webnovel

The King Ghost Wife

Gia gadis berusia 27 tahun yang berkerja sebagai agen rahasia tiba-tiba mengalami kecelakan mobil ketika melakukan misinya. Namun, ketika ia membuka matanya dia terbangun ditubuh Putri Jialin yang tidak memiliki kekuatan, dia dibenci saudara tertuanya dan Kaisar mengasingkannya, hanya saudara kembarnya dan pelayannya yang selalu disampingnya. Gia mulai hidupnya yang baru dengan membuat benda-benda yang membuat takjub semua orang, namun sangat umun didunianya dulu. Semua orang kagum dan mencoba mendapatkan benda-benda ajaib dari Putri Jialin. Namun, yang masih membuat Gia bingung adalah kenapa tubuh Putri Jialin bisa dia gunakan sesuka hatinya seakan tubuhnya sendiri didunianya dulu? *** "Kamu harus bertanggung jawab telah mencuri bungaku" Seorang pria duduk bermalas malas sambil menatap Gia. "Siapa yang mencuri bungamu?!?!?" *** "Berhenti mengikutiku pria sinting!" "Aku tidak bisa, aku telah kencanduan tubuhmu karena kamu mencuri bungaku" *** "Istriku kamu jangan jauh-jauh dari suamimu, kamu harus sering-sering menemaniku untuk menghangatkan ranjang kita" "AKU BUKAN ISTRIMU!!!" *** "Istri jangan mendekati pria lain! Kamu hanyalah milikku!" 'Seseorang tolong singkirkan pria tak tahu malu ini! Aku menyesal telah mencuri bunganya' *** *pencuri bunga = pemerkosa *mencuri bunga = mengambil keperawanan/keperjakaan

Destiyana_Cindy · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
96 Chs

Chapter 31 - Kosmetik

~Happy Reading~

Gia telah kembali ke istana kekaisaran dan segera menuju kamarnya untuk beristirahat, ia mengganti pakaiannya dengan warna putih polos yang cocok untuk tidur. Ia berjalan menuju meja dan duduk di kursi lalu mengeluarkan beberapa tanaman herbal yang ia telah rubah menjadi bubuk untuk mengubahnya menjadi bahan kosmetik.

Sumber daya alam di sini masih sangat terjaga walupun banyak pemburuan yang terjadi, kebanyakan orang-orang memburu hewan untuk dagingnya atau tubuh bagian lain di jual. Sedangkan untuk tanaman, orang-orang hanya fokus pada tanaman yang memiliki energi qi atau yang dapat menyimpan energi tersebut untuk di manfaatkan dalam meningkatkan kultivasi dan pengobatan, dan tanaman yang tidak memiliki energi qi sering diabaikan dan di anggap sebagai hama karena tidak berguna, hal tersebut berlaku untuk sumber daya bumi seperti, logam, tanah, pasir dll.

Sayang sekali peradaban mereka tidak semaju di dunianya dulu, jika mereka memiliki pengetahuan dan teknologi, semua sumber daya yang ada bisa di manfaatkan dengan baik. Tapi menurutnya itu adil mereka memiliki kekuatan sejak lahir dan di dukung dengan dunia ini yang memiliki energi qi yang besar, sedangkan dunianya dulu tidak ada yang memiliki kekuatan sehingga mereka mengandalkan ilmu pengetahuan untuk bertahan hidup. Gia tidak bisa membayangkan jika orang orang dunia ini memiliki pengetahuan semaju di dunia ini apakah akan mengakibatkan kekacaun di mana mana?

Gia mulai mencampur bahan bahan untuk membuat bedak dan menyesuaikannya dengan warna kulitnya, ia juga membuat contour, eyeshadow, blush on dan yang lainnya yang berbahan dasar bubuk. Ia mencampur gel aloe vera dengan beberapa bahan lainnya untuk membuat pelembab agar kulitnya tidak kering.

Gia mengambil Beewax atau lilin lebah sebagai bahan utama pembuatan lipstik, ini bisa berfungsi untuk membuat lipstik terasa halus saat di aplikasikan dan menjaganya tetap solid, atau bisa digantikan dengan Candelila wax yang berasal dari semak cendelila yang membantu menyerap dengan cepat dan tidak menyebabkan bibir pecah pecah, kemudian dicampur dengan minyak jarak atau minyak lanolin yang berasal dari sekresi kulit domba yang mengurangi kulit kering dan melembabkan. Selanjutnya untuk warna lipstik menggunakan Micas pigments sebuah mineral yang memiliki warna kilau alami dan cocok untuk semua jenis kulit. Dan yang terakhir menambahkan Cocoa butter yang berfungsi untuk melembabkan dan memberi nutrisi pada kulit.

