webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
92 Chs

Perkenalan

Orion saat ini sedang fokus membaca penjelasan tentang salah satu benua utama di dunia itu dan tanpa dia sadari bahwa waktu telah berlalu begitu cepat, Orion sudah selesai membaca sedikit tentang benua utama.

Ada 5 benua utama, yaitu benua Zephis, Oracle, Alter, Cosmo dan Qurex. Dari apa yang dia baca, Orion menyimpulkan bahwa kelima benua itu di susun seperti sebuah tingkatan. Dengan banyak benua-benua kecil lainnya yang ada di antara kelima benua itu.

Benua teratas adalah benua Zephis, Benua yang di sebut sebagai surganya dunia. Karena hampir sebagian besar isi dari benua itu hanyalah kemewahan dan keindahan lingkungan yang di jaga oleh alam itu sendiri.

Benua itu merupakan tempat yang mayoritas nya adalah para Demi-god atau makhluk setengah dewa, makhluk yang memiliki ambisi untuk menjelajahi dan menundukkan dunia. Mereka menganggap bahwa diri merekalah yang pantas berjalan di dunia itu, karena darah dewa mengalir dalam diri mereka.

Selain para Demi-god, ada banyak juga ras lain yang terdapat di benua Zephis. Tidak terkecuali manusia, namun karena di benua itu menerapkan hukum yang keras. Dimana yang kuatlah yang berkuasa, maka hampir seluruh manusia di sana menjadi budak.

Benua utama yang berada di bawah benua Zephis adalah benua Oracle, merupakan kebalikan dari benua Zephis. Karena jika benua Zephis di sebut sebagai surganya dunia, maka benua Oracle adalah nerakanya dunia.

Benua itu tandus, hanya sedikit daerah yang memiliki sumber daya alam yang layak dan di sana menjadi perebutan dari banyak pihak. Benua itu memiliki mayoritas iblis sebagai penghuninya, namun juga banyak ras lainnya disana.

Perperangan tidak pernah berhenti di benua Oracle, selalu terjadi perebutan daerah dan kekuasaan di setiap jengkal tanahnya. Jika benua Zephis di kuasai oleh para Demi-god teratas, maka benua Oracle dikuasai oleh para demon lord.

Setelah benua Oracle ada benua Alter, benua dimana Orion tinggal saat ini. Jumlah ras yang ada di Alter jauh lebih banyak dari jumlah ras mana pun di benua lain, meski mayoritas nya adalah ras manusia yang ada di benua Alter.

Benua Alter adalah benua yang paling besar dari semua benua serta merupakan pusat dari semua benua, para Demi-god di benua Zephis selalu menjadikan benua Alter sebagai target utama.

Karena mereka sangat membenci manusia dan karena benua Alter memiliki sumber daya yang lebih besar dari benua lainnya, namun karena Meliodas dan para makhluk kuat lainnya membuat batasan antar benua. Maka rencana itu hanyalah rencana belaka.

Lalu setelah benua Alter, benua utama lainnya adalah benua Cosmo. Benua terindah dan terdamai, meski benua Zephis disebut sebagai surganya dunia tapi benua Cosmo memiliki keindahan tersendiri. Hingga sejarah sulit menentukan itu.

Benua Cosmo adalah benua utama terkecil, benua itu sangat damai karena penghuninya yang membenci perperangan. Meski disana ada ras perusak yang tinggal di benua itu, tapi tidak pernah terjadi perperangan hebat di sana.

Mayoritas ras dari benua Cosmo adalah ras Elf dan malaikat, tapi meskipun begitu. Sama seperti benua lainnya juga, terdapat banyak ras yang bertebaran disana. Ketika Orion membaca penjelasan tentang benua Cosmo, terbesit sedikit keinginan pada dirinya untuk mengunjungi benua itu.

