webnovel

Arc 1 Chapter 12 : Akhir pertarungan

Beberapa menit setelah Luciel pergi dari kamp goblin Liz mulai mendapatkan kembali kesadarannya. ' Hangat dan rasanya aku sedikit familiar dengan perasaan ini ' Liz pun membuka matanya dan menyadari dia sedang digendong oleh seorang laki – laki.

"hmm... aghhh!" Liz masih merasakan sakit ditubuhnya setelah pertarungan sebelumnya

"Kau sudah bangun Liz?"

"Ciel? Dimana kita? Dimana goblin – goblin itu? "

"Sudah tidak apa – apa " Luciel menjawab dengan santai.

Liz pun baru menyadari, bahwa dia sudah diselamatkan melihat sekelilingnya bukan berada kamp goblin.

" Maaf Ciel, harusnya aku mengikuti saranmu. Aku terlalu percaya diri hanya setelah membunuh beberapa goblin " Liz mengatakannya dengan nada menyesal

" Mengapa harus meminta maaf, tindakanmu menurutku sudah benar. Liz ingin menjadi seorang ksatria nanti kelak kan? Mentalitas seperti itu sudah pantas denganmu, jadi tidak usah meminta maaf " Luciel menjawab dengan santai

" Kau benar tentang kita harus melakukan apa yang kita bisa, dan Liz pun tidak salah ketika bilang kita harus menjadi kuat "

" Tapi akhirnya semuanya menjadi kacau dan mereka semua mati "

" Ludwig masih hidup, dan mereka yang mati menahan para goblin itu melindungi para rombongan Caravan. Tanpa mereka tinggal menahannya, para goblin akan dengan mudah menyerang dan akan lebih banyak korban jatuh. Janganlah murung dan jadikan ini sebagai pelajaran untuk menjadi kuat " Setelah itu Liz pun terdiam lalu berkata.

"Terima kasih Ciel " Liz pun mengistirahatkan kepalanya di bahu Luciel

"Tidak masalah, kita ini teman bukan? aku hanyalah orang biasa, sedangkan Liz mempunyai talenta –talenta yang dimiliki untuk mengubah dunia, Jadi tidak usah khawatir. Liz akan menjadi kuat dan aku akan selalu mendukungmu. "

Hati Liz pun merasa hangat mendengar kata – kata Luciel dan air mata mulai membasahi pipinya tanpa ia sadari.

**********

Ernest Pov

Ernest berlari dan menemukan mayat – mayat goblin, ' sepertinya mereka bertarung dengan cukup banyak goblin ' tidak lama kemudian Ernest melihat seorang Caravan Guard terbaring ditanah.

"Hey Ludwig! Kau tidak apa – apa!? " Ernest pun bergegas menghampiri dan menanyakan kondisinya.

"Bang Ernest, aku.. aku " Ludwig yang terbaring di tanah mulai menangis tubuhnya pun gemetaran.

Setelah Ernest melihat dengan detail, dia melihat bagian tubuh manusia yang goblin – goblin tinggalkan. Dan mengetahui bahwa Ludwig lah satu – satunya yang selamat dari pertempuran itu.

"Aku akan menggendong mu, kau ceritakan saja dijalan." setelah Ernest menggendongnya lalu dia menanyakan apa yang terjadi kepada Ludwig. Ludwig mulai menceritakan bagaimana mereka menemukan gadis – gadis yang diculik, dan pertarungan mereka melawan beberapa goblin dan hobgoblin.

"Bang Ernest, aku…akuu, jika saja aku lebih kuat Edwin dan yg lainnya pasti masih hidup ugghh " Ernest selama karirnya di Roaring Wolf tentu sering mendapati rekan – rekannya gugur. Dia bersedih namun karena sudah terbiasa perasaan itu sekarang tidak lagi menjadi beban bagi dirinya.

"Kita akan berkumpul dengan yang lainnya, kita akan berbicara lagi nanti ok."

