webnovel

The Atrocious Treason [COMPLETED]

"Will I feel better if I just disappeared?" -Aidan- Menjadi jenius dari lahir ternyata tidak semenarik yang orang pikirkan. Bagi Aidan, hidupnya terasa menyedihkan. Namun, semua berubah ketika Aidan bertemu dengan seorang gadis, bernama Freya. Ia adalah salah satu agen elit CIA, dan dapat dipastikan ia bertemu dengan orang yang sejenius dirinya. Tetapi realita tidak berjalan sesuai ekspektasi mereka, berbagai misi yang mereka jalankan ternyata saling berkaitan satu sama lain dan semakin membongkar rahasia lama kedua institusi. Apakah rahasia yang disembunyikan kedua institusi? Bagaimana pertemuan tersebut mempengaruhi kehidupan kedua agen elit yang berbeda institusi? Apakah mereka berada di jalur yang sama atau justru saling bertentangan? ***

chaeraelk_ · Ciencia y ficción
Sin suficientes valoraciones
22 Chs

Trap Each Other

Pada hari kedua ini, Aidan dan Darren sudah bersiap kembali ke markas utama FBI tempat pelatihan mereka. Jadwal mereka hari ini adalah kembali berlatih menggunakan senjata yang masih belum dikuasai. Selain itu, mereka juga mengikuti pelatihan fisik lainnya.

Sebenarnya, bukan hanya Aidan, namun Darren juga berulang kali merasa ada yang aneh dengan tempat pelatihan mereka tersebut. Beberapa ruangan di tempat itu, diberi sandi yang sangat rumit, bahkan tidak bisa akan bisa dibuka oleh agen khusus manapun, selain oleh Kepala FBI. Namun, mereka berusaha untuk tidak menghiraukan dan fokus pada pelatihan tersebut.

Selama pelatihan, Aidan dan Darren juga sangat bagus dalam ketahanan tubuh, pergerakan yang lincah, dan menguasai persenjataan secara cepat. Hal ini membuat pelatihan mereka dikurangi menjadi tiga hari saja. Menurut Kepala FBI, mereka lebih baik segera diberi misi pertama, untuk meningkatkan pengalaman mereka.

Di sisi lain, Freya dan Olivia terus berkutat dengan pencarian informasi penting mengenai keberadaan mafia narkoba tersebut. Pada hari ini juga, mereka segera akan meringkus dan menyelesaikan misi pertama mereka, karena pergerakan dari si mafia cukup cepat ditemukan mereka berdua.

Tepat pukul empat sore, Freya dan Olivia, telah menyamar dan berbaur dengan penduduk sekitar. Mereka mendatangi salah satu tempat pusat peredaran narkoba yang menjadi persembunyian si mafia. Dengan berbekal persenjataan dan informasi yang ada, mereka masuk ke bar tersebut dengan pakaian yang cukup seksi, agar tidak diketahui oleh orang lain.

Mereka pun berdalih seolah ingin membeli narkoba dari si mafia. Melihat penampilan mereka, si mafia justru membawa mereka berdua ke suatu ruangan. Awalnya, mereka mengira akan dengan mudah menangkapnya karena ia seorang diri. Namun, salah paham diantara mereka terjadi. Si mafia yang tidak tahu mereka adalah agen CIA, dan mereka tidak tahu mafia itu Psikopat yang lihai memainkan senjata.

Sesampainya diruangan tersebut, awalnya tampak biasa saja. Namun, dihadapan mereka terdapat 4 pintu berjajar kesamping. Adapun yang membuat mereka berdua bingung, terdapat tulisan di dinding ruangan tersebut "Catch me, if you can" seolah menyiratkan bahwa si mafia telah mengetahui ia buronan mereka berdua.

"Pilih salah satu pintu yang akan kalian buka!" Sentak si mafia.

"Emangnya didalam pintu itu ada apaan? Kami berdua hanya ingin memesan narkoba, kenapa harus ribet seperti ini?" Tanya Freya dengan berani, ia tidak ingin merusak misi pertamanya.

"Hahahaha, tidak apa-apa, aku hanya meminta kalian membuka dan masuk ke pintu pilihan kalian, setelah itu narkobanya akan tersedia. Itu salah satu persyaratan bagi pembeli narkoba kepadaku." Ucap mafia tersebut.

"Baiklah, aku memilih ini, kalau kamu mau pilih yang itu saja Frey." Ucap Olivia dibalas anggukan oleh Freya.

Mereka pun memasuki pintu masing-masing. Dengan segala ketakutan yang ada, Freya dan Olivia bertaruh nyawa dengan mesin pencabut nyawa yang berbeda di hadapan masing-masing.

Dihadapan Freya, kini ada mesin berupa pisau raksasa yang bergerak dari atas kebawah, seolah akan memotong siapa saja yang melewatinya. Namun, berkat keberaniannya, Freya berhasil melewatinya.

