webnovel

The King Ghost Wife

Gia gadis berusia 27 tahun yang berkerja sebagai agen rahasia tiba-tiba mengalami kecelakan mobil ketika melakukan misinya. Namun, ketika ia membuka matanya dia terbangun ditubuh Putri Jialin yang tidak memiliki kekuatan, dia dibenci saudara tertuanya dan Kaisar mengasingkannya, hanya saudara kembarnya dan pelayannya yang selalu disampingnya. Gia mulai hidupnya yang baru dengan membuat benda-benda yang membuat takjub semua orang, namun sangat umun didunianya dulu. Semua orang kagum dan mencoba mendapatkan benda-benda ajaib dari Putri Jialin. Namun, yang masih membuat Gia bingung adalah kenapa tubuh Putri Jialin bisa dia gunakan sesuka hatinya seakan tubuhnya sendiri didunianya dulu? *** "Kamu harus bertanggung jawab telah mencuri bungaku" Seorang pria duduk bermalas malas sambil menatap Gia. "Siapa yang mencuri bungamu?!?!?" *** "Berhenti mengikutiku pria sinting!" "Aku tidak bisa, aku telah kencanduan tubuhmu karena kamu mencuri bungaku" *** "Istriku kamu jangan jauh-jauh dari suamimu, kamu harus sering-sering menemaniku untuk menghangatkan ranjang kita" "AKU BUKAN ISTRIMU!!!" *** "Istri jangan mendekati pria lain! Kamu hanyalah milikku!" 'Seseorang tolong singkirkan pria tak tahu malu ini! Aku menyesal telah mencuri bunganya' *** *pencuri bunga = pemerkosa *mencuri bunga = mengambil keperawanan/keperjakaan

Destiyana_Cindy · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
96 Chs

Chapter 14 - Wasabi

Gia yang tengah mengerjakan desainnya tiba-tiba bersin dengan keras. 'Apa ada yang membicarakanku?'

"Putri apa anda tidak apa-apa?" Junzhi mencemaskan Putri Jialin yang tiba-tiba bersin.

Gia mengibaskan tangannya pelan. "Uh aku tidak apa apa Junzhi, jangan khawatir." Gia segera melanjutkan menggambar desainnya.

Junzhi yang mendengarnya berhenti khawatir dan mulai menyeduhkan teh untuk Putri Jialin.

Gia menggambar dengan teliti kerangka sepeda yang akan ia kirim ke Tong Fang agar mereka membuatnya untuknya, Gia sangat detail menggambar rangka tersebut agar pengerajin Tong Fang mudah memahami desainnya dan mereka dapat membuatnya dengan mudah. Gia sudah cukup malas harus jalan kaki kemana-mana dan ia tidak ingin menggunakan kereta kuda yang cukup mencolok.

Gia tersenyum lebar memandang gambar desainnya telah selesai, ia membereskan barang-barangnya untuk persiapan pergi ke luar istana.

Junzhi yang melihat Putri Jialin membereskan barang-barangnya segera bertanya "Anda ingin kemana Tuan Putri?"

"Aku ingin pergi keluar istana, aku ingin Tong Fang membuat sesuatu untukku."

"Putri anda harus izin ke Kaisar." Junzhi segera mengingatkan Putri untuk izin kepada Kaisar,dia tidak ingin kejadian yang lalu terulang lagi.

"Uh baiklah baiklah." Sebenarnya Gia tidak ingin melakukannya karena jarak kediamannya dengan Istana utama sangat jauh, tapi ia harus melakukannya karena tidak ingin Junzhi menanggung akibatnya.

"Nubi akan menemani putri." Junzhi menawarkan dirinya menemaninya.

(Nubi= Cara pelayan wanita memanggil dirinya a.k.a aku)

"Tidak perlu, disini banyak penjaga, tidak akan ada yang berani melukaiku." Gia tahu bahwa Junzhi akan selalu mengkhawatirkannya karena itu dia mencoba meredakan kekhawatirannya.

