Orion dan Sol sedang berada di dalam sebuah restoran kecil bersama Sert dan 2 gadis dari akademi sebelumnya, hari sudah sore dan Orion merasa sangat malas untuk pertemuan itu.
"Tuan Sert, maaf sekali. Tapi apa kau bisa langsung ke intinya?" Orion berkata.
"Oh, ya. Maaf sebelumnya, aku terlalu asik dengan pertanyaan kepada mu"
"Tidak masalah"
"Begini, Orion. Tentang mayat tadi, apa kamu tahu. Dimana mayat itu berada?"
"Apa maksud dari kata "Berada" Itu, tuan?"
"Eee, maksud ku adalah dimana tempat dia berasal"
"Apa yang kau maksud tempat pertama kali dia mati?"
"Ya, benar" Sert mengangguk.
"Apa kau ingin mencari ini sampai ke akarnya, tuan?"
"Jika kau tidak ada, Orion. Mungkin saat ini kota ini sudah menjadi kota mati, ribuan nyawa melayang karena gas racun itu. Pihak peneliti sudah memastikan bahwa racun itu sangat berbahaya jika terhirup sedikit saja...."
"Untung saja kamu ada di sana, Orion"
'Ah, sepertinya aku menghirup nya sedikit' Orion berkata dalam hatinya, sebelumnya dia sudah merasakan sedikit keanehan pada dirinya namun dia mengabaikan itu.
"Orion?" Salah satu gadis itu melihat ke Orion, ada yang berbeda darinya.
"Ya?" Orion melihat ke gadis itu.
"Kenapa wajahmu merah? Apa kamu..."
"Ya, aku menghirup nya sedikit. Karena aku yang paling dekat dengannya tadi...." Orion mengangguk.
"Tapi, aku masih baik-baik saja...."
BUK
Orion pingsan di meja, Sol langsung menggendong anaknya itu. Kedua gadis itu menjadi panik dan begitu juga dengan Sol dan Setr, Sert langsung memanggil anak buahnya dari kejauhan dan melihat ke Sol.
"Tuan Sol, kita harus segera membawanya ke rumah sakit. Anak buah ku sedang mengambil kereta kuda, ikuti aku" Sert membayar tagihan dan langsung keluar. Sol dan kedua gadis itu mengikutinya.
Kereta kuda langsung datang di depan restoran itu, mereka semua langsung masuk. Sol membaringkan Orion secara horizontal karena dia tidak ingin racun itu menyebar terlalu cepat karena Orion yang bergerak.
"Kemana, tuan" Tanya kusir ke Sert.
"Ke rumah sakit, dengan kecepatan penuh!!"
Kereta kuda langsung di pacu dan berlari di jalanan kota, Sol menatap cemas ke Orion yang tak sadarkan diri. Dia baru saja mendapatkan seorang anak laki-laki yang baik dan sangat ingin hidup dengan baik, dia tidak bisa membayangkan bahwa anak yang sedang di gendongnya ini akan pergi karena saran darinya.
'Kenapa aku menyuruhnya untuk melihat mayat itu?' Sol meremas tangannya sendiri.
"Tuan Sol, jangan cemas begitu. Ku yakin, Orion masih bisa selamat. Dia terlihat cukup bai-"
"Dia tidak terlihat baik, wajahnya merah dan tubuhnya panas serta berkeringat. Jangan mengatakan hal yang berbalik kan dengan kenyataan" Sol berkata, apa yang di katakan oleh Sert hanya membuatnya semakin cemas.
"Maafkan aku, tuan Sol"
...
Orion saat ini terbaring di kasur rumah sakit, dia berada di ruangan itu sendiri. Dia membuka matanya dengan perlahan dan mendapati dirinya sudah berpakaian seperti pasien pada umumnya.
'Aku masih hidup, itu bagus....." Orion melihat pakaiannya.
Orion turun dari tempat tidur itu, dia melakukan peregangan. Tidak ada yang aneh pada dirinya, tubuhnya terasa bugar. Orion melihat ke jendela, matahari baru terbit.
"Sudah berapa lama aku tertidur?" Gumam Orion, dia membuka jendela untuk melihat pemandangan kota.
"Sekarang yang ku lihat bukan lagi kendaraan yang lewat, melainkan orang-orang dan kereta kuda yang ramah lingkungan" Setelah beberapa saat, Orion berjalan ke pintu keluar.
"Dimana ayah, ya?"
SRET
Ketika Orion membuka pintu, Anna dan 2 gadis yang sebelumnya bersama Orion berada di depan pintu itu. Mereka terkejut melihat Orion yang sudah sadar dan berdiri di depan mereka.
