"Ya sudah, sebentar." aku bergegas ke warung yang terletak tak jauh dari kami di sini untuk membeli obat merah, kapas, perban dan air putih.
Setelah kudapatkan, segera aku kembali menemui mereka dan mengobati pria yang bernama Rizwan itu.
"Aduh, terima kasih. Saya sudah banyak merepotkan kamu." ujarnya agak malu.
"Tak masalah." jawabku sambil tersenyum.
"Biar saya saja yang mengobatinya." ucap hamzah tiba-tiba lalu mengambil semua obat itu dariku, "biar tak canggung."
Aku tak tahu Hamzah tengah berbicara pada siapa.
Kalau kepadaku, mana mungkin dia bisa berubah begitu cepat?
"Wah, saya jadi malu ada di antara kalian berdua. Hatinya sungguh baik sekali. Saya selalu berdoa semoga kalian bisa mendapatkan kebahagiaan selalu."
Aku melirik Hamzah yang hanya tersenyum simpul, "terima kasih."
Mungkin dia seorang dokter, mengobati luka yang ada pada diri Rizwan terbilang begitu cepat.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com