Semua penjaga menunggangi kudanya masing-masing. Dan di dalam kereta hanya ada dua orang saja. Mereka berdua adalah Gu Yuwen dan Mun zue.
" Ah.. Maaf karena aku telat memperkenalkan diriku. Aku Mun zue dari keluarga Mun. Itu adalah salah satu keluarga terkenal di benua ini dan aku adalah putri dari kepala keluarganya. Kalau boleh tau, siapa anda ini...?"
" Maaf karena aku juga telat memperkenalkan diri. Aku Gu Yuwen hanya seseorang yang mulai berkelana beberapa hari ini. Dan aku bukan berasal dari benua ini."
" Bukan dari benua ini... Apa tuan Gu Yuwen berasal dari benua besar? Atau mungkin dari benua utama?!"
" Hmm. Begitu lah. Tapi aku tidak terlalu tau tentang benua utama. Karena aku jarang keluar. Jadi maaf saja kalau aku tak bisa menjawab apa yang ingin kau tanyakan."
Kebohongan yang ditutupinya sangat jelas. Tapi meladeni gadis polos seperti Mun zue akan mudah membohonginya. Untuk saat ini, Gu Yuwen akan menggunakan beberapa kebohongan.
" Begitulah ya.. padahal aku ingin menanyakan tentang beberapa hal... Tapi tidak apa. Dan.... Aku benar-benar minta maaf tentang sikap dari penjaga ku itu..."
Mun zue merasa bersalah dengan hal yang terjadi tadi. Dia dengan sedih menundukkan kepalanya.
"... Tak usah dipikirkan. Lagipula, sepertinya kalian ini teman kan...? Kalian terlihat akrab haha.."
" Kami memang teman. Meskipun status ku dengannya sangat berbeda, tapi kami memang sudah berteman sejak kecil. Bisa dibilang, dia teman masa kecilku. Aku sungguh minta maaf dengan sikapnya itu. Biasanya dia tak seperti itu..."
Gu Yuwen merenungkan tentang sikap yang diambil oleh Mun zue saat ini. Gu Yuwen sekarang bisa menginformasi kalau Mun zue benar-benar gadis polos.
' dia terus meminta maaf, padahal itu bukanlah salahnya... Gadis polos sepertinya, memang selalu menyalahkan semuanya kepada dirinya sendiri. Tapi yah... Ini akan lebih mudah untuk ku..'
Gu Yuwen tersenyum. Lalu, dia mengelus sedikit kepala Mun zue yang tertunduk.
Mun zue sedikit terkejut dengan itu. Tapi dia tak menolaknya. Dia hanya sedikit malu saja karena saat ini dia diperlakukan seperti anak kecil.
" Sudah kubilang, aku tak apa. Kau tak perlu minta maaf lagi. Lebih baik, apa kau mau memberitahu ku tentang pertemanan kalian..? Aku sedikit tertarik..."
" Ehh..? Ba-baiklah.."
Kebohongan. Permintaan Gu Yuwen hanyalah kebohongan belaka. Dia tak peduli dengan masa lalu seseorang ataupun kisah hidup seseorang. Dia tak peduli dengan semua itu. Gu Yuwen hanya sedang mempermainkan sebuah 'perannya' saja.
' persetanan dengan masa lalunya. Tapi.. ini diperlukan untuk terlihat seperti pria baik. Setiap wanita akan luluh kepada pria pendengar yang baik...'
Memanipulasi wanita adalah hal mudah bagi Gu Yuwen. Di kehidupan sebelumnya, dia selalu dengan mudah bisa membuat wanita menuruti apa yang di maunya. Baginya, wanita hanyalah mahluk polos yang mudah dikendalikan.
' para wanita tidak berpikir dengan otak ketika melakukan sesuatu. Tetapi mereka menggunakan perasaannya. Memanipulasi perasaan lebih mudah ketimbang dengan otak. Apalagi, dia ini gadis yang benar-benar polos...'
Mun zue mulai menceritakan kisah hidup serta pertemanannya. Dia dengan senang menceritakannya kepada gu Yuwen. Dengan wajah penuh keceriaan dia bercerita dengan riang.
Tentunya, Gu Yuwen menanggapinya sesuai dengan apa yang diceritakannya. Ketika itu sebuah cerita yang lucu, dia akan tertawa dan ketika itu cerita sedih, Gu Yuwen akan sedikit menghiburnya dan memberikan semangat.
Saat ini, sikap yang diperlihatkan oleh gu Yuwen adalah bagian dari rencananya. Gu Yuwen sudah memikirkan rencana seperti apa yang ingin di lakukannya. Dan saat ini, rencananya sudah mulai berjalan.
Diluar kereta, para penjaga terus berlajan dengan kudanya. Mereka mengelilingi kereta kudanya di setiap sisi. Para penjaga tidak tau apa yang sedang Gu Yuwen dan Mun zue obrolkan. Mereka hanya mendengar beberapa tawaan. Mereka tak berani untuk mengintip apa yang terjadi.
Tentunya mereka tak curiga sedikitpun kepada gu Yuwen. Ketika mereka pertama kali melihat Gu Yuwen, mereka menerima kesan yang baik dari Gu Yuwen. Dilihat dari manapun, mereka hanya melihat Gu Yuwen sebagai orang baik yang kuat. Sifat, sikap, penampilan serta kekuatan, Gu Yuwen memiliki semua itu dan semuanya benar-benar luar biasa. Dengan adanya Gu Yuwen, mereka merasa lebih aman.
Tapi, ada satu orang yang tidak menyukai kehadiran Gu Yuwen. Ya, dia adalah mo Heng.
Mo Heng dengan kudanya, dia berjalan di sisi keretanya. Pandangannya melihat kedalam kereta itu. Karena keretanya memiliki beberapa bagian terbuka, mo Heng bisa melihat apa yang terjadi di sana. Tapi dia tak bisa mendengar suara dari dalamnya.
Mo Heng hanya melihat mereka mengobrol dengan penuh kegembiraan dan tawaan. Entah kenapa, pemandangan yang dilihatnya membuat hatinya tersayat. Dia sedikit menggigit bibirnya dengan tatapan tajam menuju Gu Yuwen.