webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
401 Chs

Senyum Polosnya

Bersamaan dengan kepergian Ane, beberapa bawahan Azalea segera membantu menurunkan barang-barang. Mereka membawanya ke sebuah ruangan yang ada di samping camp alpha, bangunan sederhana yang terbuat dari susunan batu tanpa disemen. Aku membantu mereka, karena jujur saja aku merasa penasaran.

Ruangan itu sangat sederhana, hanya terdiri dari satu ruang tanpa sekat. Mungkin berukuran sepuluh kali sepuluh, dengan atap terbuat dari genting tanah liat berwarna merah. Tidak ada pemanas disini, tapi terasa hangat.

Bagian bawah ruangan dilapisi daun-daun kering dan jerami. Semua bahan makanan di letakkan disini. Di ujung ruangan terdapat tempat menyerupai igloo, dengan cerobong besi yang menembus atap bangunan. Sayuran dan buah dimasukkan pada bagian itu melalui pintu masuk kecil, sementara kentang, gandum dan umbi-umbian seperti; taro dan singkong, di letakkan di atas tumpukan jerami lalu kembali di timbun dengan jerami dan dan-daun kering.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com