Dan benua utama terakhir dan yang paling bawah, benua Qurex. Benua yang hampir mirip dengan benua Cosmo secara sifat, yaitu hampir semua makhluk yang tinggal disana menjunjung tinggi perdamaian.

Mayoritas ras yang ada di benua itu adalah ras peri, benua itu juga di sebut sebagai pintu dari "Abyss". Yaitu tempat yang disebut-sebut sebagai neraka. Benua itu disebut sebagai pintu Abyss karena merupakan dasar dari susunan benua yang ada di dunia.

Orion sekarang sedang berbaring, dia masih memikirkan beberapa hal tentang konsep benua di dunia itu. Karena dia sendiri masih tidak yakin bahwa sebenarnya benua itu adalah sebuah benua, itu karena belum ada sejarah yang orang ketahui tentang ditemukannya ujung dari benua Alter.

Tapi terlepas dari itu semua, dia masih percaya bahwa benua memang lah hanya sebuah benua. Orion juga mencari sedikit tentang tempat para dewa, karena diantara kelima benua itu. Dia tidak menemukan satupun benua yang ditempati oleh para dewa.

Para dewa hidup di dunia atas atau di sebut alam surga, jika benua Qurex adalah pintu dari Abyss. Maka benua Zephis adalah gerbang dari surga, meski itu masih dianggap rumor oleh banyak orang.

TOK TOK TOK

Orion segera duduk begitu mendengar pintunya di ketuk, dia berdiri dan mendekat ke pintu kamarnya lalu membukanya. Elizabeth berdiri disana.

"Ada apa, nona Elizabeth?"

"Oh, maaf. Apa aku mengganggu tidur mu?" Elizabeth melihat ke mata Orion yang sedikit lesu.

"Tidak, aku tidak tidur. Aku hanya baru membaca buku" Orion menggeleng.

"Oh, begitu....Aku hanya ingin memberitahu bahwa sudah waktunya makan malam, ayo turun dan makan bersama" Elizabeth tersenyum kepada Orion.

"Baiklah, nona Elizabeth. Aku akan turun sebentar lagi"

"Kalau begitu, ya sudah" Elizabeth pergi.

Orion kembali masuk ke kamarnya, dia melihat melalui jendela. Langit sore hampir menjadi gelap, dia sendiri tidak menyangka bahwa dia membaca cukup lama.

Orion segera menutup jendelanya, dia memang merasa lapar karena sejak datang ke Anfield belum memakan apapun. Orion keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke lantai 1, dari lantai 2 dia bisa mendengar sedikit kehebohan.

Dibawah, Kiara, Kiana dan 2 gadis lainnya sedang terlihat bermain-main. Salah satu dari gadis itu sedang menahan sebuah krim di tangannya yang siap untuk dia lemparkan ke gadis lainnya yang ada di depan tangga.

"Awas Gabriella, krim terbang!!!" Kata gadis itu sambil melemparkan krim yang ada di tangannya.

Gadis yang bernama Gabriella itu dengan terburu-buru menghindar, dia tidak menghindar dengan baik namun masih bisa sepenuhnya tidak tersentuh krim itu.

SPLASH

Krim tersebut menghantam wajah Orion, mereka berempat terkejut. Kiara dan Kiana langsung mendekat, Orion turun tangga dengan perlahan meski seluruh penglihatannya tertutupi oleh krim.

"Orion, kau tidak apa-apa?" Kiana menuntun Orion untuk turun tangga lebih cepat.

"Ya, selain pandangan ku yang gelap. Aku baik-baik saja, Kiana" Orion mengangguk.

"Ma-Maaf, aku benar-benar tidak sengaja" Kata gadis yang melempar krim itu, dia tidak menyangka bahwa seseorang akan turun dan terkena oleh lemparannya.

"Ya...." Orion mengusap wajahnya dan membasuh wajahnya dengan sihir airnya. Itu membuat sebagian besar krim itu menyingkir dari wajahnya.