"Oh, kakak. Bagaimana kau bisa di sini?" Orion bertanya dengan santai.
TAP
"Bodoh, kenapa kamu lama sekali bangun" Anna memeluk Orion dengan erat.
"Sepertinya aku tertidur selama 1 hari penuh, maaf ya kak" Orion memeluk Anna.
"1 hari? Orion, kamu tertidur selama 1 Minggu penuh" Kata salah satu gadis itu.
"Eh? 1 Minggu" Orion terdengar terkejut.
"Umm, bahkan kata para dokter. Kamu harus baru bangun sekitar 1 bulan" Gadis lainnya berbicara.
"Lalu, kak. Dimana ayah dan ibu? Aku ingin segera bertemu mereka" Orion melihat Anna.
"Mereka ada di bawah, akan ku panggilkan mereka" Kata salah satu gadis itu.
"Terima kasih.....Maaf sebelumnya, kak. Aku tidak tahu nama kalian berdua"
"Oh, benar juga. Nama ku Arna, Arna Estel"
"Dan nama ku Nel, Nel Nelian"
"Kak Arna dan kak Nel, terima kasih"
"Bukan masalah, nikmati waktu kalian. Ayo Nel, kita pergi" Mereka berdua pun pergi.
"Ayo kak, kita masuk" Orion masuk ke kamar dan di susul Anna.
"Orion, apa kamu benar-benar sudah sembuh?"
"Iya, aku sudah benar-benar sembuh. Tubuh ku terasa bugar dan ringan, kenapa bertanya seperti itu?"
"Habisnya, kata dokter kamu harusnya bangun 1 bulan lagi"
"Tidak ada yang bisa mengetahui masa depan, bahkan seorang dokter pun bisa salah"
"Mungkin kamu benar"
"Aku selalu benar" Orion tersenyum tipis.
SRET
Pintu terbuka, Sol dan May masuk. May langsung memeluk Orion dengan erat, air matanya mengalir di pipinya. Sementara Sol mengusap kepala Orion, kemudian dia memeluk istri dan kedua anaknya.
....
Langit sudah malam, Orion duduk di tempat tidurnya. Anna, May dan Sol duduk di sekitar kasurnya. Mereka makan bersama, meski tanpa meja. Setelah makan, mereka berbicara layaknya sebuah keluarga.
"Ayah, tadi aku mendengar bahwa aku di perkirakan tidak akan sadar hingga 1 bulan kedepan...."
"Apa itu berarti, para dokter telah menemukan sesuatu tentang racun itu? Apa ada korban lain seperti ku? Apa mereka melakukan percobaan pada racun itu? Apa mereka sudah menemukan pelakunya?" Orion mendesak Sol dengan banyak pertanyaan.
"O-orion tenang, nak. Kamu terlalu bersemangat" Sol terkekeh.
"Eh, maaf ayah"
"Tidak masalah, nak. Ayah akan menjawab pertanyaan terakhir..."
"Ya, mereka sudah menemukan pelakunya dan berkat itu pulalah racun itu bisa di identifikasi"
"Hoo.....Lalu, kapan aku bisa pulang?"
"Secepatnya"
"Aku sungguh bosan disini"
'Rumah sakit ini terasa primitif, jauh berbeda dari rumah sakit di dunia ku'
"Jangan khawatir, Orion. Aku akan menemani mu disini" Anna berkata.
"Benarkah? Bukannya kakak harus kembali ke penginapan bersama ayah dan ibu?"
"Ayah, ibu. Aku tinggal disini bersama Orion, ya?" Anna menatap kedua orang tuanya.
"Kalau kamu tinggal disini, dimana kamu akan tidur? Orion baru saja sadar, jangan merepotkan adik mu" May berkata.
"Aku bisa tidur di sofa itu, itu terlihat nyaman" Anna menunjuk sebuah sofa yang ada di tengah ruangan.
"Umm....Kamu yakin?" Sol melihat sofa itu dan kembali melihat Anna.
"Ya, lagipula sudah lama tidak bermain dengan Orion" Anna mengangguk.
"Baiklah, tapi ingat. Jangan merepotkan perawat atau adik mu, ya" Sol berkata.
"Ayah, aku sudah besar!!!" Anna terdengar kesal, mereka semua tertawa mendengar itu.
Merasakan kebersamaan itu membuat Orion kembali mengingat masa lalunya, bagaimana dia berada di ruangan rumah sakit sendiri. Tanpa ada keluarganya, di dalam hatinya dia bersyukur memilih bersama keluarga barunya daripada langsung menjadi kuat tanpa mempedulikan keluarga.
