webnovel

24. Ajakan di pagi hari

Ele tidak bisa tidur di kamarnya semenjak semalam, Marvel juga tidak kembali setelah dia keluar dari kamar. membuat Ele semakin resah saja, apalagi keadaan di tempat ini tidak benar-benar di ketahui oleh wanita yang baru seperti dirinya. dia hanya bisa duduk diam di dekat balkon kamar sambil memandangi matahari yang perlahan-lahan terlihat dari arah timur. Mata Ele terus memandang ke arah timur, arah yang memiliki banyak arti.

Timur adalah sebuah arah mata angin dalam kompas. Timur biasanya berada di sebelah kanan peta. Matahari dan Bulan terbit di sebelah timur. Dalam navigasi, timur dinyatakan sebagai arah 90°. Timur berlawanan arah dengan Barat.

Bumi berotasi mengikuti arah timur, oleh sebab itulah Matahari terbit dari arah tersebut. Bangunan keagamaan Hindu (candi) secara tradisional menghadap ke arah timur (pintu masuk dari sisi barat). Timur juga identik dengan tradisi Oriental dalam wilayah Asia Timur, China, Jepang dan Korea.

Kata timur sebenarnya merupakan istilah bagi angin tenggara yang berhembus di kepulauan Nusantara yang dikenal oleh para pelaut Austronesia. Di dalam bahasa Tagalog kata timog, yang memiliki hubungan etimologis dengan timur berarti selatan.

Udara yang begitu sejuk dan aroma embun di pagi hari, membuat Ele memejamkan matanya secara perlahan. sedikit bersenandung kecil dia mulai mengingat lagi masa-masa kecilnya. bermain di pagi hari membantu ibunya mencari sayuran di kebun, lalu Mereka berdua akan memasak bersama dan Bercerita banyak hal.

Sudah berapa lama waktu berlalu? belasan tahun, bahkan Ele sudah tidak mengingat lagi semua kenangan indah yang pernah tercipta.

Matanya kembali terbuka, dia melihat Beberapa burung yang terbang melewati pohon-pohon yang menjulang tinggi di samping Mansion. Mansion ini memang di pesisir pantai, tapi rimbunan pohon di saja sini membuatnya seakan-akan seperti hutan belantara yang menyeramkan. Walaupun memang, di pagi hari tempat ini begitu sejuk dan indah. namun jika malam? Seperti berada di rumah hantu yang begitu menakutkan.

Ele kembali mengeratkan selimut di tubuhnya, dia berjalan ke arah kulkas dan mengambil satu buah apel yang masih segar. Mulai mengigitnya dan mengunyah dengan perlahan-lahan, Kebosanan benar-benar menghampiri dirinya saat ini. Bingung ingin melakukan apa, Dan dia juga tidak berani keluar kamar sama sekali. apalagi mengingat kejadian adik Marvel yang meminum darah tikus secara brutal. Ele benar-benar bergidik ngeri jika mengingat apa yang terjadi malam kemarin..

Benar-benar Tidak mau mengingat kembali, tapi bagaimana jadinya jika Ele melihat kembali pria gila itu? apakah masih bisa baik-baik saja? tidak akan, bahkan mungkin Ele akan muntah di depannya, Karena mengingat bagaimana Pria itu mematahkan leher tikus dan meminum darahnya langsung.

"Ish! kejadian itu membuatku sampai Tidak bisa tidur sama sekali!." Ele berdecak pelan, baru saja ia mau merebahkan tubuhnya di sofa. Suara ketukan pintu membuatnya langsung menengok.

Melangkah pelan untuk membuka pintu dan melihat siapa yang ada, ketika pintu di buka. Ele dapat melihat Ibu Arsinoe yang sudah Tersenyum sangat manis. "Selamat pagi Ele, bagaimana tidurmu malam ini? Kau sudah bangun pagi sekali. Padahal aku hanya ingin memastikan apakah kau sudah bangun Atau belum, kau mau makan sesuatu? aku akan pergi ke dapur dan memasak untuk sarapan." Sapaan Ibu Arsinoe membuat Ele langsung tersentuh, wajah baik seorang ibu dan senyumnya yang sangat manis membuat pagi ini semakin membaik saja.

