-ANDRIAN-
Aku mengabaikannya dan mengulurkan tanganku yang bebas untuk meraih hidungnya, memelintirnya dengan keras. Boy berteriak serak dan mendorongku menjauh. Aku menangkap diriku di tepi kesombongan, tapi aku tidak bisa menghindari tinju yang terbang ke arahku. Aku berhasil memutar tubuh Aku sehingga Aku tidak mendarat di lengan Aku yang patah, tetapi rasa sakitnya tetap membutakan. Aku membenamkan mulutku ke lengan atasku untuk menahan tangisku saat aku mencoba bernapas melalui gelombang rasa sakit yang meroket melalui diriku. Boy menendang tulang rusukku, lalu mengumpat saat kehilangan keseimbangan di ruang kecil. Dia mengulurkan tangan untuk meraih tenggorokanku, tangannya ditarik ke belakang.
"Lakukan!" Aku berhasil kentut. Kata-kataku sepertinya membuatnya lengah. "Berapa banyak orang yang melihatmu datang ke sini, Boy?" Aku berbisik serak saat jari-jarinya mulai memotong aliran udaraku. "Cerita apa yang akan kamu coba jual kali ini?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com