Udara segar di awal matahari membagikan sinarnya memberikan suntikan semangat pada setiap makhluk di negeri Awan. Tetesan semangat secara mengejutkan mengalir deras pada Long ye. Entah sejak kapan kaisar ini mulai menginginkan bertemu dengan ratunya. Dia merasa jika selama ini telah menyia-nyiakan waktu karena mengabaikan kecantikan yang terkenal ini.
Para pelayan yang membantu sang kaisar berpakaian juga menyadari jika sang kaisar dalam suasana yang baik.
"Aku ingin segera ke istana kristal. Mengapa kalian bekerja begitu lambat. "
Pelayan yang biasanya melayani kaisar terkejut dengan perubahan sang kaisar. Baru pertama kali kaisar Long ye berniat mengunjungi Ratu Shi. Padahal dulu sejak dia menikah dengan permaisuri Shi, dia tidak pernah sekalipun menginginkan bertemu dengan ratunya selain acara resmi. Kecantikannya yang tertutup wajah dingin serta warna emas yang mencolok membuat raja enggan mendekat. Andai saja Long ye mengunjungi ratunya ketika sang ratu melepas make up dan jubahnya. Tentu dia akan melihat kecantikan nomor satu yang menggetarkan dada para pria.
Sayangnya semua sudah terlambat baginya. Ketika Long ye sudah berada di istana kristal, sang ratu sudah melakukan perjalanan menuju kuil Naga.
"Mengapa tidak ada yang melaporkan jika ratu akan berangkat sekarang!? " Long ye begitu murka. Niatnya untuk menyempurnakan pernikahannya kembali tertunda.
"Mohon ampun, Yang mulia. Itu karena sang ratu berangkat secara tiba-tiba tanpa persiapan terlebih dahulu. " Pengawal melapor pada Long ye dengan tubuh bergetar.
Long ye yang murka melemparkan meja. Bunyi pecahan keramik dan kristal membuat para pengawal dan pelayan mundur satu langkah dan menunduk. Kaisar yang tidak senang adalah pribadi yang sulit ditebak keputusannya. Dia bisa saja menyuruh orang memenggal kepala seseorang karena kesal.
Long ye tidak berniat menyerah. Tangannya mengepal karena kesal.
'Mengapa ia teralih menghindariku, dia adalah ratuku. Sudah seharusnya dia melayaniku dan berpamitan sebelum pergi ke kuil Naga! '
'Padahal dulu dia sangat tidak sabar ingin bertemu denganku dengan berbagai alasan. '
Perasaan gatal yang menggaruk dadanya terasa menyiksa dengan kejam. Long ye merasa sangat tidak nyaman dengan semua ini. Seperti ada sebuah penyesalan. Diam-diam di hatinya juga mengakui jika ratunya tidak pernah sekalipun menunjukkan sikap egois dan permusuhan pada Mei xia. Shi shi justru mengalah dan menundukkan kepala pada saat di suruh memilih perhiasan hadiah dari pihak lain jadi Mei xia selalu memulainya dengan mengambil perhiasan atau sutra terbaik. Meski demikian Shi shi tetap menjalankan tugasnya dengan baik tanpa mengeluh. Sangat berbeda ketika Mei xia yang menggantikan tugas Shi shi ketika ratunya itu secara misterius tertidur.
"Siapkan kereta. "
"Baik. "
.
.
.
Sementara itu, Shi shi sudah mulai melakukan aksinya. Perjalanan yang ia tempuh dengan kereta kuda berjalan sesuai rute yang ia perintahkan.
Tiba di jalan yang diapit tebing jurang perbatasan dunia Mitologi, Shi shi meniup bubuk bius pada pengawal dan kusir kereta.
Plek.
Bruk.
"Maaf. "
Shi shi segera mengambil alih tali kemudi kereta dari sopir. Kemudian dia menghentikan kuda itu dan menurunkan pengawal dan kusir di pinggir jalan.
"Aku harus membuat seolah kereta ini kecelakaan. "
Dengan terpaksa Shi shi mengarahkan kereta kuda ke tebing hingga jatuh ke kawah yang tertutup kabut tebal. Dia kemudian melepas kudanya terlebih dahulu agar tidak menyakiti hewan kekar yang berguna itu.
