webnovel

Arc 1 Chapter 13 : Perjalanan berlanjut

Setelah Luciel dan Liz keluar dari hutan, mereka bertemu dengan para rombongan. Mereka lalu pergi menemui para pendeta kuil yang sedang merawat beberapa yang terluka. Luciel menggendong Liz ke sebuah tenda.

"Ada yang bisa aku bantu anak muda?" seorang pria berjubah putih menghampiri mereka dan bertanya.

"Tuan pendeta bisa tolong teman saya? Dia terluka setelah bertarung dengan goblin," jawab Luciel dan memohonnya untuk menolong Liz.

"Sini nak, biar kulihat lukamu." Pendeta itu lalu mendekati Liz dan mengamatinya. Lalu dia mengucapkan sebuah doa dan menyentuh perut dan kaki Liz. Tidak lama kemudian muncul cahaya pada bagian tubuh Liz yang disentuhnya. Dan perlahan luka – luka Liz menghilang.

"Wow, Ciel lukaku tiba – tiba hilang dan tidak terasa sakit sama sekali," ucap Liz yang terkejut pertama kali melihat sihir penyembuh.

"Pendeta kuil Dewi Juliana dapat menyembuhkan kan luka fisik maupun mental, namun jika lukanya disertai dengan sihir seseorang, maka akan sulit untuk pendeta setingkatku menyembuhkannya," ujar pendeta tersebut.

"Terima kasih tuan pendeta." Liz pun tersenyum menunjukan rasa terima kasihnya.

"Oh sungguh gadis yang manis, semoga Dewi Juliana memberkati kalian," ucap pendetw tersebut.

Kuil Dewi Juliana tidak memungut biaya apapun dalam melakukan penyembuhan terhadap korban para monster dan iblis. Ini yang membuat mayoritas penduduk dibenua sangat mencintai Kuil Dewi Juliana, mereka membasmi monster tanpa meminta imbalan ke penduduk – penduduk biasa. Namun jumlah mereka terbatas sehingga beberapa penduduk harus pergi ke Guild untuk mempekerjakan seorang Hunter.

Walaupun Luciel memiliki beberapa luka gores, Luciel tidak meminta pendeta itu untuk menyembuhkannya. Dikarenakan lukanya termasuk ringan dan sihir penyembuh memerlukan mana untuk bekerja dengan baik, jadi para pendeta hanya akan melakukan sihir untuk korban – korban luka berat saja. Lalu Luciel dan Liz kembali ke kereta kuda mereka.

"Aku kira kalian tertangkap oleh para goblin itu dihutan," ujar Supir kereta kuda yang kemudian menyapa mereka.

"Ya kita sangat bersyukur para ksatria suci. datang dan membantu, jika telat sedikit saja kami akan dibantai oleh goblin – goblin itu," jawab Luciel yang kemudian duduk dan mengistirahatkan kakinya.

"Aku sangat lelah sekali, hari yang sangat panjang," ujar Luciel.

"Ya aku juga ingin mandi di sungai, badanku terasa seperti memiliki aroma goblin," balas Liz sambil menciumi tubuhnya.

"Kita akan beristirahat dulu untuk malam ini, 2 jam dari sini akan ada sungai dan sebuah desa," ujar sopir tersebut.

Tidak lama kemudian Luciel dan Liz tertidur karena terlalu kelelahan.

**********

" Kapten Roland, aku sangat senang kau masih selamat. Aku mewakili serikat dagang Maburg berterima kasih atas pengorbanan para prajurit Roaring Wolf." Thomas mendatangi Roland yang ketika itu sedang beristirahat disebuah tenda.

"Master Thomas, Roaring Wolf sudah menjalankan tugasnya hingga menelan 30 orang gugur," ucap Roland dengan nada suram.

"Iyah kami akan mengkompensasi atas kehilangan yang dialami oleh Roaring Wolf, dan mengenai kontrak kita?" tanya Thomas.

"Kami akan tetap mengawal Caravan sesuai dengan kontrak," jawab Roland.

"Ya kurasa sampai disini, jalan menuju Kota Rhine akan mulus dan jarak antara satu kota dengan kota yang lain tidak terlalu jauh." Mereka harus melewati 2 kota sebelum memasuki wilayah Rhine Duchy.