Kini, ia dihadapkan dengan sebuah kertas, ada tempat berbentuk bulat ukurannya kecil, dan ada tulisan "Fill it!". Butuh waktu beberapa menit, hingga Freya menyayatkan kertas tersebut ke lengannya berulang kali, hingga darah pun mengalir. Darah itu dimasukkan Freya ke wadah kecil tersebut.

Sambil menahan sakit di lengannya, Freya dihadapkan dengan mesin yang mampu meratakan tubuhnya, namun karena ia harus melewatinya, Freya dengan segala kelincahannya bergerak maju sambil menahan nafas dengan kuat. Tidak cukup sampai disitu, meski badan Freya sudah sangat lusuh, ia harus berhadapan dengan samsak berduri besi.

Namun, Freya hampir saja mengakhiri hidupnya, karena ia terpleset dengan minyak yang membuatnya hampir menghantam samsak tersebut. Untungnya Freya masih bisa selamat, walau bagian tubuhnya cukup dalam tergores oleh duri samsak itu. Sampailah dipenghujung rintangan, Freya dihadapkan dengan seekor banteng kelaparan yang siap memangsanya.

Sulit dipungkiri, Freya segera membius banteng tersebut, ia tidak mampu berlari menghindar lagi, tenaganya tidak cukup banyak untuk melakukan hal tersebut. Akhirnya, Freya selamat dan tak menunggu lama, ia melihat Olivia keluar dengan darah yang cukup banyak di sekujur tubuhnya.

Bukannya menyerah, mereka berdua kini dihadapkan dengan mafia tersebut seorang diri. Mafia tersebut bermaksud melakukan transaksi narkobanya, namun Freya dengan sigap justru menembak mati mafia tersebut.

"Mission Complete Eagle!" Seru mereka berdua dengan wajah dihiasi senyuman.

Namun, hal yang paling tidak terduga oleh mereka. Tiba-tiba segerombolan pria berjas hitam bersama mengepung mereka. Kemudian, datanglah pria dengan kemeja putih menghampiri mereka berdua.

"Gimana? Sukses? Hahahaha Sudah saya duga kalian bukan bermaksud untuk membeli narkoba. Kalian ingin menangkap saya? Oh maaf, tadi yang kamu tembak itu tangan kanan saya. Ternyata dia juga mudah terjebak seperti kalian. Agen dari institusi mana? Aduh.. sudah berdarah nih badan kalian." Ucap pria itu sambil menyayat lengan mereka bergantian.

Freya dan Olivia tidak mampu berkutik, mereka benar-benar merasa akan mati saja. Seolah tidak akan ada harapan bagi mereka melanjutkan misinya. Bukannya selesai, malah hancur berantakan. Mereka berdua juga telah kehabisan amunisi di semua senjata yang dibawa.

Di sisi lain, terjadi perdebatan antara CIA dan FBI. Bagaimanapun, mereka merupakan institusi yang bertujuan untuk menjaga satu negara, namun berbeda divisi saja.

"Bagaimana bisa kalian mengutus dua anggota baru dan menjadikan ini sebagai misi pertama?!" Bentak Kepala FBI.

"Ini kesalahan fatal, kami tidak mengetahui bahwa ketua mereka adalah mafia terbesar di Asia. Dari informasi yang kami ketahui, kami hanya membuat misi pertama Freya dan Olivia menembak mati mafia bagian Tenggara saja. Kami bukan menjadikan mereka korban dari ketua mafia tersebut!" Sahut Kepala CIA.

"Tidak ada jalan lain, saya akan mengirim agen elit khusus FBI, untuk membantu mereka berdua. Tolong kerjasama dari pihak kalian, agar tidak segera gegabah mengambil keputusan lainnya, tanpa melibatkan kami. Saya permisi!" Ucap Kepala FBI dengan tegas.

Sepeninggalnya Kepala FBI, Kepala CIA benar-benar masih menjaga rapat rahasia itu, agar tidak terbongkar ke divisi lainnya. Ia pun sebenarnya cukup stress dengan keadaan ini. Ia menyesal dan berharap tidak terjadi hal yang tidak diinginkan kepada Freya dan Olivia. Ia frustasi karena seharusnya ia menjaga Freya dengan baik sebagai titipan dari agen seperjuangannya dulu.

Di markas utama FBI, Aidan dan Darren telah dijelaskan mengenai insiden yang sedang terjadi. Dengan berbagai pertimbangan dan hati yang berat, mereka diputuskan untuk melakukan misi pertama menyelamatkan Freya dan Olivia, serta menembak ketua mafia narkoba Asia.

"Ren, jujur gue udah semangat banget sebenarnya, Cuma gue bingung, kenapa CIA sampai salah target begini. Kita tau CIA ga mungkin seceroboh ini. Pasti ada yang salah, aku yakin ini sepenuhnya bukan salah CIA." Jelas Aidan ketika mereka sampai di lab.

