Ibu pun mengikutiku dan duduk pada sofa yang ada di ruang keluarga, sementara Winnter segera mengajak Mirai keluar "Tha, aku akan keluar sebentar," bisiknya padaku, "aku tidak suka nenek sihir itu," ucapnya menyindir.
"Kembali sebelum malam, ada yang mau aku diskusikan," dia mengangguk, lalu segera keluar tanpa bicara sepatah katapun pada ibuku.
"Seingatku, kau memiliki satu teman lagi selain anak laki-laki penjaga rumah ini?," ujar ibuku sambil berusaha mengingat.
'Apakah yang ibu maksudkan adalah Emma atau Zie?' batinku.
"Namanya Zie, dimana dia?," ujar ibu setelah beberapa saat, "kau selalu menceritakannya sampai seperti tidak ada topik yang lain" kali ini, ada nada kesal yang terdengar dari ucapannya.
Bingung sekaligus senang, melihat ada orang lain yang masih dapat mengingat Zie. "Kenapa ibu mencarinya?," tanyaku penasaran.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com