Ia melanjutkan untuk membuat eyeliner, foundation, suncare, maskara, pelembab dan pensil alis, sedangkan untuk peralatan make up Gia akan membuatnya besok karena dia sudah mulai mengantuk dan ingin istirahat.

Gia merengganggakn tubuhnya yang terlalu lama duduk dan beranjak menuju ranjangnya, tak lupa ia mematikan lampu. Kemudian ia berbaring di ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Raja Hantu muncul di samping ranjangnya dan menatap Gia yang tengah tertidur pulas, ia mengambil sisi ranjang yang kosong disisinya dan berbaring miring menatap Gia, tangannya terjulur hendak menyentuh wajahnyanya namun tangannya melewatinya karena bentuk rohnya. Raja Hantu tersenyum kecut menatap tangannya, ia berbaring di sana dan tidur walaupun pada keyataannya roh sepertinya tidak bisa tidur.

"Selamat malam."

oOo

Gia merenggangkan tubuhnya dan menguap lebar tanpa menyadari Raja Hantu yang berbaring di sebelahnya dan terkekek melihat perbuatannya. Ia perlahan membuka matanya dan melihat wajah orang gila yang menciuman tepat di depan wajahnya.

"Whaaaaa~~~~" Sontak Gia berteriak kaget dan terjatuh dari ranjang sangking terkejutnya dia.

Gia menudingnya dengan jari telunjuk dan melototinya. "Kenapa kamu disini?"

"Aku khawatir kamu akan kesepian karena kepergianku." Jawabnya santai sambil berbaring miring dengan kepalanya ia tumpang dengan tangan.

Kepala Gia terasa ingin pecah menghadapi orang gila di depannya, ia tidak menyangka akan kembali lagi dan mengganggunya dengan tampang mesumnya yang menyebalkan.

Gia memijat keningnya pelan dan mulai berdiri menuju mejanya, ia mengambil sesuatu dari laci mejanya dan sengaja menutupinya dengan tubuhnya agar Raja Hantu tidak melihatnya.

Raja Hantu mengangkat salah satu alisnya melihat tingkah laku mencurigakannya.

Tanpa aba aba Gia melemparkan kertas jimat pengusir roh ke Raja Hantu, berharap dia segera menghilang dari hadapannya.

Raja Hantu memandang remeh kertas jimat yang di lemparkan Gia, kertas jimat pengusir roh hanya bisa digunakan pada roh jahat yang haus dendam dan itu tidak akan bisa digunakan kepadanya karena secara harfiah masih hidup dan bentuk rohnya ini berasal dari kekuatan rohnya.

Raja Hantu dengan santai melambaikan lengan bajunya dan menyebabkan kertas jimat itu hancur.

Gia "...."

Bukankah pegawai toko jimat mengatakan kertas jimat ini sangat ampun mengusir roh jahat apapun, lalu apa yang ia lihat di depan matanya kertas tersebut malah hancur dengan mudah. Ia merasa di tipu dan ingin uangnya kembali!

Raja Hantu terkekeh melihat wajahnya memerah marah menatap kertas jimat yang ia hancurkan dengan mudah, dengan baik hati ia menjelaskan pada Gia. "Kertas jimat itu tidak akan berfungsi kepadaku karena aku masih hidup, itu hanya bekerja pada roh yang telah mati dan memiliki dendam yang belum selesai."

Gia yang mendengar penjelasannya bukannya senang malah tambah marah, ia meraih benda apapun yang bisa ia ambil dan melemparkannya ke Raja Hantu walaupun ia tahu tidak akan berguna.

Raja Hantu tidak menghindarinya dan membiarkan melewati tubuhnya, ia malah memposisikan tubuhnya dengan nyaman agar Gia bisa meredakan sedikit emosinya dengan melemparinya.

"Ow... ow... sangat sakit."

"Istri sangat ganas, suami tidak berani melawan istri."

"Aiya kakiku terkena lemparan, bagaimana aku nanti berjalan?"

"Istri istri suami bersalah, suami tidak akan mengulangi lagi."

Gia "...."

Ia semakin marah mendengar ocehan tidak masuk akalnya dan ke pura puraanya seolah sedang dihukum olehnya, ia malah merasa seperti seorang istri yang menghukum suaminya karena ketahuan mencari kupu kupu baru.

(Mencari kupu kupu baru = Berselingkuh/mencari wanita lain)

Gia bersiap berteriak marah kepadanya namun suara Junzhi di luar kamarnya menghentikannya.

