"Auuuhhhh" Leo mengasuh kesakitan sambil memegang kakinya yang terasa hancur kena injak kaki Amelia yang bagaikan anak kaki kuda.
Amelia masuk ke dalam rumah dan seketika menghentikan langkahnya saat melihat empat pasang mata menatapnya dengan aneh.
Amelia mundur beberapa langkah hingga terpaksa berhenti saat punggungnya menempel pada dada seseorang yang ada di belakangnya.
Amelia menelan air ludahnya, ternyata dia telah masuk ke dalam sarang serigala. Dia pikir Juna hanya sendirian, ternyata masih ada dua lagi laki-laki yang sepertinya sama-sama brengsek.
"Maaf Tuan Juna, sepertinya aku harus pergi. Aku tidak bisa mencuci di sini, kalau mau bajunya biar aku cuci di rumah saja." ucap Amelia sedikit keder karena harus melawan tiga orang laki-laki yang tidak di kenalnya.
"Tidak bisa, aku hanya punya kemeja ini saja, jadi jangan membantah lagi. Cepat kamu ke belakang dan cuci kemejaku ini sekarang." ucap Leo seraya melepas kemejanya. Dan tentu saja dada bidang dan perut sobek Leo terlihat jelas dalam penglihatan Amelia.
"Ahhhhhh!!!! laki-laki tidak tahu malu! tidak sopan!" teriak Amelia menutup kedua matanya dengan ucapan kata sumpah serapah pada Leo yang tidak malu padanya.
Dylan dan Juna seketika tertawa melihat wajah Amelia yang merah dan berteriak histeris.
Melihat Amelia yang masih berteriak histeris Leo yang sudah bertelanjang dada memeluk Amelia serta membekap mulutnya.
"Ssssttt! kamu bisa diam tidak? di sini kita bebas bertelanjang dada. Jadi kamu tidak perlu kaget seperti itu!" ucap Leo dengan suara penuh tekanan masih mengunci tubuh Amelia agar tidak bergerak.
Dengan kekuatan penuh Amelia menggigit keras telapak tangan Leo yang sedang membekap mulutnya.
"Aaauuuhh! shit!... gadis liar! kenapa kamu menggigitku?" tanya Leo dengan kesal menggenggam tangan Amelia dan membawanya ke belakang.
"Lepaskan aku!!!" teriak Amelia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Leo.
"Aku tidak akan melepaskan kamu sebelum kamu jawab pertanyaanku! kenapa kamu menggigitku?" tanya Leo dengan kesal.
"Karena kamu parno dan mengesalkan!" teriak Amelia dengan tatapan penuh kemarahan.
"Kamu! apa kamu tahu artinya parno? dan seperti apa parno itu? akan aku tunjukkan!" ucap Leo dengan kesal, menarik tengkuk leher Amelia dengan kasar dan langsung melumat kasar bibir Amelia dengan tanpa ampun.
Amelia mengerakkan wajahnya agar bisa terlepas dari pagutan kuat biar Leo, namun semakin Amelia meronta cengkraman tangan Leo semakin kuat.
Penuh kemarahan dan kebencian Amelia terpaksa menggunakan cara terakhir untuk membebaskan diri dari kebrutalan Leo.
"DUGG"
Amelia menendang kencang batang milik Leo hingga tubuh Leo mundur ke belakang dengan memegang batang miliknya.
"AAAKKKKHHHH" kamu!!" pekik Leo dengan wajahnya yang merah dan kedua matanya setengah terpejam mengaduh keras sebelum tubuhnya jatuh tersungkur.
Dylan dan Juna yang mendengar pekikan Leo bergegas datang melihat apa yang sedang terjadi.
"Hai, apa yang kamu lakukan padanya?" tanya Juna mendekati Leo dan memeriksa keadaan Leo yang terlihat pucat.
"Akkkuuu...aku hanya membela diri! dia melecehkanku! dia telah berani mengambil ciuman pertamaku! aku tidak bisa menerimanya!" ucap Amelia menahan tangis dan rasa takutnya kalau Leo bisa saja mati karena tendangannya yang begitu kuat.
"Kamu ikut aku! kamu tidak boleh Kemana-mana sebelum temanku sadar! kalau terjadi sesuatu padanya kamu harus bertanggung jawab!" ucap Juna dengan kesal.
Dylan mengambil nafas panjang.
"Sudah, kamu tenang ya...kamu berdoa saja semoga temanku hanya pingsan. Sebaiknya kamu masak air panas dan buat teh hangat untuknya." ucap Dylan yang merasa iba pada Amelia.
Amelia yang merasa ketakutan hanya bisa diam dan menuruti apa kata Dylan yang sikapnya cukup baik padanya.
Bergegas Amelia pergi ke dapur untuk membuat teh hangat buat Leo.
