"Kenapa lu melihat gua seperti mau memakan gua?" Suara Rain membuatku tersadar dari lamunan.
"Gua hanya...." Aku memikirkan matamu. Aku punya terlalu banyak kata-kata, lalu meletakkan dengan keras botolku yang setengah kosong ke meja yang berada di depanku. "Gua akan tidur."
Sambil mengangkat bahu, Rain terus meminum birnya. "Gua akan selesai menonton ini." Katanya, mengangguk ke arah layar datar enam puluh tiga inci yang tertanam di dinding. "Sampai jumpa besok pagi."
"Hmmmm, ya. Tentu." Sambil menggaruk-garuk kepalaku, aku berlari ke tangga dan melompatinya mengambil dua tingkat sekaligus. Aku tidak goyah pada kakiku untuk tetap berdiri, namun aku jelas seperti terbuang. Maksudku, kenapa lagi aku harus memeriksa mata pria lain?
Aku langsung membuka pakaian dengan cepat hingga telanjang, lalu langsung membaringkan diri di tempat tidur. Saat aku memejamkan mata, wajah Rain ada tepat di belakang kelopak mataku. Si rambut Ikal itu, mata itu…...
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com