webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
92 Chs

Tes

Orion, Kiara dan Kiana sedang berjalan menyusuri jalanan kota yang besar dan cukup padat itu. Sekarang mereka hanya bisa mengandalkan satu sama lainnya, tujuan mereka saat ini adalah akademi Anfield.

Ray mengatakan bahwa mereka masih memiliki 3 hari sebelum waktu pendaftaran itu dibuka, namun Orion mengusulkan untuk pergi melihat langsung agar bisa mendapatkan informasi yang jelas.

Mereka bertiga berjalan berdampingan dengan Orion di tengah, sepanjang perjalanan. Mereka melihat berbagai hal yang baru, seperti beberapa ras yang ada di sana, berbagai barang yang di jual dan masih banyak lagi.

Sebelumnya mereka sudah bertanya kepada seseorang, dimana letak akademi Anfield. orang itu memberikan arahan dan sekarang mereka sedang mengikuti arahan itu, semakin mereka berjalan masuk ke dalam kota maka semakin padat orang-orang di sana.

"Kenapa ramai sekali disana, Orion?" Kiana menarik lengan baju Orion.

"Jika apa yang orang tadi itu katakan benar, di sanalah akademi Anfield berada. Sepertinya apa yang paman Ray katakan sedikit salah, pendaftaran itu dimulai hari ini" Orion berkata.

"Eh? Tapi Kenapa?" Kiara tampak bingung.

"Kalau soal itu, aku tidak tahu" Orion mengangkat bahunya.

"Tapi dari mana kau tahu, Orion?" Kiana bertanya.

"Itu...." Orion menunjukkan ke depan, tangannya sedikit terangkat.

Kiana dan Kiara melihat ke arah apa yang Orion tunjuk, tampak sebuah gerbang yang cukup besar dan terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan "Pendaftaran".

"Berarti kita harus kesana segera, Orion" Kiana mulai berjalan.

"Tunggu dulu..." Orion menahan Kiana dengan menarik tasnya.

"Eh? Ada apa, Orion?"

"Berikan tas kalian pada ku""Orion merentangkan tangannya.

"Untuk apa, Orion?" Kiara bertanya.

"Sudah, berikan saja"

Karena Orion yang memaksa juga, mereka memberikan tas mereka kepada Orion. Orion mengambil tas mereka, dia juga melepaskan tas nya sendiri dan menggabungkan dengan tas Kiara dan Kiana. Orion memasukkan ketiga tas itu ke penyimpanannya.

"Orion, apa itu?" Kiana melihat ke Orion dengan takjub.

"Ini adalah skill ku, nanti akan ku beritahu detailnya. Sekarang kita harus pergi ke sana, ayo" Orion menarik tangan mereka berdua.

Mereka menunggu antrian yang cukup panjang, Orion melihat bahwa setiap kelompok atau individu akan di kawal oleh seseorang yang berasal dari pihak akademi. Setelah cukup lama menunggu, giliran mereka tiba juga.

"Halo, selamat siang. Yang perempuan di sebelah sana dan laki-laki di sini" kata seorang pria yang ada di depan mereka.

Disana terdapat 2 meja, satu di isi oleh pria dan yang lainnya di isi oleh wanita. Orion tetap di sana sementara Kiana dan Kiara bergeser ke kiri untuk berbicara dengan wanita itu.

"Silahkan isi data di kertas ini..." Pria itu memberikan Orion sebuah kertas, Orion membaca isi kertas itu sebentar lalu mulai mengisinya.

"Ini tuan, sudah selesai" Orion kembali menyerahkan kertas itu.

"Akan ku periksa dulu, ya..." Pria itu melihat isi kertas itu sambil sesekali melirik ke Orion.

"Baiklah, kau bisa membawa ini...." Pria itu menyerahkan kertas tadi ke Orion.

"Silahkan berkumpul bersama kedua teman mu yang ada di sana" Pria itu menunjuk ke wanita yang ada di samping sana, Kiara dan Kiana juga ada disana.

Orion pergi ke tempat mereka, karena sudah lengkap maka wanita itu mulai berjalan menuju tempat pendaftaran yang sebenarnya. Wanita itu hanya diam, itu membuat suasana hening. Namun Orion, Kiara dan Kiana sedang melihat sekitaran mereka.

'Jadi seperti ini akademi Anfield, terlihat luar biasa" Orion berkata dalam hatinya.

"Kita sampai, silahkan masuk dan berbicara kepada orang yang ada di dalam sana" Wanita itu berhenti di sebuah bangunan yang cukup besar, keadaan sekitar bangunan itu sepi.

"Baiklah, terima kasih" Mereka bertiga membungkuk kecil.

