webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasy
Not enough ratings
401 Chs

Kenangan

"Iya, tuan putri," ucapnya sambil tersenyum jenaka, kemudian membukakan pintu mobil, "Silakan masuk," aku terkekeh ketika dia membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu memberikan isyarat padaku untuk masuk ke dalam menggunakan tangan kanan, sementara tangannya yang kiri dia lipat ke belakang tubuh.

"Terimakasih, tuan," ujarku sambil tersenyum lebar. Aku senang karena tidak harus pulang dengan naik bis, karena itu artinya aku bisa menghemat pengeluaran bulanan. Lagipula, Erick akan sangat keterlaluan jika tidak mau mengantarkan ku, sementara hari sudah semakin petang

"Kita berhenti sebentar, ya. Ada toko manisan yang baru buka di dekat sini," ucapnya setelah menyalakan mesin, kemudian mobil melaju dengan kecepatan sedang. Aku tahu dia suka sekali makanan manis, maka dari itu aku hanya mengangguk, "Setelah semua masalahku selesai, aku ingin menghadiahi diriku sendiri," aku hanya menatapnya datar, ketika Erick tersenyum menyebalkan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com