"Baiklah Tuan Putri." Junzhi hanya pasrah menerimanya.

"Jagalah kediaman terutama bengkelku jangan biarkan seseorang masuk!" Gia tiba-tiba khawatir bila orang lain melihat bengkelnya, mereka pasti terkejut dan akan menanyakan benda-benda yang menurut mereka aneh dan

dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.

"Baik Tuan Putri."

o0o

Ketika Kasim Yun melihat kedatangan Putri Jialin dia merasa senang dan ingin mengumumkannya pada Kaisar, ini pertama kalinya Putri Jialin datang sejak kehilangan ingatan.

"Apakah Kaisar ada?"

Kasim Yun mengangguk dengan cepat. "Yang Mulia Kaisar ada dalam ruangan, Tuan Putri."

"Oh."Jawabnya singkat.

"Saya akan mengumumkan kedatangan anda."

Gia mengangguk.

"Yang Mulia Kaisar, Putri Jialin telah tiba."Ia mengumumkannya dengan keras.

"Oh ya, kudengar kau suka makan kue bulan, ini untukmu." Gia menyerahkan kantung berisi kue bulan yang ia sembunyikan dibelakang punggungnya. "Kau harus menghabiskanya ok." Ujarnya sambil tersenyum hingga matanya menyipit.

"O...Ok?" Kasim Yun tidak mengerti kata yang ia ucapankan ini.

Gia hanya tersenyum dan memasuki ruangan Kaisar dengan seringaian yang tak terlihat Kasim Yun, ia telah memberikan sesuatu dalam kue bulan itu agar Kasim Yun mendapatkan pelajaran karena telah

menakuti temannya.

Gia telah memasuki ruangan Kaisar, ia melihat seluruh ruangan yang berdekorasi kuno namun elegan dan menampilkan kemewahan dari pemimpin sebuah negeri, semua perabotan terbuat dari kayu berkualitas tinggi yang diukir sedemikian rupa agar terlihat megah, banyak ukiran naga yang menyimbolkan seorang Kaisar. Ia melihat Kaisar yang tengah duduk ditengah ruangan dengan setumpuk dokumen negara yang perlu diperiksa oleh Kaisar. Kaisar menghentikan kegiatannya dan meletakan kuas ditempatnya, ia tersenyum melihat Jialin yang datang atas inisiatifnya sendiri, ia cukup penasaran apa yang membuatnya datang menghampirinya

"Jialin tumben kamu mendatangi kediaman Fuhuang." Kaisar tersenyum dan bertanya pada Jialin.

(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)

"Bukannya dulu aku pernah mencoba datang kediamanmu tapi malah kau usir." Ujarnya datar.

Senyum Kaisar luntur ketika mengingat sikapnya dulu, dia memang pernah mengusir Jialin dari kediamannya karena dia tidak ingin melihat wajahnya yang mirip dengan wajah wanita yang ia cintai.

Kaisar berdehem sejenak untuk mencairkan suasana. "Kenapa kamu kemari?"

"Apa? tidak boleh? Lebih baik aku kembali saja." Gia membalikan tubuhnya hendak pergi.

"Tidak tidak kamu boleh mengunjungi Fuhuang sesuka hatimu." Kaisar bangkit dari tempat duduknya dan mencoba mencegahnya keluar.

'Astaga emosinya mudah sekali tersulut.' Sejak hilang ingatan Kaisar bingung harus menghadapi putrinya sendiri.

Gia membalikan tubuhnya dan mendekati Kaisar. "Aku akan keluar istana."

Kaisar yang mendengar perkataan arogan putrinya menghilangkan senyumannya dan menatapnya

tajam " Tidak! Aku tidak mengizinkanmu keluar."

Gia menggeram kesal mendengarnya, untuk apa izin jika pada akhirnya tidak diizinkan, lebih baik dia diam-diam keluar istana.