"Tidak masalah" Orion melihat ke kedua gadis itu.

"....." Kedua gadis itu terdiam, mereka terpana pada Orion. Seketika membuat wajah mereka merona dan ada perasaan asing yang merasuki mereka.

"Apa ada yang salah?" Orion bingung melihat mereka yang diam menatapnya.

"Ti-tidak, sekali lagi kami minta maaf" Kedua gadis itu membungkuk.

"Sudah, tidak perlu di pikirkan. Itu hanyalah kecelakaan kecil" Orion menggelengkan kepalanya.

"Orion, ada krim di wajahmu" Kiara mendekatkan wajahnya ke pipi Orion dan menjilat sisa krim yang ada disana, tindakannya itu membuat mereka berempat terkejut.

"Ki-Kiara, kenapa kau menjilatnya? Wajah ku ini kotor" Orion menjadi gugup.

"Tidak masalah, wajah Orion tidaklah kotor. Kiara menyukai segala hal tentang Orion, bahkan hal yang kotor sekali pun" Kiara berkata setelah menelan krim yang baru saja di jilatnya lalu tersenyum.

"Ka-Kau, dasar licik!!" Kiana kesal kepada Kiara yang mencuri apa yang hendak dia lakukan.

Kiana mendekat ke pipi Orion yang lainnya, dia juga melakukan hal yang sama. Yaitu menjilat sisa krim yang ada di sana, tindakan itu juga memberikan kegugupan kepada Orion.

'Astaga, jika mereka terus membuat ku gugup begini. Bisa-bisa aku akan terlihat seperti orang bodoh...'

'Tapi, ini menyenangkan'

"Hump" Kiana tersenyum kepada Kiara, Kiara hanya mengalihkan tatapan nya dari Kiana.

"....." Namun tindakan itu masih mengejutkan bagi kedua gadis itu, kepala mereka terasa dihantam oleh kejutan yang tidak terduga.

"Anak-anak, ayo berkumpul" Suara Elizabeth terdengar di meja makan.

Orion melihat ke meja makan, ada Meliodas dan 3 orang yang tidak dia kenal. Mereka berlima mendekat ke meja makan dan duduk di tempat masing-masing, Kiara dan Kiana dengan cepat duduk diantara Orion.

"Nah, anak-anak. Mereka adalah penghuni baru di asrama kita" Meliodas berkata sambil melihat ke 5 orang yang asing bagi Orion.

Elizabeth datang dengan membawa sebuah makanan dan meletakkannya di meja, dia kemudian duduk disamping Kiana. Orion, Kiara dan Kiana memperkenalkan diri kepada 5 orang lainnya. Meski Kiara dan Kiana sudah melakukannya sebelumnya.

"Karena Kiara dan Kiana sebelumnya sudah tahu, maka perkenalan ini untuk Orion. Nama ku adalah Glen Cano, tahun ke-6. Senang bertemu dengan mu, Orion" Glen tersenyum pada Orion.

Glen memiliki tubuh yang cukup tinggi, memiliki rambut coklat dengan mata coklat yang tajam. Namun Orion bisa melihat bahwa Glen tidak memiliki sifat yang buruk, meski dia yakin bahwa orang-orang akan salah paham pada tatapan matanya.

"Dale Fine, senang bertemu dengan mu Orion. Sama seperti Glen, aku juga murid tahun ke-6" Dale tersenyum.

Sama seperti Glen, Dale memiliki tubuh yang cukup tinggi dan besar. Memiliki rambut merah yang sedikit panjang dengan matanya yang berwarna hijau, tetapi tidak tajam seperti Glen. Matanya lebih menunjukkan ketenangan.

"Aku Alvin Voltemor, senang bertemu dengan mu Orion. Aku murid tahun ke-3, masih banyak waktu yang bisa kita habiskan bersama. Jangan ragu untuk meminta bantuan pada ku, ya" Alvin berkata dengan nada semangat.