"Ayo Lan, kita bawa Leo ke kamarnya." ucap Juna yang sudah bersiap-siap mengangkat Leo.
Dylan dan Juna, mengangkat tubuh Leo dan membawanya ke kamar. Tiba di dalam kamar, Leo di baringkan dengan pelan, wajah Leo masih tampak pucat.
"Memang Leo di apakan tuh sama cewek sampai pingsan?" tanya Juna dengan rasa penasaran.
"Mana aku tahu, kamu sendiri tahu kalau Leo punya sabuk hitam." sahut Dylan yang juga ingin tahu apa yang di perbuat Amelia hingga Leo pingsan padahal sudah sangat jelas Leo punya ilmu beladiri yang cukup tinggi.
"Sekarang bagaimana caranya kita menyadarkan Leo?" tanya Dylan sedikit bingung.
"Biar gadis itu saja yang menjaga Leo, bukannya dia yang buat Leo pingsan seperti ini?" tanya Juna dengan gemas.
"Ya kita akan tanya pelan-pelan sama gadis itu, mau tidak dia menjaga Leo sampai sadar." ucap Dylan lebih bijaksana.
"Ya harus mau dong Lan? gadis itu harus menjaga Leo sampai Leo sadar dan sehat kembali." ucap Juna cemas karena wajah Leo yang sangat pucat.
"Di mana gadis itu sekarang? aku mau bicara dengannya." ucap Juna meminta pertanggungjawaban Amelia.
"Tok.. Tok.. Tok"
Dengan ragu dan takut Amelia masuk ke dalam kamar dengan membawa secangkir teh hangat untuk Leo.
"Hai kamu, duduklah di sini...aku mau bicara denganmu!" ucap Juna dengan wajah serius.
Dengan wajah ketakutan Amelia meletakkan tehnya di atas meja, kemudian duduk di kursi yang sudah di sediakan Juna.
"Siapa namamu? Amelia ya?" tanya Juna dengan cepat menangkap sebuah nama di seragam Amelia.
Amelia menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"Sekarang ceritakan semuanya dengan jujur tanpa ada kebohongan, karena aku bisa saja melaporkanmu pada polisi tentang hal ini." ucap Juna menakut-nakuti Amelia.
"Temanmu melakukan pelecehan padaku, dia telah mengambil ciuman pertamaku yang selalu aku jaga hanya untuk calon suamiku. Aku sudah berusaha melepaskan diri, tapi temannmu terlalu kuat dan seperti orang hilang ingatan karena masih terus menciumku. Akhirnya aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menendang miliknya dengan keras, dan dia langsung pingsan." ucap Amelia dengan gaya polosnya menceritakan semuanya pada Juna dan Dylan.
Dylan dan Juna saling pandang kemudian tersenyum dan menahan tawa.
Juna menatap Amelia dengan tatapan penuh.
"Karena ulahmu, sekarang temanku pingsan dan belum sadar sampai sekarang. Kamu tahu tidak! karena tendanganmu milik temanku bengkak membesar dan itu bisa membuatnya tidak bisa menjadi laki-laki sejati. Kamu harus bertanggung jawab pada temanku untuk menjaganya sampai dia sadar dan sembuh seperti sediakala." ucap Juna dengan tatapan tajam.
Amelia mengangkat wajahnya dan membalas tatapan Juna.
"Tapi temannmu yang memulainya, bagaimana ciuman pertamaku yang telah di curinya dariku?" tanya Amelia tidak terima kalau dia yang di salahkan.
"Baiklah, sekarang kamu tinggal pilih..kamu menjaga temanku sampai dia sehat atau aku akan melaporkanmu ke kantor polisi? karena kebetulan orang tua Leo adalah seorang jendral." ucap Juna dengan serius.
Amelia menatap wajah Juna dan Dylan secara bergantian.
"Kalian bertiga memang laki-laki yang tidak punya hati!!" ucap Amelia dengan hati yang sangat kesal. Kalau dia mau bisa saja dia minta tolong papinya karena papinya juga seorang Jendral Komisaris.
Happy reading KK,
please utk GIFT, PS, RIVIEW bintang 5, dan komentarnya ya
ingin tahu spoiler semua novel Nickscart bisa kontak :
FB : NicksCart
IG : NicksCart
GROUP WA : 0888-4072-222
MY NOVEL RECOMMENDED :
BUKAN SALAHNYA CINTA
KEMBALIKAN JASADKU
MY DESTINY VAMPIRE
BIBIR CANDU MRS.DEALOVA
CAN YOU LOVE ME AGAIN
THE BELOVED ONE
FALLING IN LOVE
MY UNCLE MY HUSBAND
THE DARK LOVE OF THE ABIMANYU
LOVE THE OLD MAN (BUKU CETAK) order disc 10%
CINTA SUCI WANITA BERCADAR (BUKU CETAK) order disc 10%