"Aku tidak perlu izinmu, aku hanya bilangakan keluar istana, tak ada yang bisa mencegah keinginanku."

Kaisar yang menyadari maksud Jialin segera berkata. "Untuk apa kamu keluar istana? Jika ingin sesuatu katakan pada Fuhuang, aku akan memerintahkan orang-orang mencarinya."

Kaisar tidak menyebut dirinya zhen karena ingin mencoba memperbaiki hubungannya dengan Jialin yang semakin renggang.

"Mereka tidak tahu kualitas bahan yang aku inginkan, aku harus mengandalkan diriku sendiri untuk mencarinya. Dan aku ingin pergi ke Tong Fang, aku ingin mereka membuatkan sesuatu untukku."

Kaisar sudah mendengar bahwa Jialin meminta Tong Fang untuk membuatkan cermin dari bahan-bahan yang unik, mereka mengatakan cermin itu dapat memantulkan bayangan dengan jelas dan jernih seolah-olah melihat kembarannya sendiri, bahkan lebih baik dari cermin pheonix putih yang ia hadiahkan pada permaisuri.

"Apa yang kamu inginkan dari mereka setelah cermin itu?"

Gia memberikandesainnya kepada Kaisar dia tidak keberatan jika Kaisar mengetahuinya karena cepat atau lambat dia akan mengetahuinya juga.

Kaisar melihat desain yang digambar Jialin dia mengerutkan dahinya melihat gambar dan rincian desain yang dibuat Jialin. "Apa ini?"

"Ini sepeda, kendaraan yang bisa digunakan untuk satu orang dengan mengayunnya, itu bisa membantu orang untuk menempuh jarak tanpa menggunakan kuda ataupun hewan lain. Ini sangat praktis karena bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa." Gia menjelaskan gambar desainnya.

"Cara kerjanya adalah dengan mengayunkan pedal dengan kaki agar menggerakan roda yang telah tersambung oleh rantai pada pedal sepeda, lihat ini!" Gia menunjukan gambar yang ia jelaskan.

Kaisar yang mendengarnya terkejut Jialin membuat benda yang membantu memudahkan pekerjaan manusia. "Bagaimana bisa kamu memikirkan ini?"

Gia sudah menebak bahwa Kaisar akan menanyakan itu, oleh sebab itu dia sudah menyiapkan alasan masuk akal. "Aku mudah lelah jika harus berjalan berjalan kaki, istana ini sangat luas aku bahkan belum menjelajahi semuanya dan aku tidak ingin menaiki tandu yang terlalu mencolok aku tidak suka. Jadi aku berfikir harus membuat sesuatu yang memudahkanku jadi terfikirlah ide sepeda ini."

Kaisar yang mendengarnya tidak curiga dia malah senang bahwa Jialin sangat kreatif sehingga bisa membuat sesuatu yang memudahkan orang. Dia mengakui bahwa Istana Kekaisaran sangat luas sebanding dengan Kota kecil.

"Bagus bagus kamu memang Putri Kaisar ini, baiklah Fuhuang setuju namun kamu harus ditemani pengawal."Kaisar setuju namun dengan syarat ia harus ditemani pengawal.

"Apa? Aku tidak mau! Aku bisa sendiri." Gia tidak setuju dengan pengaturan Kaisar dia benci jika di ikuti.

"Tidak ada pengawal maka tidak keluar!"Kaisar berkata dengan nada tak bisa dibantah.

"Baik tapi mereka harus menyamar sebagai rakyat biasa."

"Baik Fuhuang akan memerintahkan beberapa pe-"

"Tidak! Aku hanya ingin dua." Gia membantahdengan cepat

"Tapi-"

"Ya atau tidak atau aku akan melarikan diri."

