Setelah kuberitahu alamat, direktur segera melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi. Meski begitu dia bisa disebut sebagai orang yang berhati-hati dalam berkendara. Bahkan laki-laki ini sangat mematuhi aturan berlalu lintas.
Mataku fokus menatap ke luar jendela. Mau bagaimana lagi, karena tidak ada obrolan, aku pun enggan melihat laki-laki di sampingku ini. Lama kelamaan mataku terasa pedas. Sepertinya aku mengantuk karena kelelahan. Namun, aku harus menahan kantuk ini hingga tiba di rumah.
"Hei! Bangun! Bangunlah, kita sudah sampai." Suara tak asing terdengar di telingaku. Dia mengganggu tidurku yang sudah kunanti ini. Namun, mataku seketika terbuka lebar saat aku menyadari bahwa itu adalah suara direktur.
Mataku segera menoleh ke arah direktur. Terlihat jelas bahwa dia sedang menampakkan wajah datar sembari menatap ke arahku. Aku terdiam sejenak saat menatapnya. Selain terkejut karena bangun mendadak, aku juga tidak percaya bisa tertidur di hadapannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com