"Gue juga ngerasa janggal banget, ini kesalahan bahkan bisa merenggut nyawa dua agen elit khusus CIA. Tapi, yasudah kita harus mengerahkan kemampuan terbaik kita Aidan. Ini misi pertama kita harus selesai, jangan ada kesalahan sedikitpun!" Balas Darren.

"Setuju banget. Kita siapin informasi, senjata, dan perlengkapan lainnya secepatnya!" Tutur Aidan mengingatkan Darren.

Beberapa waktu kemudian,

"Data dan informasi persembunyian mereka hanya 2 titik utama yang menjadi sasaran target kita. Mobilitas dari pasukan mereka tidak sebanyak yang kita perkirakan kok. Misi ini pasti akan segera selessai, jika kita dengan sigap meringkus nih ketua mafia." Terang Darren.

"Okay, aku juga udah nyiapin perlengkapan dan udah dapat semua informasi tersebut. Operasi akan kita lakukan besok subuh. Untuk memperkecil risiko, kita sebaiknya membawa 3 orang terpercaya FBI, untuk membantu operasi misi kita." Sahut Aidan cepat.

"Baiklah, akan kuhubungi mereka secepatnya." Jawab Darren singkat. Kemudian mereka istirahat agar besok bisa memaksimalkan kinerja mereka. Walaupun begitu, mereka masih saja was-was akan kemungkinan yang terjadi besok.

Tepat pukul 5 pagi, mereka telah berangkat dari bandara menuju target lokasi pertama. Dengan berbagai kemampuan yang mereka miliki, Aidan dan Darren berhasil menyamar menjadi ketua dan rekan mafia narkoba wilayah Eropa. Tanpa berbasa-basi, mereka segera dihadapkan dengan pria berkemeja coklat, ia adalah ketua mafia Asia, sekaligus orang yang menyekap Freya dan Olivia.

Berbagai dalih disampaikan Aidan, yang sukses membuat kesepakatan bertransaksi narkoba dengan pria tersebut. Sementara pasukan pengedar narkoba di luar ruangan, semuanya telah tewas ditembak 3 agen yang membantu Aidan dan Darren. Langkah selanjutnya, dengan sigap Aidan mengarahkan pistol ke Kepala mafia itu, tinggal menarik pelatuknya, dan nyawa si mafia akan hilang.

Ia diberi kesempatan untuk membawa Aidan dan Darren menyelamatkan Freya dan Olivia. Namun, mafia tersebut sulit diajak berkompromi.

Duarrr!!!!

Aidan telah menembak kearah jendela ruangan tersebut, menunjukkan ia tidak dalam mode bermain. Kemudian, dengan cekatan si pria memberitahu mereka keberadaan dua agen CIA tersebut. Untuk menyelesaikan perkara dengan si mafia, Aidan mengutus tiga agen yang membantu mereka saja untuk menyelamatkan Freya dan Olivia.

Cklekk!

"Siapa Kalian?!" Tanya Freya dengan sarkas.

"Tenang saja, kami datang untuk menyelamatkan kalian." Jawab salah satu agen, sekaligus menunjukkan penanda institusi FBI.

"Ohhh, Saya minta maaf, Terimakasih telah menyelamatkan kami." Balas Freya.

"Benarkah? Bagaimana institusi lain dapat membantu kami sampai sejauh ini?" Ucap Olivia yang masih kurang percaya.

"Ceritanya panjang, kami hanya diutus untuk membantu Delta Tim, mereka sama seperti kalian, menjalankan misi pertama untuk agen elit khusus, namun mungkin mereka masih berdiskusi dengan mafia tersebut." Jelas salah satu agen FBI.

"Baiklah, tidak perlu waktu lama untuk berusaha saling mempercayai, sebaiknya kita keluar sebelum masalah lain yang tidak terduga muncul." Tegas agen lainnya.

Mereka pun segera keluar dari penjara bawah tanah buatan mafia tersebut. Sedangkan si mafia telah tewas oleh pistol milik Aidan.

"Yeah… Mission Complete Delta!" ucap mereka bersamaan dengan tos yang melambung di udara.

Setelah menyelamatkan dua agen CIA yang ditawan, mereka hanya saling mengetahui nama Tim saja, karena mereka semua harus kembali ke markas masing-masing untuk melanjutkan berbagai tugas dan tanggung jawab lainnya. Eagle Tim juga merasa sangat berterimakasih pada Delta Tim, karena misi pertama masing-masing sudah berjalan dengan baik. Bahkan menjadi pengalaman yang tak terlupakan untuk menjalani misi selanjutnya.

As the days went by,

I  got better….

But sometimes,

When I'm too happy

I'm afraid I'll be in pain again.

.....