webnovel

Romantisme

"kami ???? sudah jelas kami mencari kalian...!!" Ryu menjawab dengan lantang

"waaah apa yang kalian beli???" Safira menunjuk kantong plastik di tangan Ryuji.

"ah... ini???? hmmmm...hmmmmm...." Ryuji tergagap

"hah kakak ... itu milik ku aku merasa kurang enak badan jadi aku membeli madu untuk kucampur di minumanku ha.... ha... ha..."Jacky menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal

"Ooooowh...."

Safira dan Silvi saling memandang memahami apa yang sedang terjadi.

Perjalanan kembali di lanjutkan hingga mereka tiba di sebuah dermaga untuk kemudian beralih menaiki kapal bhoot.

Silvi terus memperhatikan Jacky dari tempat duduknya, desainer muda itu benar- benar terbius akan wajah tampan dan kecerdasan yang dimiliki dokter Jepang yang sibuk memotret pemandangan laut.

"hey Silvi kenapa duduk disana kemarilah....!" Jacky memanggil Silvi

"ada apa???"

"Duduklah disana, aku akan mengambil fotomu.." kata Jacky memperlihatkan barisan gigi putihnya.

Jacky dan Ryuji memang orang yang jauh berbeda, Jacky adalah orang yang murah senyum, ceria dan humble. karena sifatnya itulah Silvi menjadi tak mampu mengendalikan perasaanya sendiri, matanya selalu tertarik untuk mengamati wajah tampan Jacky, tingkahnya terkadang melakukan hal konyol hanya demi mendapat perhatian Jacky, mungkin kini Silvi memang sedang jatuh cinta.

Safira dan Jacky pun mulai menjalin keakraban dengan berfoto di kapal bhoot yang mengantarkan mereka ke pulau cinta, sedang di sudut kapal yang lain Ryuji memeluk lembut pinggul Safira menghadang terpaan angin laut yang membelai kulit mereka

"Safira..... kamu sangat pandai memilih tempat." Ryuji memuji istrinya

"Sudah ku katakan Indonesia adalah surganya para penikmat kekayaan alam, selain Bali masih banyak lagi tempat yang harus dunia ketahui.!"

"hmmmm yaaa ku rasa perkataanmu itu benar, Safira..... jika Indonesia adalah surga para penikmat kekayaan alam. maka kamu adalah dewi yang menghiasi alam ini, dan aku sangat bersyukur bisa memilikimu." Ryuji mencium lembut pipi kanan Safira dari belakang

"mengapa aku seperti sedang bersama orang asing ya??? yang ku tahu Ryuji adalah orang yang sangat kaku dan dingin tapi baru saja aku dengar kamu merayuku" Safira tersenyum mendengar rayuan Ryuji

"yang terlihat di hadapan publik itu hanya Ryuji sang pengusaha tapi yang berdiri memelukmu saat ini adalah Ryuji suamimu yang selalu siap memanjakanmu." kata Ryuji sembari mencium mesra bibir Safira dengan menolehkan kepala istrinya kearahnya.

****

45 menit dari dermaga menuju pulau cinta keempat orang itu disambut para pegawai resort.

hari sudah menjelang sore saat mereka tiba disana perut mereka juga sepertinya minta dimanjakan dengan aneka hidangan yang telah dipesan khusus oleh Safira

"Waaaak kakak ipar kamu yang memesan semua ini???" tanya Jacky tertarik

"iyaaaa siapa lagi???" jawab Safira

"Hmmmm pulau cinta dan makanan malam romantis.... bukankah kita seperti dua pasang suami istri yang sedang bulan madu???" kata Jacky lugu

mendengar itu wajah Silvi menjadi merona, dia menelan ludahnya sebelum mengatakan " Safira memang memesan paket bulan madu di resort ini "

"Apa itu juga berlaku untuk kita???" Jacky melotot menatap Silvi membuat Silvi semakin salah tingkah

"sudahlah makananya sudah datang.... segera makan makananmu " kata Ryuji

"aku hanya tanya .... lagi pula bukankah bagus jika kakak ipar memesan paket bulan madu untuk ku dan Silvi??? he he he ...." Jacky kembali mengatakan hal yang membuat Silvi merindirng dan menegang