"Selamat pagi Ibu, Aku tidur dengan baik walaupun tidak selalu nyenyak. Apa yang mau kau masak pagi ini? apakah aku boleh membantu dirimu?." Ele mencoba untuk lebih dekat, biasanya sesama wanita selalu bisa lebih dekat jika saling memasak bersama. Dan itu adalah cara paling tepat yang di pikirkan oleh Ele saat ini.

"Kau mau membantu? aku mau membuatkan makanan yang paling di sukai oleh Marvel. Ayo ikut denganku ke dapur, sekalian aku tunjukkan ruangan-ruangan yang ada di Mansion ini. agar kau tidak tersesat." Ibu Arsinoe langsung Menggandeng tangan Ele, ketika wanita itu mengangguk cukup antusias..

Ele Tersenyum dan di balas senyuman lebih lebar lagi oleh Ibu Arsinoe, Mereka berdua langsung berjalan keluar dari kamar. Ele sebenarnya merasa sedikit aneh, ketika merasakan kulit Arsinoe yang terasa lebih dingin dari kulit manusia pada umumnya. apakah dia sakit? Pikir Ele bingung.

"Ini kamarku, Berada tidak jauh dari kamar Marvel. sejak kecil Marvel selalu bermimpi buruk dan dia sering sekali memanggil diriku di malam hari. itu Kenapa aku sengaja mendekatkan kamar kami, jadi jika ada apa-apa aku langsung pergi ke Kamarnya dengan cepat." Kata kata Seorang ibu yang sangat bersemangat menceritakan tentang anaknya, belum lagi senyum di bibir Ibu Arsinoe membuat Ele merasa ikut bahagia.

"Marvel sangat menggemaskan pasti sewaktu kecil dulu." Kata Ele, berusaha ikut dalam Cerita yang telah di buat.

"hidup bersamanya lebih dari ratusan Tahun, membuatku selalu mengingat kembali masa-masa kecilnya dulu. walaupun memang, ingatan itu perlahan-lahan memudar. Namun semuanya selalu aku catat di buku harianku, jadi jika sewaktu-waktu aku lupa. maka aku bisa mengingatnya kembali, maklum saja. aku sudah semakin tua dan umurku benar-benar sudah terlalu sulit untuk di hitung." Kata Arsinoe dengan nada kecil namun sambil tertawa.

Ele hanya bisa mengangguk sopan, dia bingung ingin berkata apa tentang cerita yang di jelaskan.

Mereka mulai menuruni anak tangga satu persatu, lalu melihat bagaimana para pelayan sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Ini memang sangat pagi sekali, hingga membuat Ele masih bisa melihat bagaimana para pelayan membersihkan setiap sudut mansion yang memang sudah sangat tua sekali.

"Oh ya Ibu Arsinoe, Apakah Mansion ini sudah sangat tua? aku merasa bahwa ukiran-ukiran dan bentuknya memang begitu klasik dan indah, aku seperti masuk dalam dunia kerajaan zaman dulu sekali." aku Bertanya, setelah kami sudah sampai di ujung anak tangga.

aku melihat pegangan di ujung anak tangga yang berbentuk naga berkepala tiga, itu merupakan ukiran yang sangat indah dan juga langka. Entah abad berapa anak tangga ini di buat, pasti sangat lama sekali. Mungkin sudah seribu tahun?.

"Umurnya aku tidak tau pasti, ini adalah Mansion yang dulunya Sebuah kerajaan. Kerajaan besar Salvador, di buat pada zaman Kakeknya Marvel. Dialah yang membuat kerajaan Salvador semakin berkuasa dan bisa membuat tempat sebesar ini. tempat ini juga beberapa kali di renovasi agar terlihat lebih layak di zaman yang selalu berubah. Kami selalu mengikuti perubahan zaman, itu kenapa kami selalu melakukan banyak perkembangan, salah satunya dengan membuat sebuah perusahaan besar yang bernama. 'Salvador Company'. Kau suka dengan Mansion besar ini?." Tanya ibu Arsinoe pada Ele.