Elang hitam bergerak mendekat. Matanya yang terlihat tajam menjadi semakin tajam. Ketika dia sudah tiba lebih dekat ke tanah, kepakan sayapnya langsung menerbangkan dedaunan kering dan debu.
"Tuan …." Namara memanggil. Dia merasa gelisah. Jika Eros dikalahkan maka dia juga akan menerima akibatnya. Leor pasti tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.
"Mundurlah lebih jauh," perintah Eros dengan suara yang dalam.
Namara melirik Leor. Pria itu menatapnya tajam. Akhirnya Namara menunduk dan langsung melangkah mundur.
Elang hitam melesat menuju Eros. Cakarnya yang tajam terayun mencoba menggaruk lawannya.
Eros menebaskan tongkatnya. Ketika tongkat bertabrakan dengan cakar, tidak ada yang terjadi. Keduanya sama-sama kuat. Cakar itu hanya berhasil menggores permukaan tongkat.
Elang hitam merasa tersinggung karena tongkat itu ternyata sangat kuat. Dia kembali menyerang Eros dengan cakaran-cakaran lagi. Tubuh besarnya berpindah-pindah hingga mengguncang tanah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com