**********

"Ngomong – ngomong Ciel, bagaimana kau menyelamatkanku dari banyak goblin – goblin itu "

Liz penasaran bagaimana cara Luciel bisa menyelamatkannya dengan hobgoblin yang bahkan dia dan Ludwig sama sekali tidak bisa melawannya.

"Nah aku mendapat sedikit bantuan haha " lalu diapun menceritakan bagaimana dia bisa menyelamatkan Liz.

"Kasian anak beruang itu, kau sangat kejam Ciel hahaha." Liz mencoba menggoda Luciel dengan menyindirnya.

"Hey aku tidak punya cara lain."

"Enggak kok aku cuman bercanda. mereka pun mulai berbincang – bincang dan tidak lama kemudian mereka mendengar suara pertempuran tidak jauh dari posisi mereka.

".Kurasa pertempuran mereka masih belum selesai, kita akan mengintainya dulu. Setuju?"

"ummm " Liz pun mengangguk

Setelah sekitar hampir satu jam bertarung, Roland pun mulai kelelahan sedangkan jumlah para goblin terus bertambah. ' gawat ini tidak ada habisnya ' Roland pun berlari dan menancapkan tombaknya ke goblin yang hendak menusuk rekannya dari belakang.

"Terima kasih Kapten," ucap anggotanya.

"Berkumpulah dan jangan sampai kita terpisah " Roland memberikan perintah.

Para goblin mulai mengelilingi mereka, dan kondisi mereka saat ini sangat buruk.

Mereka bertarung hingga tetes darah terakhir dan hanya menyisakan 12 orang saja. Seekor hobgoblin pun lalu melucuti tombak Roland, dia kehilangan fokus karena terlalu kelelahan. Hobgoblin itu bersiap menghabisinya ' hanya sampai di sinikah? ' Roland sudah bersiap menerima kematiannya.

SPLURRTT!!!

Tiba – tiba dia melihat kepala hobgoblin itu terpenggal. Lalu dia melihat didepannya terdapat seorang Pria memakai Zirah dan jubah putih.

"Bunuh semua makhluk menjijikan itu!" pria didepannya lalu memberi perintah, kemudian datang lebih banyak Pria berzirah dan berjubah putih sama seperti pria didepannya.

Mereka yang datang membantu para Caravan Guard adalah Ksatria Suci Dewi Juliana.

Para Ksatria itu lalu membunuh goblin – goblin dengan mudahnya. Level mereka jelas berbeda dengan para prajurit bayaran Roaring Wolf, karena Seseorang dilatih dengan keras agar bisa menjadi seorang ksatria. Tidak membutuhkan waktu yang lama para ksatria dapat menghabisi semua goblin yang menyerang Caravan Guard.

"Kalian bergegaslah keluar dari hutan, di sana akan ada tim medis yang akan merawat kalian." Ksatria itu lalu memberi perintah kepada para Caravan Guard

"Terima kasih atas bantuannya, tuan Ksatria," ucap Roland.

"Kami akan melanjutkan operasi kami ke hutan lebih dalam lagi dan memusnahkan semua makhluk menjijikan itu."

Roland pun akhirnya bisa bernapas lega, namun hatinya merasa suram karena banyaknya anggota Roaring Wolf yang gugur.

**********

Luciel dan Liz melihat bagaimana para ksatria suci membantai goblin – goblin yang menyudutkan Caravan Guard

"Para ksatria itu sangat keren ya Ciel." Liz takjub melihat bagaimana hobgoblin yang dia tidak bisa kalahkan begitu mudahnya mati oleh seorang ksatria suci

"Liz juga kelak pasti bisa melampaui itu," ucap Luciel.

" Sungguh? "

" Ya, aku akan mengajarimu sihir yang baru – baru ini ku pelajari," jawab Luciel.

" Baiklah. "

Luciel dan Liz pun mendatangi Caravan Guard lalu bersama mereka mulai keluar dari hutan.