"Baiklah dua pengawal." Kaisar menghela nafas merasa kalah berdebat dengan Putrinya.

o0o

Gia yang diikuti dua pengawal yang telah menyamar sebagai orang biasaberjalan melewati kerumunan orang dan menuju pengrajin besi Tong Fang, Gia sesekali melirik orang orang yang beraktivas dan meramaikan pasar.

Gia tersenyum melihat betapa ramainya pasar ini.

Pegawai Tong Fang yang melihat Putri Jialin yang tengah berjalan mendekati tempat mereka segera memanggil bos Tong Fang diruangannya. Bos Tong Fang yang mendengar bahwa Putri Jialin ke tempatnya segera keluar untuk menyambut Putri Jialin.

"Salam Tuan Putri Jialin." Bos Tong Fang hendak berlutut memberi hormat namun segera dihentikkan oleh Gia.

"Tidak jangan berlutut padaku, aku tidak suka." Gia benar benar tidak suka bila orang orang berlutut pada orang lain. Dimatanya semua orang sama.

Bos Tong Fang yang mendengarnya terharu dengan sikap putri yang rendah hati. "Baiklah Tuan Putri."

"Aku ingin kamu membuat sesuatu untukku, ini desain yang telahku buat." Gia menyerahkan desain sepedanya. Bos Tong Fang menerimanya dan melihat desain Putri Jialin. "Ini adalah?" Pemilik Tong Fang menanyakan benda yang diinginkan putri karena dia tidak pernah melihatnya sama sekali dan itu membuatnya penasaran.

"Ini namanya sepeda, itu adalah kendaraan yang bisa digunakan untuk satu orang dengan cara mengayun pedal sepeda yang telah disambungkan dengan roda depan dan belakang dengan rantai sepeda." Gia menjelaskan sambil menunjukan digambar hal-hal yang dia sebutkan.

Bos Tong Fang yang mendengarnya terkejut karena Putri Jialin bisa membuat kendaraan pribadi yang bisa digunakan sendiri. Benda ini sangat memudahkan orang-orang untuk menempuh jarak yang tidak terlalu jauh tanpa harus menggunakan kuda atapun hewan lain untuk menggerakkannya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat kendaraan yang bisa digerakan sendiri.

"Tolong semua bahan-bahan yang ada kalian siapkan sendiri, ini keahlian kaliankan dalam mengolah besi?" Gia memuji mereka.

"Dan untuk bahan pelapis rodanya akan aku cari sendiri dan akan aku kirim pada kalian."

"Baik Tuan Putri." Jawab bosTong Fang.

"Uh dan untuk uangnya nanti akan kubayar saat sudah selesai, sejujurnya aku tidak memiliki uang sama sekalisaat ini."

Gia benar-benar malu mengakuinya dia sama sekali tidak memiliki uang. Uang terakhir yang ia miliki ia berikan untuk membayar cermin itu dan ia tidak meminta uang kepada Kaisar karena dia cukup kesal dengan harus ditemani pengawal.

o0o

Mata Kasim Yun berbinar melihat kantung kue bulan ditangannya, ia membukanya dengan hati-hati dan terlihatlah kue bulan yang terbentuk dengan cantik, ia tidak sabar ingin memakannya karena ia tahu mendiang permaisuri terkenal dengan masakannya yang enak dan ia harap itu diturunkan pada putrinya.

Ia mengambil salah satu kue bulan dan langsung memakannya bulat-bulat, ia memejamkan mata mencoba menikmati rasa kue bulannya.

"Akkkkhhhhhh...." Dia tiba-tiba berteriak dan mengejutkan kasim dan penjaga lain. "Air... Air....." Kasim Yun berlari seolah kesurupan untuk mencari air agar meredakan rasa pedas yang membakar lidahnya.

"Ini kepala kasim." Salah satu kasim menyerahkan sebuah teko yang berisi entah air apa pada Kasim Yun. Kasim Yun segera merebutnya dengan cepat dan meminum air didalamnya tanpa mengecek air apa yang berada didalam teko tersebut.

