webnovel

Karena telur ayam kampung !!

"Baiklah mari kita buktikan siapa yang akan mengalahkan siapa..." Bisik Ryuji dan kemudian menarik tangan Safira berjalan cepat ke kamar mereka.

Kamar yang cantik, kamar yang dibangun dari kayu memang memiliki daya tarik tersendiri. pintu kamar ini langsung menghadap kelaut lepas di mana debur ombak berlarian saling mengejar, lilin putih dengan aroma terapi menghiasi hampir disetiap sudut kamar, tempat tidur yang lebar bertaburkan kelopak bunga mawar merah menambah kesan romantis malam panjang pasutri Indonesia - Jepang itu.

Ryuji mengeluarkan sebotol wine dari ranselnya, rupanya pria itu juga sudah mempersiapkan bulan madu yang sangat istimewa malam ini. ia menuangkan wine dalam sepasang gelas cantik yang bertengger di atas meja bulat di sudut kamar.

Ryuji berdiri di pintu besar menghadap ke laut memegang gelas wine nya, ia berdiri tegak menantang angin yang bertiup kasar. kemeja putih hanya dikancingkan sebagian mengamuk terbuka dan memperlihatkan dadanya yang bidang dan seksi.

"Ryuuuu...." panggil Safira sembari berjalan perlahan mendekati suaminya. Ryuji menoleh melihat wanita bertubuh mungil itu berjalan menggoda dengan mengenakan kimono handuk yang menutupi tubuhnya.

Ryuji merasakan hawa panas mulai menyergap tubuhnya, aliran darahnya berderu bagaikan ombak dilautan lepas yang bergemuruh, dengan satu tangan yang bebas Ryuji menangkap pinggul mungil Safira dalam pelukan.

keduanya tampak seksi, dibawah sinar rembulan malam itu pancaran cinta dari tatapan mata keduanya yang beradu mesrah.

"Sayang..... kamu berani menggodaku???" kata Ryuji dengan suara yang sedikit serak dan dalam.

"....." tak ada jawaban dari bibir Safira, dia hanya memeluk erat dan menyandarkan kepalanya didada sang suami.

"aaachhh..... Safira.... aku peringatkan lagi, kamu akan menyesali sikapmu malam ini. karena aku tak berniat memberimu ampunan."

Ciuman lembut mendarat dibibir Safira.

keduanya kini bahkan bisa mendengar debaran jantung satu sama lain, nafas yang beradu tersamarkan oleh deburan ombak yang semakin membakar gairah sepasang suami istri ini.

Ryuji mulai menciuminya kasar tubuhnya kini dikendalikan nafsu yang sudah ia redam beberapa hari terakhir, tanganya mulai mencabik melucuti baju handuk yang membungkus tubuh Safira.

Aaccchhh...

Safira sedikit mendesah, Ryuji menegak habis wine yang ada dalam gelasnya dan meletakan sembarangan gelas itu.

Ryuji berbalik dan melihat baju handuk yang dikenakan Safira sudah tergeletak tak berdaya di lantai, kini tubuh indah itu di balut lingerin berwarna merah dengan kain tipis menggoda. lekukan tubuh dan setiap yang menarik disana hanya ditutupi kain tipis menerawang mata Ryuji memerah dia segera menyergap tubuh itu dan mendorongnya dengan jutaan ciuman ke ke ranjang nan indah.

Ryuji menindihnya dan menyerang dengan ganas tanpa ampun menjelajahi setiap apa yang membuat ia bergairah, perlahan tapi pasti Ryuji melepas bagian atas lingerie yang membuat dada Safira meloncat tumpah keluar. disana Ryuji meninggalkan tanda cinta membuat Safira mengerang merasakan kenikmatan dalam tubuhnya.

"Ryuuuuu..... hari ini jika kau tidak membuatku puas maka aku akan menghukumu" kata Safira dengan wajah menantang.

Ryuji menjilat telinga Safira dan berbisik " tenang saja sayang suamimu akan bertahan sampai kamu merasa puas."

Ryuji membuang kemeja yang menghalangi pergerakan tanganya, dan kembali melumat bibir Safira

kriiiiing... kring.....kringg....

