webnovel

76

Wiy;

Tha, sejauh ini, aku masih menjaga nama baik dan harga diriku sebagai perempuan. Namun perlu kamu ketahui Tha, seseorang yang disenangi, dicintai, disayangi, dikagumi, dirindukan dan semacamnya. Apalagi cinta itu sudah melekat, erat, tertanam, tumbuh subur dan membahagiakan dulunya, sungguh sangat sulit untuk meninggalkannya atau sekadar merelakannya pergi sebentar saja pun tidak kuat, apalagi sampai merelakannya pergi selamanya? Hilang begitu saja? Oh, sungguh amat berat sekali bagiku Tha.

Melepaskanmu pergi sama halnya membunuh diriku sendiri. Kamu adalah aku, kamu sudah berada dalam diriku, aku nyaman bersamamu, aku terhibur karenamu, aku benar-benar menyanyangimu. Apakah ada orang yang sanggup menusuk jantungnya dengan belati setiap waktu? Apakah ada orang yang melukai dirinya dengan keris setiap saat? Ada, Tha, akulah orangnya dan ini karena terpaksa, demi kebaikanku juga.

Kalau tidak demikian, kalau tidak sekarang aku merasakan betapa sakitnya luka yang kena jeruk nipis ini, maka perihnya akan kutanggung hingga hari tuaku nantinya, hingga aku mati sebab cinta sejatiku tidak menikahiku. Sakitnya akan kutanggung hingga aku mati. Aku memang harus melukai diriku dari sekarang dan menyembuhkannya perlahan dengan mencintai dan terus merindukanmu.

Tha, ya kamulah yang kumaksud. Tha adalah jiwaku, kamu adalah jantungku, kamu adalah paru-paruku, kamu adalah napasku, kamu adalah diriku, kamu adalah perasaanku, kamu adalah kekasihku dan kamu berada dalam hatiku yang terdalam.

Maaf , Tha, aku berlebihan. Bagaimana mungkin aku membuang hatiku sendiri? Sungguh, aku tidak ingin bunuh diri! Aku tidak ingin mati dalam kesia-siaan, lebih baik aku hidup dengan hati tersayat daripada harus mati sekarang dengan cara yang bodoh.

Ini bukan permintaanmu untuk melepaskanmu, namun ini adalah keharusanku. Harus rela menunggu lama, aku takkan lelah menanti kecuali setelah menuai cinta sejatiku, yaitu kamu, Tha.

Sungguh dari dulu hingga saat ini kamu adalah cinta sejatiku. Kamu adalah cinta pertamaku yang harus kucintai sampai saat ini, walaupun memang agak berat, tetapi aku yakin kamu akan mencintaiku lagi.

Aku, kamu dan Akad. Kamulah kuncinya, kalau kamu tidak mencintaiku atau kalau kamu tidak melamarku, maka kita tidak akan pernah sampai ke akad, tidak akan menikah.

Betapa sulitnya melepaskan cinta sejati, aku tak kuat! Aku akan terus menunggu hingga suatu saat nanti kita akan bertemu kembali, kamu akan menemuiku. Sungguh, aku masih mencintaimu, tidak ingin melepaskanmu.

***