyi, Super Trainee]
[Quest; super trainee
Deskripsi; kamu mengalahkan prajurit tingkat trainee yang terlatih dengan sekali serangan, mengejutkan prajurit pelatihan yang lain, jadi lanjutkan kemenangan mu dan kalahkan prajurit pelatihan lebih banyak
Tujuan; lanjutkan kemenangan
Reward; 30exp per kemenangan, Title Super Trainee (min 5)]
Reward menggiurkan 30exp per musuh yang dia kalahkan, dilihat dari total prajurit pelatihan yang ada, mencapai level 10 dalam sekejap adalah mungkin, itulah mengapa Fidal melecehkan mereka dan menjadikan dirinya sasaran amarah orang banyak.
Fidal yakin dia akan menyelesaikan quest ini dengan kerugian yang bisa diabaikan, mengingat orang yang dia lawan tadi dengan keterampilan yang tidak seberapa dan pengamatannya pada prajurit pelatihan yang berlatih tadi, Fidal yakin dia bisa memanen banyak exp dari quest ini.
[+5 Agil]
Sebuah pertanyaan, jika kamu melawan orang yang sedikit lebih kuat dari mu dengan kemampuan yang biasa-biasa saja, apa yang kamu harus persiapkan agar bisa mengalahkannya? Jawabannya sederhana, menjadi lebih cepat, menghindar dengan cepat, meng-counter dengan cepat, menyerang dengan cepat, lakukan semua teknik yang kamu kuasai dengan lebih terampil dengan cepat.
Banyak contoh kecepatan mengalahkan kekuatan, bahkan ditingkat keterampilan yang setara, seperti Muhammad Ali yang berkompetisi ditingkat tertinggi di dunia boxing, atlet yang bahkan dijuluki The Greatest Athlete Of All Time, orang yang dianggap terhebat bahkan dengan semua cabang olahraga, memiliki atribut yang sangat tinggi pada kecepatannya.
Apakah Muhammad Ali memiliki pukulan yang sangat kuat? Tidak juga, daya tahan yang hebat? Apalagi itu, tapi yang pasti dia memiliki kecepatan yang mengerikan, setiap pukulan yang dilemparkannya sangatlah cepat, dengan rekor tercepatnya 12 pukulan kurang dari tiga detik, counter attacknya sangat ditakuti, sangking menakutkannya counter attack tinju yang dia layangkan bahkan membuat musuhnya takut untuk memukul bagian selain wajah Ali, karna kalau dia menyerang selain wajahnya, itu sama saja dia menurunkan tangannya dari level yang sejajar dengan wajahnya sendiri yang walaupun hanya sekejap, itu cukup untuk Ali memukuli musuhnya bertubi-tubi.
Itulah kenapa Fidal menambahkan semua poin yang dia dapat barusan pada Agility, untuk meningkatkan segala aspek kecepatannya, mulai dari reaksi yaitu menghindari serangan hingga aksi yaitu melakukan serangan balik ataupun melakukan inisiatif menyerang aktif.
Sepuluh menit berlalu begitu saja dengan Fidal menambahkan Agilitynya dan melihat pemandangan langit yang cerah di siang hari, yang kurang bisa dinikmati di dunia nyata.
"Kamu sedang apa, melambaikan jarimu seperti itu?"
"Ahhh ya" Fidal terbangun dari lamunannya dan melirik orang yang bertanya dan menjawab"Percuma aku memberi tahumu, kamu tidak akan paham".
"Jadi bagaimana? Apakah kalian sudah menentukannya?" Tanya Fidal mengerutkan kening, karna sepertinya itu diluar harapannya, dia melihat sekeliling dan yang dia perhatikan hanya lima orang dengan setelan lengkap, seolah hanya mereka berlima yang akan melawannya.
"Sudah, kita hanya harus menunggu instruktur Saddo datang membawa uang yang kamu mau"
Fidal berdiri dari posisi nyamannya, mengeluarkan pedang dan memakai armor yang baru dia dapatkan, membiasakan diri pada atribut terbarunya, melakukan pemanasan dengan ayunan santai pedangnya, pedang pemula sepanjang satu meter dan lebar lima senti, menjadikannya sebagai kategori pedang satu tangan yang ringan dengan pola teknik yang mengedepankan kecepatan pengguna, equipment tanpa attibut dan hanya sekedar perpanjangan tangan dari player tingkat traine (lvl0-10).
