Mendengar nasihat dari mamanya widya membuat ryan sangat malu dan membenarkan hal tersebut. Karena memang sebagaimana pun dirinya memaksakan widya bersamanya itu tidak akan pernah terjadi dan hanya usaha yang sia-sia.
"yaudah kalau begitu ayo kita ke kamarnya widya, kalian pasti mau lihat keadaannya", kata mama widya yang kemudian dibalas anggukkan kepala teman-teman widya.
Sementara itu andre yang diizinkan oleh mamanya widya untuk melihat widya secara langsung terlebih dahulu sudah berada di dalam kamarnya widya, dan dirinya melihat widya yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidurnya membuat andre yang melihatnya sangat terluka dan seperti hati dan dirinya telah tercabik - cabik dengan melihat kondisi widya saat ini.
Dia pun mendekati widya dan memegang kepala widya, " kenapa harus elo yang jadi gini wid, kenapa bukan gue saja yang alami ini semua? Maafkan gue karena gak bisa menjaga elo dengan baik?", kata andre dalam tangisnya.
" gue mohon wid, elo cepat sembuh yach, gue sayang sama elo dan gue janji bakal lebih menjaga elo", lanjut andre.
Mamanya widya dan teman-temannya yang sudah sampai di depan kamar widya, langkah mereka terhenti ketika melihat dan mendengar semua yang telah andre katakan. Mamanya widya hanya tersenyum melihat apa yang telah andre lakukan selama ini, dirinya merasa sangat bahagia mengetahui ada pria yang begitu tulus menyayangi widya sang buah hatinya seperti dirinya yang sangat menyayangi anaknya itu.
Mamanya pun melangkah masuk dan menepuk bahu andre, " sudahlah nak jangan kau terus menyalahkan dirimu toh widya hanya demam dan dia pasti akan baik-baik saja", kata mama widya menghibur andre agar andre tidak menyalahkan dirinya terus menerus. Walaupun dalam hatinya, dirinya pun sangat sedih dengan kondisi anaknya saat ini tetapi dia tidak mau menyalahkan siapapun. Menurutnya ini semua sudah rencana terindah Tuhan buat widya anak tercintanya, karena dari setiap masalah pasti ada hikmahnya.
Tepukan mamanya widya menyadarkan andre segera andre menghapus air matanya dan menganggukkan kepalanya. Melihat semuat itu membuat ryan merasa malu dan sangat merasa bersalah. Karena atas apa yang telah dirinya lakukan. Membuat widya menjadi terluka hingga sakit bahkan andre yang tidak salah apapun menanggung beban merasa bersalah terhadap widya tetapi dirinya malah tidak mampu mengucapkan apapun dan hanya bisa berdiri mematung saat ini.
Ryan pun memberanikan dirinya dan melangkah maju mendekati andre. "ini bukan salah mu tapi salahku kalau bukan karena apa yang telah gue perbuat maka widya tidak akan sampai begini," kata ryan kepada andre. Kemudian dia menatap ke widya, "widya maafin kesalahan gue dan keegoisan gue yang telah buat elo menjadi seperti sekarang, cepatlah sembuh dan sadar wid, lelaki di samping gue ini sangat menderita dan mengkhawatirkan dirimu. Gue sadar cintanya dia lebih tulus dan besar kepadamu. Sekali lagi maafin gue", lanjut ryan.
Ryan pun kembali menatap andre sambil berkata, " maafin gue yach, kita tetap sahabat kan", sambil memeluk andre dan tidak dirasa dirinya menitikkan air mata di pipinya. Semua yang melihat dan mendengar hal itu menangis karen terharu. Termasuk widya yang ternyata dirinya mendengar semuanya dari awal.
Dirinya memang sangat lemas dan tertidur tetapi ketika andre masuk ke dalam kamarnya, membuat dirinya untuk pura-pura tertidur lagi karena dirinya saat ini masih belum sanggup melihat andre. Tapi dirinya tidak menyangka akan mendengar semuanya ini terjadi. Apalagi ketika dirinya mendengar andre terus menyalahkan dirinya sendiri.
" sudah kalian jangan menyalahkan diri kalian masing-masing, tante sudah bilang ini sudah takdir dan kita bisa menolak atau menentang semua yang akan terjadi sesuai kehendak Tuhan", kata mamanya widya.
" lagipula widya pun kalau sadar pasti akan marah melihat kalian kayak begini yang selalu menyalahkan diri kalian masing-masing ", lanjut mama widya memberikan nasihat kepada mereka. Widya membenarkan perkataan mamanya dalam hatinya dan berkata", memang hanya mama yang paling tahu dan mengerti dirinya", batin widya.
" benar itu yang tante bilang, widya pasti gak mau kalian kayak gini", kata lia menyetujui kata mama widya. "dan masa kalian sesama lelaki kok nangis dan peluk-pelukan begini, jijik tahu lihatnya", kata wira mencoba menghibur dan mencairkan suasana.
Andre dan ryan pun saling menatap dan sadar jika mereka masih saling berpelukan kemudian langsung melepaskan pelukan mereka masing-masing dengan jijik. Semua yang melihat itu langsung tertawa melihat tingkah mereka berdua.
" kau sudah lihat kan ryan sangat menyesali perbuatannya dan bagaimana khawatirnya mereka dengan keadaan mu apalagi andre, maafkanlah mereka dan sampai kapan kau mau berpura-pura terus menutup matamu seakan kau tidur, kau gak kasihan melihat mereka", bisik mamanya ke telinga widya sambil tersenyum menggoda widya sekilas dan dalam sekejap ikut tertawa bersama teman-temannya.
Karena mamanya widya masih mengikuti keinginan sang buah hati yang masih tidak mau menghentikan kepura-puraan nya terhadap teman-teman nya. Perkataan mamanya membuat widya terkejut dan malu ternyata mamanya mengetahui kepura-puraan widya daritadi.
Widya memang mendengar ketulusan ryan meminta maaf dan bagaimana besar cinta andre kepada dirinya. Dan dirinya pun sudah memaafkan kesalahan yang telah dilakukan ryan kepada dirinya tetapi untuk saat ini dirinya masih tidak mau bertemu dengan ryan. Walaupun dirinya sangat merindukan dan ingin memeluk kedua sahabatnya itu sambil mencurahkan semua isi hatinya.
Hatinya widya pun kini merasa sangat bimbang apakah dirinya harus melawan semua rasa marah dan emosinya untuk melupakan semua rasa sakitnya yang dialami sekarang dan traumanya di masa lalu untuk melangkah maju ke depan.
Atau kah dirinya harus mengikuti kata hatinya yang belum mau bertemu siapapun karena masa lalunya yang masih menghantuinya sampai sekarang hingga membuat dirinya menjadi seorang pengecut.