Hiii...
Happy Reading!
****
Sadar akab kehadirannya di abaikan oleh sang kakak, Eva pun menangis kencang. Hal itu mempu menghentikan langkah Misha yang baru ingin masuk ke dalam lift.
"Ngapain nangis di sana? Ayo cepat ke sini!" titah Misha membuat Eva menunjukkan senyumnya.
Ternyata kakaknya itu tidak ingin meninggalkan Eva sendirian, melainkan berjalan terlalu cepat. "Lu gak marah?" tanya Eva membuat Misha mendelik tak suka.
"Lu pikir asa orang yang gak marah pas di jahilin kek gitu? Kalo kepala duluan yang jatuh gimana? Kalau tadi Akutara terluka parah misalnya? Bahkan gimana kalau gue mat--"
Eva langsung menyumpal mulut Misha menggunakan tangan kanannya, kepalanya menggeleng dengan mata berkaca-kaca. "Jangan ... ." rengek Eva.
Misha mendesah lelah, tangannya bergerak untuk menjauhkan tangan saudara kembarnya menjauh dari wajahnya. "Jangan setengah, setengah." Tegas Misha menatap adiknya tajam.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com