"Yang Mulia apakah anda tidak apa apa? Saya mendengar dari penjaga anda berteriak dengan kencang, apakah saya boleh masuk?" Suara Junzhi terdengar cemas karena ia takut Sang Putri terjadi sesuatu.

Gia memandang sumber amarahnya yang malah menatapnya polos tak berdaya.

"Istri, suami akan patuh."

Gia "...."

Wajah Gia menggelap dan mengabaikannya untuk membuka pintu kamarnya dan melihat Junzhi.

"Aku tidak apa apa, tadi aku berteriak karena ada kecoak di kamarku tapi aku sudah membunuhnya." Gia membiarkan Junzhi masuk tanpa takut Raja Hantu dilihat olehnya, lagipula menurut perkataannya ia sekarang dalam bentuk roh dan hanya Gia sendiri yang bisa melihatnya.

"Benarkah? Syukurlah kalau begitu saya akan memerintahkan pelayan lain untuk lebih cermat membersihkan kamar anda sehingga tidak ada kecoak lagi."

Gia mengangguk setuju, kalo bisa menyingkirkan makhluk astral ini dari kamarnya!

Gia berjalan menuju mejanya dan memilih beberapa make up dan sebagiannya ia simpan di cincin ruang, ia menyerahkan beberapa make up untuk Junzhi. "Ini untukmu."

Junzhi menatap kosmetik yang berada di lengannya. "Putri ini buatan anda sendiri?"

Gia mengangguk.

"Saya tak layak menerima ini dari anda, saya hanya seorang pelayan." Junzhi hendak mengembalikan kosmetik yang ia terima karena ia merasa tidak layak sebagai pelayan, lagipula untuk apa ia merias diri karena pada akhirnya pernikahannya di tentukan oleh tuannya.

Gia mendorongnya kembali dan mencoba menyakinkannya. "Kamu layak menerimanya, aku tidak pernah menganggapmu sebagai pelayan tetapi sebagai teman yang layak untuk ku beri hadiah. Jadi jangan terus menolaknya, apakah kamu tidak menganggapku teman?" katanya dengan tegas.

Junzhi menundukkan kepalanya ketika teringat mereka masih kecil Sang Putri mengatakah hal yang sama.

"*Junzhi ah jangan menolak hadiahku terus."

"Tapi saya hanya seorang pelayan dan tidak berhak menerima hadiah."

Jialin kecil hanya tersenyum tidak berdaya. "Kamu selalu berada di sisiku sejak Baojia berlatih dengan masternya, aku tidak pernah sekalipun mengaggapmu sebagai pelayan, kamu adalah seorang teman yang di kenalkan oleh saudaraku untuk menemaniku."

"Jadi disini akulah yang harusnya berterima kasih padamu karena telah menemaniku." Ujar Jialin kecil dengan tersenyum lebar*.

Junzhi menitikan airmatanya mengingat masa lalu mereka, ternyata ada bagian yang masih tidak berubah dari Putri Jialin.

Gia menggaruk lehernya yang tidak gatal ketika melihat Junzhi malah menangis. "Jangan menangis, aku tidak menggertakmu hadiah ini sangat cocok untukmu karena dapat merawat kulitmu terutawa bagian wajah karena aset pentingkan." Gia tidak pandai menghibur orang dan hanya bisa mengatakan sejujurnya.

Junzhi menggelengkan kepalanya. "Tidak, anda tidak pernah menggertak saya dan terima kasih atas hadiahnya." Junzhi tidak menolaknya lagi dan akan menyimpan dan menggunakannya.

Gia tersenyum senang dan memberikan sebuah gulungan pada Junzhi. "Jika itu habis kamu bisa membuatnya sendiri dengan bahan-bahan yang telah aku tulis di gulungan ini."

Junzhi menerimanya dan ikut tersenyum. "Terima kasih."

"Sama sama."

Raja Hantu menatap Gia yang tengah tersenyum bersama pelayannya atau temannya dan merasa hatinya ikut tersenyum, ia tidak menyangka hal mudah seperti ini akan membuatnya senang. Sangat cocok dengan kepribadiannya, jika Gia memberikan hadiah kepadanya dia dengan senang hati akan menunjukan 'terima kasih' dengan 'cara yang sangat baik.'

"Istri dimana hadiah untukku?" Dengan muka tebal Raja Hantu meminta hadiah.

(Muka tebal = Tidak tahu malu)

Gia mengabaikannya dan masih asyik berbicara dengan Junzhi.

Raja Hantu cemberut melihatnya mengabaikannya, awas saja jika ia menggunakan tubuh aslinya dia pasti akan 'menggertak' Gia hingga memohon ampun padanya.

-TBC-