Dia tetap berambisi dan tambah berambisi karena sekarang dia memiliki orang-orang yang dia sayangi dan cintai, dia juga memiliki beberapa rencana untuk kedepan nya dan itu baru dia siapkan ketika pertama kali menjadi anggota keluarga Sol.
'Berubah, itulah rencananya. Aku akan berusaha agar bisa berubah dari diriku yang dulu, jika itu berhasil maka bagus. Dunia baru dan kehidupan baru'
"Kalau begitu, ayah dan ibu harus pergi dulu. Ada yang harus kami lakukan..." Sol berdiri dan di ikuti oleh May.
"Jaga saudara mu, ya" Sol berkata.
"Jangan khawatir ayah, aku akan menjaga Orion baik-baik" Anna menjawab, ada nada kebanggaan pada dirinya.
"Ayah tidak bicara pada mu, Anna. Ayah bicara pada Orion, kamu mungkin nanti akan merepotkan adik mu"
"Aku akan menjaga kakak, ayah" Orion tersenyum tipis.
"Ah, ayah!!!" Anna kembali berteriak kesal dan itu sekali lagi membuat yang lainnya tertawa.
"Kalau begitu ibu pergi dulu, ya. Istirahat yang cukup, ya..." May mencium dahi Orion, Orion tentu terkejut namun tidak tampak. Perasaannya yang terkejut dan ada rasa nostalgia di sana.
"Jangan merepotkan adik mu, ya..." May juga mencium dahi Anna.
"Sampai nanti, Ibu" Anna berkata.
"Orion..." Sol memanggil Orion, Orion melihat ke arahnya.
"Iya, ayah?"
"Ketika kamu sudah boleh pulang, kita akan langsung pergi berburu"
"Aku sudah tidak sabar, kuharap hari bisa cepat berlalu"
"Sebelum itu, kamu harus istirahat"
"Baik" Orion mengangguk. May dan Sol pun pergi, tersisa Orion dan Anna saja sekarang.
"Orion, mau bermain teka-teki?" Anna sekarang mendekat ke kasur Orion.
"Tentu, sebagai pihak yang kalah. Kakak bisa mulai duluan"
"Hah, aku akan menghancurkan kesombongan mu itu. Bersiaplah" Anna mulai berpikir, Orion hanya tersenyum melihat itu.
"Baiklah, ini dia..."
"Apa yang ada di ujung jurang?" Anna melihat ke Orion dengan senyumnya, berharap Orion gagal menjawab.
"G" Jawabnya dengan santai.
"Eh? Cepat sekali" Anna terkejut.
"Tentu saja, kenapa kakak malah menekan kan kata "Jurang" itu. Apalagi pada huruf "g", apa kakak berharap aku akan menjawab dasar jurang? Kau masih kalah, kak" Orion tersenyum licik.
"Cih, kamu hanya menang sekali"
"Sekali hari ini dan sudah 167 kali hingga saat ini dengan rekor kekalahan 0" Orion berkata dengan bangga.
"Baiklah, sekarang aku akan membuat mu kalah. Ayo, berikan teka-teki terbaik mu" Anna terlihat bersiap.
"Oke, ini dia..."
"Makhluk apa yang berjalan dengan 4 kaki di waktu pagi, 2 kaki di waktu siang, dan 3 kaki di waktu petang lalu terbaring ketika malam" Orion berkata.
"Hmm....." Anna mulai berpikir keras.
'Jujur saja, ini membosankan. Tapi...' Orion melihat ke Anna.
'Melihat mu berusaha dan tertawa jauh lebih menyenangkan sehingga rasa bosan ini terbayar' Orion tersenyum melihat Anna.
"Ja-Jangan tersenyum begitu, kamu membuat ku tidak fokus" Anna berkata dengan wajah yang merona.
"Maaf kalau begitu" Orion tetap tersenyum.
"Ka-kamu curang, kamu menghancurkan fokus ku"
"Maaf, maaf. Aku tidak akan begitu lagi" Orion terkekeh.
"....." Anna kembali berpikir.
"Kakak, apa aku boleh mengatakan sesuatu?"
"Tentu, ada apa?"
"Maukah kau memanggil ku dengan panggilan "Kau", seperti yang ku lakukan pada mu"
"Memang nya ada apa dengan panggilan "Kamu", apa Orion merasa tidak nyaman?"