"ingat siapa yang kau goda saat ini, Safira tidak akan membiarkan Silvi menjadi salah satu wanita yang permainkan di tempat tidur lalu kemudian kau tinggalkan dengan sejuta harapan." Kata Ryuji mematahkan apa yang belum di luruskan oleh Jacky

makan malam ditengah laut dengan sunset sebagai latarnya, deburan ombak menjadi alunan musik yang mengiringi bak orkestra, hembusan angin yang bertiup membelai lembut sungguh suasana yang mampu meningkatkan perasaan cinta dalam keintiman hubungan anak manusia.

seorang chef dari resort tersebut membawa sebuah piring yang di atasnya telah di sajikan sebuah lobster berukuran jumbo dengan saus merah dan potongan paprika.

"tuan Ryuji.... silahkan dinikmati sajian tambahan dari kami." kata Chef bertubuh kekar itu

"hmmm terimakasih..." Ryuji menyambutnya dengan wajah datar dan kalimat yang lugas

"tuan Ryuji sepertinya anda tidak banyak berubah." kata Chef itu

Ryuji menatap tajam Chef itu dan mengernyit

"maaf chef, apakah anda mengenal Ryuji???" tanya Safira

"yaaa.... saya pernah melayani tuan Ryuji saat masih bekerja di hotel milik tuan." jawabnya

"owh.... maaf chef sepertinya moodnya sedang buruk, besok kami akan menyapa anda jika seasana hatinya sudah jauh lebih baik." bisik Safira pada chef yang berdiri di sampingnya

"baiklah tuan, nyonya silahkan nikmati makan malamnya dan semoga suasana romantis ini bisa menambah perasaan cinta kalian." kata yang diucapkan sembari membungkukan badan dan meninggalkan Ryuji dan yang lainya.

"hey Ryuji jangan rusak romantisme ini dengan wajahmu yang menjengkelkan itu." kata Jacky sambil mengambil beberapa daging lobster yang baru saja di antarkan

"aku???? memang beginilah wajahku ....mengapa??? terlalu tampan???" kata Ryuji

"cih.... apa kamu benar - benar Ryuji Tanaka??? aku seperti menemui orang asing saja tadi kamu merayuku, sekarang kamu narsis apa kamu salah minum obat??? tanya Safira tertarik

"dia bukan salah minum obat kakak ipar sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu ha...ha... ha....." Jacky kembali berhasil membuat wajah Ryuji seperti udang rebus merah merona dan lucu.

"sudahlah kalian sendiri yang merusak suasana romantis saat ini, matahari sudah menghilang sempurna segera habiskan makanan ini dan kita bisa menikmati malam yang indah di atas jembatan." kata Silvi yang memang tak terlalu banyak bicara saat sedang makan

Dalam sekejap makanan yang tersaji sudah habis tak tersisa, Silvi berjalan kearah kamarnya demikian juga Jacky sedang Safira dan Ryuji masih berada di meja makan mereka.

Ryuji menggenggam dan mengelus punggung tangan Safira "Safira terimakasih atas liburan yang indah ini, aku bahkan tidak mengetahui bagaimana kamu merencanakan semua ini "

"Hmmmm kalau aku memberi tahumu apa akan menjadi kejutan??? dan apa kamu lupa ini ada di negaraku lebih mudah berkompromi dengan orang sendiri bukan??" Safira tersenyum manis menenangkan

"kamu memang pantas menjadi nyonya Tanaka, selain memiliki wajah yang cantik, pendidikan yang tinggi, hati yang mulia, kamu juga selalu bisa menemukan cara membuatku bertekuk lutut padamu." kata Ryuji memuji Safira

Safira beranjak dari duduknya menggandeng tangan Ryuji menggiringnya ke kamar yang telah dipesan khusus untuk mereka.

" jika hal seperti ini sudah mampu membuatmu bertekuk lutut maka bersiaplah menerima hukuman yang kau berikan padaku, dan nikmati hari esok didalam kamar."

"Kamu terlalu percaya diri sayang..." Ryuji membelai rambut hitam Safira

"oh ya..... ??? sebelumnya kamu sudah cukup energi bukan???" Safira berbisik dengan suara menggoda