webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
401 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Kesepakatan

"Namaku Louis, aku adalah seorang arkeolog," sedetik, setelah laki-laki itu memperkenalkan dirinya, tanpa sadar aku menghembuskan nafas lega, 'Syukurlah! Aku kira sedang berhadapan dengan bos mafia'.

Louis menjelaskan bahwa dia adalah seorang arkeolog sekaligus dosen. Dia tertarik dengan koin emas milikku karena ukirannya yang unik dan detail. Maka, tidak aneh ketika dia mengatakan bahwa koin dengan ukiran yang sama, pernah ditemukan dan sudah berusia dua ratus tahun, itu karena profesinya yang pasti membuatnya mengetahui hal tersebut.

"Apa kalian punya mesin waktu, hingga bisa mendapatkan koin seperti ini?" tanyanya, sambil memperhatikan koin yang kami berikan satu persatu, "Jangan khawatir, tempat ini milik temanku, bicara saja. Aku sudah mengatakan padanya, kalau akan ada tamu penting hari ini," dia tersenyum sangat ramah pada kami.