"Bukan begitu, hanya saja aku merasa aneh jika di panggil begitu oleh orang yang usianya tidak terlalu jauh dari ku. Tapi aku tidak memaksa, kakak masih tetap boleh menggunakan kata "Kamu""
"Tidak, aku akan memanggil mu dengan panggilan "Kau". Apa kau sudah merasa lebih baik, Orion?" Anna tersenyum pada Orion.
"Ya, itu lebih baik"
"Senang bisa mengabulkan permintaan mu, Orion"
"Ya, meskipun begitu. Jangan lupa untuk menjawab teka-teki tadi"
"Hah, benar juga" Anna kembali memikirkan nya.
"Makhluk yang berjalan dengan 4 kaki di waktu pagi, 2 kaki di waktu siang, dan 3 kaki di waktu petang lalu terbaring ketika malam. Apa ya?" Anna berkata sendiri.
"Manusia, itu jawabannya" Seseorang bertopeng berkata di belakang Anna.
TAP
Orion menarik Anna ke pelukan nya, dia mengambil pisau yang ada di meja dan mengacungkan nya ke orang bertopeng itu. Orion menatap orang itu dengan tajam dan mendekap Anna dengan erat.
"Te-Tenang, Orion. Ini aku, tuan Sert" Pria bertopeng itu mengangkat kedua tangannya, dia tampak terkejut dengan tindakan Orion.
"Buktikan" Orion berkata, dia masih mengacungkan pisau itu. Tidak ada keraguan dan ketakutan di matanya, hanya ada hasrat haus darah yang bisa di rasakan oleh Sert.
'Anak ini, apa anak-anak memiliki niat membunuh seperti ini?'
"Baik-baik...." Pria itu membuka topeng, setelah yakin dengan apa yang dilihatnya. Orion menurunkan penjaga nya dan kembali meletakkan pisau itu.
"Kenapa kau datang seperti tadi, tuan Sert? Bukankah kau bisa mengetuk pintu?" Orion bertanya, sedangkan Anna masih bingung dengan kejadian cepat tadi. Wajahnya juga masih merona karena itu.
"Aku takut kehadiran ku akan menarik perhatian orang-orang sekitar sehingga nanti kamu merasa tidak nyaman...." Sert mengambil salah satu kursi dan duduk di dekat kasur Orion.
"Apa tuan kemari karena tahu aku sudah sadar? Dari siapa tuan tahu?"
"Ya, itu benar..." Sert mengangguk pelan.
'Anak ini memiliki pemikiran di atas rata-rata, dia menyimpulkan semua dengan cepat dan tenang'
"Aku tahu dari 2 gadis akademi, Arna dan Nel"
"Jadi, ada apa tuan kemari? Kurasa menjenguk ku hanyalah salah satunya"
"..." Sert terlihat tertegun.
'Anak ini....'
"Kurasa kamu benar, Orion. Apa kamu langsung ingin ke intinya?"
"Kurasa begitu, aku sedang bermain dengan kakak ku dan cukup tidak senang dengan kehadiran mu yang tiba-tiba tadi. Itu menghilangkan kesan ku kepada mu" Orion berkata tanpa terlihat segan atau peduli.
'Anak ini tidak sopan ternyata, bisa-bisanya dia berkata begitu pada ku. Dasar kurang ajar, dia pasti tidak di didik dengan baik' Sert terlihat sedikit kesal dan Orion bisa mengetahui itu dari wajahnya.
"Wah, kamu bicara tanpa basa-basi. Itu membuat ku sedikit terkejut"
"Benarkah? Banyak orang yang memaklumi ku ketik bicara begitu, karena apa yang ku katakan benar"
"....."
"Baiklah, langsung saja. Orion, aku ingin menawark-"
"Tidak tertarik" Orion langsung memotong ucapan Sert.
"Sepertinya kamu terlalu cepat memutuskan, setidaknya biarkan aku bicara. Itu tidak sopan" Sert menatap Orion dengan tajam, namun Orion tetap tidak terpengaruh.
"Aku hanya membantu mu agar tidak membuang waktu, tenaga dan oksigen. Aku sudah tahu apa yang akan kau bicara, tuan. Dan percayalah bahwa aku menolak dan tidak tertarik sama sekali"
"..."
"Orion, jangan begitu. Setidaknya biarkan tuan Sert menyelesaikan apa yang di mulainya" Anna menggenggam tangan Orion.
"..." Orion menatap Anna.
"Baiklah, aku mengerti. Maafkan aku karena memotong pembicaraan, tuan Sert" Orion membungkuk kan tubuhnya sedikit.
"Eh, tidak masalah. Kalau begitu aku akan kembali bicara..."
"Orion, aku menawarkan mu surat undangan dari akademi Oliee"