-POV Nayla-
"Tapi, entar gue dilabrak lagi sama ciwi-ciwi fans loe itu!"
Zering noleh. "Siapa? Yang tadi pagi?"
Gue ngangguk.
Eh, dia malah ketawa.
"Kenapa loe ketawa?"
"Ya iya, tumbenan loe takut dilabrak sama mereka. Loe jauh lebih dari mereka."
"Lebih apa?"
"Lebih strong. Yeah! Dah ah, yuk. Kita ke mall dulu."
Zering narik tangan gue ke motornya.
Nggak butuh waktu lama. Kita udah sampe di mall yang dia tuju. Gue ngikutin Zering di belakang, sampe dia masuk ke dalam sebuah distro. Khusus jual baju-baju cowok gitu. Banyaklah, ada jaket, ada topi, tas, celana, pokoknya perlengkapan cowok lah.
Gue nggak ngeliat, sibuk nunduk aja dari tadi. Entahlah, masih sedih aja. Ngebayangin Babang Tamvan dikurung. Miris banget.
Gue kaget, pas ada yang nyodorin jaket ke gue.
"Nich buat loe. Gue juga malu kali, jalan sama cewek, yang pake seragam ber merk."
Ih, gue tatap sinis dia sambil ngambil jaket bahan kain, warna abu-abu itu. Dia malah ketawa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com