Fidal memperhatikan armor baru yang sekarang terpasang cocok ditubuhnya, Armor perak mengkilap dengan ukiran tulip di bagian dada sebelah kiri.
[Shiny steel armor; pelindung badan bagian atas
Grade; Uncommon (kuning)
Atribut; +5def +3end
Equipment khusus yang menjadi tanda identitas Novice Soldier pengikut Baroness of Tulip Blossom
Unique; +5 charm di wilayah Baroness of Tulip Blossom]
Armor yang tidak terlalu menakjubkan secara atribut, standar equipment grade kuning, yang sebenarnya paling penting dari armor ini adalah gambar tulip yang terukir indah di bagian dada sebelah kiri, atribut uniknya akan memudahkan Fidal mengambil quest lebih banyak lagi, lagipula wilayah Baroness sangatlah luas yang menjangkau beberapa, baik desa pemula player atau hanya sekedar desa pemukiman milik warga pribumi.
Fidal tidak menyangka Saddo akan memiliki equipment yang cukup berguna dengan identitasnya yang tidak seberapa.
Benua Horizon sejauh yang Fidal tau, ada tempat-tempat dimana hirarki sangat dikedepankan, bahkan seorang rakyat biasa tidak berhak memiliki nama belakang, memiliki pembatasan apa yang bisa dipelajari dan diajarkan dan berbagai aturan-aturan yang membatasi perkembangan rakyatnya, dan tempat Fidal berada sekarang adalah tempat yang seperti itu, itu juga kenapa Fidal sangat berani menantang orang banyak sekaligus, karna orang-orang itu bahkan mungkin belum mempelajari secara utuh tentang bagaimana menggunakan senjata yang dia pegang.
"Sudah siap?"
Fidal menghentikan pemanasannya dan menoleh kearah Saddo yang memanggilnya.
"Yahh, tentu saja, aku siap daritadi, malah sepertinya kalian yang tidak siap, kenapa lama sekali? Dan juga apakah kalian semiskin itu hingga hanya memiliki lima setel perlengkapan sparing dan harus bergiliran memakainya?" Fidal menjawab Saddo dan mengejeknya tanpa dia tahu alasan kenapa hanya lima orang yang memakai setelan sparing.
"Cukup lama mengumpulkan apa yang kamu mau, ini ambil" balas Saddo sambil melemparkan pedang hitam yang disarungkan dengan rapih kearah Fidal, "pedang itu untukmu, itu setara 3000 tembaga".
Wauuuu
Seruan terkejut datang dari Trainee Soldier dan Fidal,bedanya trainee soldier terkejut karena 3000 tembaga uang yang sangat banyak, itu setara 30 perak (konversi uang 1emas=100perak=10.000tembaga), cukup untuk memberi makan satu barak desa selama seminggu.
Fidal terkejut karena uang segitu sama dengan dia harus melawan 60 orang, itu terlalu buang-buang waktu, katakanlah dia bertarung tiga menit tiap pertarungannya itu artinya dia harus bertarung selama tiga jam berturut-turut.
"Hughh, kenapa ini sangat banyak, ini setara aku harus bertarung melawan 60 orang" ucap Fidal menahan mual membayangkan menghabiskan waktu tiga jam yang monoton, "lagian juga kalian hanya 30 orang, kan tidak mungkin kalian bertarung dua kali masing".
"Hahahahaha, kamu tidak perlu khawatir tentang itu, terima saja bayaran yang aku beri" saut Saddo menertawakan Fidal yang pusing dengan pikirannya sendiri, "lagipula, kamu salah paham, kamu tidak perlu melawan 30 orang selama tiga jam tanpa henti"
"Haahh??? Apa maksudmu?"
"Kamu hanya perlu melawan lima orang pilihanku, itu setara 250tembaga, dan untuk uang lebihnya, anggap saja itu harga yang aku bayarkan untuk bertarung melawanmu"
"Ap...appaaa?" Fidal tergagap gagal memahami apa yang Saddo maksud.
"Simpelnya, kamu melawan lima orang, dan juga melawan ku"