"Baiklah aku tidak akan mengganggu waktu istirahatmu kapten, selamat malam." Setelah Thomas keluar dari tenda, Ernest lalu masuk.

"Kapten, bagaimana keadaanmu " tanya Ernest.

"Aku hanya mendapatkan luka ringan dan hanya kelelahan saja, bagaimana dengan anak itu? " anak yang Roland tanyakan adalah Ludwig.

"Untuk luka fisiknya kurasa tidak masalah setelah disembuhkan oleh pendeta. Namun kurasa dia masih trauma melihat rekan – rekannya terbunuh, " jelas Ernest.

"Bagaimana dengan yang lainnya?" tanya Roland.

"Mereka semua sudah tidak apa – apa, besok kita bisa melanjutkan perjalanan "

Setelah pertempuran di hutan akhirnya mereka bisa beristirahat dengan benar.

**********

Keesokan harinya, para rombongan kembali melanjutkan perjalanan mereka. Luciel dan Liz sedang makan sarapan mereka sambil mendengarkan Dupold berbicara, Dupold adalah nama supir kereta kuda mereka.

"Dan kudengar mereka itu abadi," ucap Dupold yang sedang menceritakan kisah tentang vampir dan elf .

"Begitukah? Kurasa mereka harus mendapati kondisi – kondisi tertentu agar tidak menua," balas Luciel.

Luciel tidak yakin bahwa ada makhluk tertentu yang berumur panjang tanpa membayar harga tertentu. Tentu Luciel belum pernah bertemu dengan seorang Elf dan mendengar detail tentangnya yang memiliki umur yang panjang.

"Bangsa elf di benua ini kebanyakan tinggal di Hutan besar Greenwood dan mereka jarang sekali membiarkan ras selain mereka tinggal di wilayahnya. Dikarenakan banyak yang menculik dan menjual para elf di pelelangan budak." Bangsa Elf sangat terkenal akan kecantikannya yang natural.

Awalnya bangsa Elf adalah Ras yang sangat terbuka, namun ketika banyaknya terjadi kasus penculikan, mereka menjadi tertutup dan waspada terhadap ras lain.

"Bagaimana dengan bangsa vampire?". Luciel penasaran bagaimana kondisi dari sisa – sisa pengikut dari Raja Iblis yang hidup dibenua yang kebanyakan penghuninya sangat membenci mereka.

"Kurasa aku telah mendengar rumor bahwa Kerajaan Dragos memiliki kesepakatan dengan mereka, ini yang membuat utusan dari Teokrasi Geneva selalu datang kesana untuk melakukan investigasi. " Tidak sedikit dari bangsawan yang membuat kontrak dengan iblis.

Mereka melakukannya agar mendapatkan kekuatan secara instan .

"Kudengar para Dwarf memiliki keahlian membuat alat – alat yang hebat." Luciel tertarik dengan bangsa Dwarf karena Luciel sendiri adalah seorang pandai besi.

"Ya, mereka memang yang terbaik dalam hal membuat sesuatu, namun sangat sulit menemukan mereka di negeri – negeri manusia. Mereka hanya bertempat di pegunungan dan Aliansi Sandrise," ucap Dupold.

" Aliansi Sandrise? " Luciel pernah samar – samar mendengar nama tersebut.

" Ya, itu adalah sebuah negeri yang dibangun oleh berbagai ras, baik itu manusia, Dwarf, iblis, maupun demihuman," jelas Dupold.

Luciel terkejut terdapat sebuah negeri dimana berbagai ras bisa berdampingan.

"Aku belum pernah kesana, namun yang kudengar tempat itu sangat kacau dan tidak memiliki hukum, mereka hanya bekerja sama jika ada pihak lain yang menyerang, maka mereka akan bersatu untuk melawannya." Dupold hanya pernah berkeliling menjelajahi Negeri manusia saja.

"Kurasa kita akan segera sampai" Dupold menunjuk ke sebuah sungai yang tidak jauh dengan rombongan Caravan.

"Di sebelah sungai, ada Desa yang bernama Crossriff, kita akan beristirahat di sana sebelum menuju Kota Alemania," jelas Dupold.

"Akhirnya aku bisa mandi, aku sudah tidak tahan dengan aroma goblin ini," Liz tidak sabar untuk membersihkan tubuhnya.