"Fiuh... sangat melelahkan. "
Semua sudah sesuai dengan rencana. Kecelakaan palsu yang ia buat terlihat sempurna dengan satu roda yang tertinggal di jalan dan kereta yang kebetulan menggantung di pohon yang sangat besar ketika dia mendorongnya ke tebing.
Shi shi segera meninggalkan jalan. Dia menelusuri jalan di pinggir sungai. Mencari desa terdekat yang berbatasan dengan alam Mitologi. Dunia ini berbeda dengan dunia Modern, di dunia Morgon terdapat pemisahan antara makhluk yang bisa berubah bentuk menjadi manusia saat sudah melakukan pertapaan dan ujian--dengan manusia biasa. Kedua mahkluk sudah sepakat tidak mengusik kehidupan masing-masing dan yang memastikan hal itu adalah Sang Naga.
"Mengapa ada kabut tebal? "Shi shi mengeratkan pegangannya pada bundelan kain yang berisi pakaian dan uang. Tidak ada makhluk yang tidak memerlukan benda bernama uang itu.
Langkah kaki Shi shi terus maju, dengan penuh tekad dan bayangan hidup baru ia menepis kelelahan yang melandanya. Pandangan matanya yang terbatas karena kabut tidak menghentikan langkahnya. Dia sama sekali tidak sadar jika sudah menembus wilayah dunia Mitologi. Kabut yang menghalanginya pandangannya berperan dalam kesalahan langkah kaki yang buat.
Shi shi masih melangkah maju. Semakin lama dia semakin masuk ke dunia Mitologi. Tetapi kabut yang tadinya menghalangi pandangannya justru berangsur - angsur menitip. Dan ketika kabut sepenuhnya menghilang, pemandangan mencengangkan yang ia dapatkan.
"A-apa ini?! " mata Shi shi menangkap pohon-pohon yang tinggi dan berdaun keemasan. Bahkan buahnya yang seperti apel juga berwarna emas. Rumput berwarna merah, gunung yang nampak jauh di sana tidak lagi berwarna kebiruan seperti gunung normal yang ia lihat selama ini, tetapi berwarna kuning, merah, perak dan ungu.
"Apa aku mengalami gangguan penglihatan. Pemandangan indah namun sangat aneh. "
Gggrr
Grrrh
Suara geraman hewan liar menyadarkan Shi shi dari kekagumannya pada pemandangan di depannya. Dia menoleh ke arah suara yang terdengar berisik itu. Karena penasaran, Shi shi maju dan mengintip ke sumber suara.
Tanpa di duga, di sana terdapat serigala yang seolah melindungi gadis dari makhluk jelmaan ular bertubuh manusia. Sang gadis menggelengkan kepalanya ketika sang ular mengulurkan tangannya untuk mengajak sang pergi.
"Pergilah Sa, aku tidak ingin memiliki soul mate seekor ular. " Si gadis yang terlihat cantik dengan rambut indigo bermata perak itu menolak sang ular. Sangat cantik.
Shi shi merasa iba dengan sang ular yang separuh ular dan separuh manusia itu. Hal itu mengingatkan dirinya sendiri yang di tolak sang kaisar.
"Tapi mengapa kau meminta kristal jiwaku jika tidak ingin menjadi soulmate ku, Hie?"
"Ini aku kembalikan. "
Sesaat kemudian serigala berwarna coklat kekuningan itu juga berubah menjadi manusia. Dia berdiri telanjang tanpa penutup apapun.
Shi shi segera memalingkan wajahnya dam duduk membelakangi pohon. Wajahnya merah karena tiba-tiba mendapatkan asupan tak terduga.
"Bagaimanapun aku ini perawan sejati. Hal vulgar seperti itu tidak baik untuk mataku yang belum ternodai. "
Meski demikian Shi shi terlalu enggan meninggalkan drama live di depannya. Ini seperti menonton adegan syuting televisi di dunia Modern.
"Sa, aku dan Hie adalah soulmate. Jadi jangan pernah mendekati kami lagi. "
Pria serigala itu merubah wujudnya kembali menjadi serigala dan sang gadis langsung naik. Mereka kemudian meninggalkan Sa --seekor ular hitam kebiruan berdiri membeku dalam kesedihan.
"Ja-jadi aku sekarang berada di wilayah Mitologi. Astaga--" guman Shi shi.
'Oh tidak apa yang harus aku lakukan!? '
tbc