"Ryuuu tunggu aku akan mengangkat telfonya." Safira mendorong tubuh kekar Ryuji

"halo????"

"hey Safira.... apa harus aku yang pergi ke kamar Jacky???? kata seseorang dari ujung telefon

"Tuhan..... bagaimana bisa aku memiliki sahabat sepertimu, lakukan saja apapun yang menurutmu bisa untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan."

"hah.... baiklah...

saat Safira hendak menutup telfonya

"Safira tunggu..!!!! apa kamu sudah mulai beraksi???? aaach..... aku sunggu penasaran..."

belum menyelesaikan bicaranya Safira memutus panggilan itu, ia melihat ke arah tempat tidur melihat Ryuji menatapnya tajam misterius ada setitik kemarahan disana tapi Safira mendatanginya tanpa ragu.

"Siapa yang menelfon???" katanya sembari kembali mencumbu Safira

"Silvi....." jawabnya

Ryuji yang sedang melumati leher Safira menggigitnya sedikit keras membuat Safira berteriak kesakitan

"Aaah.....sakit Ryu" mata Safira berkaca -kaca

"katakan pada sahabatmu itu jika dia melakukan panggilan diwaktu yang salah dilain waktu aku akan membuat dia selamanya tidak bisa menghubungimu. dan kamu jika berani angkat telfon saat sedang melayaniku maka kedepanya akan lebih menyakitkan dari yang barusan. mengerti !!!!"

Safira berbalik dan membalas suaminya, ia mencium dan menggigit dada Ryuji dengan brutal " jangan mengancam ku hari ini cukup puaskan aku"

keduanya bercinta bak dimalam pertamanya hingga untuk yang pertama kalinya cairan cinta itu menyembur dalam tubuh Safira.

keduanya berkeringat dan masih terengah - engah tapi tangan Safira sudah bermain merangsang kembali singa jantan disampingnya.

tak butuh waktu lama Ryuji mulai kembali merasakan aliran darah yang mengalir deras memompa jantung membuat bagian tubuhnya menegang dan mengeras, Ryuji mengambil kendali ia mulai mencoba memuaskan istrinya lagi.

Saat ini Ryuji benar benar sedang ada di puncaknya dia ingin menenggelamkan tubuhnya dalam tubuh Safira, ia mengarahkan bagian tubuh kecilnya itu kearah tubuh Safira tapi tiba tiba Safira mengatupkan pahanya, dan memegang erat perutnya ""Ryuuuu perutku..... perutku sakiiiiiit !!!!" pekiknya

Ryuji hampir tak bisa berfikir tubuhnya merasa ingin segera mengakhiri siksaan ddi tubuh bagian bawahnya tapi hatinya cemas melihat Safira kesakitan.

"Aaccchhh. Safira tidak bisakah kau tahan sebentar????"

"Ryuuuuuu perutku sakit aku mau ke toilet..!!!" Safira meninggalkan Ryuji diatas ranjang sendiri meredam gejolak dalam hatinya.

Sudah dua jam Safira berada di dalam toilet Ryuji mulai khawatir akan keadaan istrinya ia mengetuk pintu kamar mandu berkali - kali

"sayang kamu gak pa pa???" katanya

"Ryuuuu perutku sakit..... aku tak ada tenaga untuk keluar dari sini." kata Safira dengan suara yang terdengar lemah

" baik kalau begitu buka kuncinya aku akan menggendongmu keluar"

"Tidaaak!!!!!!"

"apa kamu malu pada suamimu sendiri??? aku tidak akan mengejekmu walau bau yang ditimbulkan tidak sedap"

Wajah Safira memerah dalam keadaan lemas tidak mungkin ia membalas perkataan suaminya dalam pikiranya dia hanya merasa bagaimana bisa dia menikahi orang yang begitu berterus terang seperti ini???

beberapa menit kemudian Safira keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya yang lemas dan dalam keadaan telanjang bulat.

"Safira biar ku gendong!!!! apa yang salah??? apa kamu makan sesuatu yang tidak sehat???" tanya Ryuji

"entah lah...." jawab Safira lemas namun dalam hatinya ia bergumam "oh.... apakah ini karena telur ayam kampung yang kumakan siang tadi???"