Alvin memiliki rambut abu-abu dan mata biru, dia memiliki sifat yang terlihat ceria di mata Orion. Namun tingginya hanya berbeda beberapa senti dari Orion, padahal usianya sudah diatas nya.

Ketika Orion melihat ke Alvin, dia bisa merasakan dengan jelas bahwa ada sesuatu pada seniornya itu. Namun dia belum ingin mengetahuinya sekarang, setidaknya hingga perkenalan itu selesai.

"Nama ku Gabriella Persian, senang bertemu dengan mu. Aku sama seperti kalian, murid tahun pertama. Maaf karena sebelumnya menghindar hingga krim itu mengenai wajah mu, Orion" Gabriella membungguk ke Orion.

Gabriella adalah gadis yang memiliki rambut pirang yang panjangnya hingga ke pinggangnya, dia juga memiliki mata biru muda yang sangat cocok dengan warna rambut dan wajahnya yang menawan.

"Ka-kau tidak perlu membungkuk begitu, Gabriella...." Orion sedikit terkejut.

"Lagipula, itu murni kecelakaan. Dan jika kau tidak menghindar maka krim itu akan mengotori mu, bukankah lebih baik jika aku yang kena daripada kau sendiri?"

"Tapi...Itu menyulitkan mu"

"Kau orang yang peduli pada orang lain, ya" Orion tersenyum tipis, dia bisa menyimpulkan bahwa Gabriella adalah gadis yang baik. Dia kemudian melihat ke gadis yang sebelumnya melempar krim itu.

"Nama ku Starla, Starla Arika. Murid tahun ke-4, senang bertemu dengan mu. Dan maafkan aku sekali lagi, Orion" Starla membungkuk kan tubuhnya.

Starla adalah gadis yang memiliki rambut orange yang dibagi oleh 2 untaian yang panjang di kiri dan kanannya, memiliki mata yang juga berwarna orange sama seperti rambutnya.

Wajahnya yang menawan dan senyum yang menghiasinya sangat cocok untuk gadis itu, Orion secara pribadi menyukai senyumnya itu. Kesan yang diberikan oleh Gabriella dan Starla, berbeda di matanya.

"Senior, bukankah aku sudah berkata bahwa itu bukan masalah. Kau tidak perlu merendahkan dirimu di hadapan ku yang merupakan junior mu ini" Orion merasa sedikit tidak enak karena orang yang merupakan senior nya harus merendahkan dirinya.

"Tapi ini bentuk penyesalan ku"

"Kau tidak perlu menyesal begitu, aku sudah memaafkan itu"

"Benarkah?"

"Ya"

"Terima kasih, Orion" Starla kembali mengangkat tubuhnya.

"Nah, karena perkenalannya sudah selesai. Bagaimana jika kita mulai saja makannya, makanan lebih nikmat jika di santap saat masih panas-panasnya" Elizabeth berkata dan mereka pun mulai makan.

Orion melihat ke Glen dan Gabriella, mereka terlihat sedang menggumamkan sesuatu. Orion kemudian sadar bahwa mereka berdua sedang berdoa, Orion mengetahui itu karena beberapa temannya di desa juga melakukan hal yang sama.

Dari dunianya dulu, Orion tidak pernah percaya pada dewa atau tuhan. Karena menurutnya itu hanyalah makhluk lain yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang tidak bisa dibayangkan oleh manusia, bahkan hingga saat ini. Dimana dia berada di dunia yang apapun menjadi mungkin benar adanya.

Di keluarga Sol, tidak ada yang secara khusus menyembah dewa. Tapi penduduk desa tetap percaya bahwa dewa itu benar-benar ada, kecuali Orion. Berbeda dengan keluarga Sol, beberapa keluarga di desa memuja dewa. Meski tidak selalu bisa di bilang memuja, mereka hanya bersyukur atas apa yang terjadi.