Wanita itu hanya mengangguk lalu pergi kembali ke gerbang akademi, mereka langsung masuk ke dalam. Di sana ada seorang wanita yang duduk dengan meja yang penuh dengan tumpukan kertas, mereka mendekat ke wanita itu.

"Halo, selamat datang di akademi Anfield. Langsung saja ke intinya, kalian bisa menyerahkan kertas pendaftaran kepada ku" Wanita itu berkata.

"Baiklah...." Mereka bertiga menyerahkan kertas pendaftaran itu.

"Ini adalah nomor urut kalian, kalian akan di uji kelayakan untuk masuk ke akademi ini. Sebelum nomor kalian dipanggil, silahkan menunggu di ruangan itu" Wanita itu memberikan sebuah pin yang terdapat nomor sambil menunjukkan ke pintu yang ada di kanan sana.

"Terima kasih, nona" Kiana berkata sambil menerima pin itu dan menyerahkan 2 lainnya kepada Kiara dan Orion.

"Semoga kalian berhasil" Wanita itu menyusun kertas mereka ke tumpukan kertas lainnya.

Mereka memasang pin masing-masing, lalu pergi ke ruangan yang ada di kanan sana. Itu adalah Ruang tunggu, ruangan itu begitu besar hingga bisa menampung banyak orang. Mereka bertiga mencari kursi yang tersisa dan duduk disana.

Di ruangan cukup berisik karena di penuhi oleh suara berbagai orang dari berbagai ras yang saling berbicara, Orion melepas pinnya untuk kembali melihat nomor urutnya sendiri.

'1.234 dan mereka masih terus berdatangan...' Orion melihat ke pintu yang terus terbuka dan tertutup, menandakan orang-orang yang sudah masuk beberapa kali.

'Aku yakin bahwa seleksi ini akan sangat ketat. Kuharap kami bisa melalui ini dengan mudah, jika tidak maka kami terpaksa tinggal disini tanpa status sebagai siswa' Orion menghembuskan napas panjang.

"Orion, ada apa? Apa Orion sakit?" Kiara yang melihat Orion tiba-tiba menghela nafas, meletakkan tangannya di dahi Orion.

"Tidak, aku baik. Terima kasih sudah bertanya" Orion mengusap kepala Kiara.

SRING

Tiba-tiba Orion merasakan adanya tatapan tajam yang tertuju kepada dirinya, Orion melihat ke sumber tatapan itu. Kiana menatap Orion dengan kesal, Orion langsung mengerti maksud dari tatapan itu dan dia pun mengusap kepala Kiana.

SRET

Terdengar suara pintu yang di buka dengan keras, orang-orang melihat ke sana dan langsung berbisik-bisik begitu mengetahui siapa yang membuka pintu itu.

Seorang gadis muncul ,dia memiliki rambut yang hitam mengkilap yang panjang , memiliki mata biru yang tenang dan senyum yang manis, berjalan dengan anggun. Semua orang melihatnya dan ketika gadis itu akan duduk di sebuah kursi, orang-orang sekitarnya langsung membungkuk hormat padanya.

'Apa dia itu anak bangsawan atau semacamnya?' Orion melirik ke gadis itu, sekarang dia melihat ke beberapa orang yang sedang berbicara.

"Bukankah itu tuan putri kerajaan ini?"

"Kurasa kau benar, dia adalah anak bungsu dari 4 bersaudara"

"Siapa namanya?"

"Kalau tidak salah, putri Adella Eleanor Anfield"

'Oh, seorang tuan putri' Orion kembali melirik Adella yang duduk agak jauh di depannya.

.

Nama: Adela Eleanor Anfield

Rank: B-

Tingkat kekuatan: 42.500

.

'Hmm....Untuk seorang putri, itu mungkin hebat' Orion melihat Statusnya sendiri.

.

Nama : Orion

Rank: C-

Energi sihir: 8.000

Tingkat kekuatan: 14.500

Poin pengalaman: (29.500/30.000)

Gelar: <Raja dunia>, <Champion>

Potensi: Tak terbatas

.

Orion sendiri hanya berada di Rank C-, sama seperti 3 tahun yang lalu. Kiara dan Kiana berada di Rank C+, hanya Orion seorang yang tetap di C-.

Sementara semua temannya di desa sudah menginjak Rank C+ dan Zealot sendiri pada Rank B-, dia sama sekali tidak merasa terganggu oleh fakta itu.

Karena dari dulu dia memang berniat menahan diri dan karena waktu yang di maksudnya sudah tiba, maka Orion tidak perlu lagi menahan diri untuk mendapatkan poin pengalaman.

Setiap 1 menit sekali, 1 orang selalu di panggil untuk di uji dan itu cukup cepat. Satu persatu orang mulai meninggalkan ruangan itu, hingga Kiana di panggil dan 1 menit kemudian Kiara juga menyusulnya.

