-POV Nayla-
Menyakitkan banget lihat modelan monster betina ini ngomong. Kesel aja gue rasanya.
"Arya?" Setyo mencoba memperjelas.
"Ya jelas, dia rekan kerja kamu, Setyo. Padahal saya sudah mulai cinta mati. Tapi, dia malah membuat ulah, dengan membatalkan pertunangan kami. Saya merasa hidup ini seolah menjadi hampa. Ha ha ha. Ah, ini hanya lelucon saja. Chika, nggak akan pernah merasakan hal demikian."
"Kamu sudah gila, ya?" Reza terlihat geram.
"Tidak, tidak, saya tidak gila, Reza. Saya hanya stress, itu saja kok. Masa kamu nggak bisa lihat. Ah, apa kamu mau menjadi suami saya?"
Gue langsung naik darah!
"Lo langkahin dulu mayat gue."
Chika terkejut, tapi setelah itu ia ketawa. "Wow, luar biasa sekali. Padahal sebelumnya kamu benci banget sama garis keturunan orang ini kan?"
Gue nggak ngerti dia ngomong apa. "Ngomong apa sih lo, Mak Lampir, gak jelas banget. Heran gue."
Nggak lama Reza natap gue, dia kaya nyuruh gue buat nggak ngegubris Chika. Ya udah, gue diem.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com