"Akkkkkkkhhhhh....." Kasim Yun semakin berteriak karena bukan reda yang ia rasakan melainkan rasa pedas yang semakin menjadi membakar lidahnya.

"AKU BUTUH AIR!!!"

Kasim Yun pun berlari mencari air untuk meredakan rasa pedas di lidahnya ia tidak bisa mempercayai siapapun lagi karena air yang baru saja ia minum.

Beberapa kasim dan pelayan bingung melihat tingkah laku Kasim Yun, mereka saling padang untuk mendiskusikan apa yang menyebabkan kasim Yun seperti itu. Seorang kasim yang memberikan teko padaKasim Yun, mengambil teko yang terjatuh diatas rumput yang untungnya tidak pecah, ia membuka tutup teko dan memeriksa air didalamnya.

"Ini merica." Ujarnya setelah mencium bau air. "Ini air merica."

Kasim dan penjaga lainnya menahan tawa ketika mendengar ucapannya, mereka merasa prihatin dengan Kasim Yun yang telah meminum air merica.

"Lalu apa yang dimakan Kasim Yun?" Tanya salah satu penjaga.

"Aku melihat Kasim Yun menerima sebuah kantong dari putri Jialin." Dia mengangkat kantong yang jatuh tidak terlalu jauh dari teko.

"Isinya apa?"

"Entahlah aku tidak tahu."

"Hei hei bukanlah kantong itu! Aku penasaran apa yang menyebabkan Kasim Yun kepedasan, apakah itu berisi cabai?"

"Oh ini kue bulan."

"Coba belah kuenya."

"Kenapa isinya hijau? Bukan merah."

Salah satu penjaga mengambil kue itu dan mencoba mencium isinya. "Ini buka bau cabai, bahan apa yang memiliki rasa pedas dengan warna hijau, apakah kau pernah mendengarnya?"

"Aku juga tidak tahu, kalau cabai hijau baunya bukan seperti ini." Ujar seorang penjaga lain yang telah mencium baunya.

"Eh eh apa yang kalian lihat? Aku ingin tahu."

"Baunya aneh, aku tidak pernah mencium bau seperti ini."

"Mari kita rasakan sedikit saja."

Semua kasim dan penjaga yang menjaga kediaman Kaisar bagian depan mencubit kue bulan bersama-sama untuk merasakan kepedasan seperti apa yang dibawa bahan aneh dari Putri Jialin.

"Dalam hitungan ketiga kita makan bersama-sama."

Semua orang mengangguk.

"1"

"2"

"3"

Mereka langsung melemparkannya dalam mulut.

"Akhhhhhhhhhhhh..."

"Airrrrrr... Airrrrrr...Air..."

"Sialan airnya ada dimana?!?!?!?!?"

Jika Gia mengetahui kejadian ini, iatidak tahu harus menangis atau tertawa. Jika sudah melihat satu korban yang kepedasan karena makanannya, mengapa mereka dengan bodoh mencoba makanannya karena penasaran dengan bahan apa yang ia gunakan untuk isi kue bulan.

Sebenarnya bahan tersebut adalah wasabi yang tidak sengaja ia temukan di dalam hutan, ia tidak tahu tanaman wasabi disebut apa dalam dunia ini karena ia tidak melihatnya di dalam buku yang ia baca.

Sebenarnya ia hanya ingin memberikan pelajaran pada Kasim Yun karena telah mengangkat cambuknya untuk melukai Junzhi, ia sengaja membuat kue bulan dengan ekstra wasabi di dalamnya dan menyelinap masuk terlebih dahulu kediaman Kaisar untuk menjauhkan air disekitarnya dan hanya menyediakan sebuah teko yang berisi air merica yang akan menambah rasa terbakar dilidah. Dia tidak menyangka semua penjaga dan kasim yang bertugas didepan akan memakan kue bulan ekstra wasabinya.

-TBC-