"Nomor urut: 1.234" Seorang pria melihat ke buku yang ada di tangannya sambil sesekali melihat ke sekitar ruangan.

"Disini" Orion mengangkat tangannya sambil berdiri dan mendekat ke pria itu, dia bisa merasakan banyak tatapan yang tertuju padanya serta bisa melihat orang-orang saling berbisik.

'Kiara dan Kiana pasti lolos, aku tahu seperti apa mereka dan jika di bandingkan dengan orang-orang ini. Mereka jauh lebih baik'

Orion sekarang berdiri di sebuah panggung, di sana juga terdapat 3 orang yang juga berdiri. Orion bisa dengan jelas merasakan bahwa ketiga orang itu bukanlah orang biasa, mereka memancarkan tekanan dan aura yang hebat.

'Ho...Baru kali ini aku bertemu dengan orang Rank A-, mereka memang berbeda' Orion melihat status mereka.

"Umm....Jadi, apa yang harus ku lakukan?" Orion melihat ke mereka bertiga.

"Sederhana, cukup letakkan tangan mu di atas kristal ini" Salah satu dari mereka berkata sambil menunjukkan sebuah kristal yang cukup besar, kristal itu berada di atas meja.

"Baiklah..." Orion mendekat ke meja itu, sebelum itu dia menggunakan [Maha mengetahui] untuk melihat benda apa sebenarnya kristal itu.

.

[Pengukur potensi]: Alat yang digunakan untuk melihat seberapa besar potensi seseorang, berfungsi begitu ada sentuhan terhadapnya. Besaran potensi di ukur berdasarkan warna yang muncul dari benda itu, semakin gelap maka semakin besar potensi seseorang.

Urutan warna potensi:

1. Putih

2. Kuning

3. Biru

4. Merah

5. Ungu

6. Hitam

.

Setelah membaca penjelasan itu, Orion pun meletakkan tangannya di atas kristal itu. Kristal itu mulai bereaksi dengan getaran dan mulai terlihat akan mengeluarkan warnanya.

SRING

Cahaya emas meledak dari kristal itu, membuat siapapun yang ada di ruangan itu menutup matanya dengan paksa. Cahaya itu juga menutupi seluruh bangunan dan memaksa penghuninya untuk menutup mata mereka.

Perlahan cahaya emas itu redup dan akhirnya menghilang, Orion tampak bingung. Warna emas sama sekali tidak terdapat di daftar yang di berikan oleh [Maha mengetahui], Orion melihat ke ketiga orang itu. Sama halnya dengan Orion, mereka juga tampak bingung dengan apa yang terjadi.

Setelah berdiskusi satu sama lain, mereka menanyakan nama Orion lalu menyuruhnya untuk mengikuti jalan menuju pintu keluar. Orion pun mengikuti instruksi itu dan berjalan keluar, Orion melihat ke sekitar. Dia mencari kedua kekasihnya.

"Orion!!" Orion melihat ke sumber suara.

Disana Kiara dan Kiana sedang duduk di kursi taman, Orion mendekati mereka dan duduk di antara mereka. Orion menanyakan tentang warna apa yang di keluarkan kristal itu ketika mereka menyentuhnya.

"Hitam, kegelapan yang keluar dari kristal itu dan menutupi seisi ruangan. Untuk sesaat Kiara takut" Kiara berkata.

'Wow, ternyata Kiara adalah orang yang sangat luar biasa' Orion mau tak mau mengakui itu, karena dirinya sendiri masih tidak jelas tentang potensi yang di baca kristal itu.

"Bagaimana dengan mu, Kiana?" Orion melihat ke Kiana.

"Sama, aku juga mengeluarkan kegelapan dari kristal itu. Tapi tidak seperti Kiara, aku sama sekali tidak takut" Kiana tersenyum bangga.

"Kau hebat, Kiana" Orion mengusap kepala Kiana, Kiara yang melihat itu tampak kesal.

"Kau sama hebatnya, Kiara. Aku tidak menyangka bahwa kedua kekasih ku ini adalah seorang jenius" Orion juga mengusap kepala Kiara.

"Lalu, bagaimana dengan Orion sendiri?" Kiara berkata.

"Ya, bagaimana dengan mu? Pasti warna hitam juga, kan?" Kiana menambahkan.

"Umm.....Aku cuk-"

"Hasil dari uji kelayakan sudah keluar, itu terdapat di gerbang akademi. Bagi yang ingin melihat silahkan pergi ke gerbang akademi, terima kasih" Suara itu tiba-tiba muncul dan menarik perhatian semua orang untuk pergi ke gerbang akademi.