webnovel

Stela and Eric

Auristela Allisya  Gadis yang masih bersekolah dan duduk di bangku SMA kelas 2, biasa di kenal dengan nama Stela dan All yang harus menerima kenyataan bahwa dia harus menikah akibat perjodohan orang tuanya yang sangat tidak zaman lagi menurut Stela. Eric Fransissco Seorang guru fisika yang di kenal killer dan juga dingin harus menikah dengan gadis yang masih kecil kalau kata Eric seperti menjaga anak kecil dan menjaga adik bagi nya. Apa kah mereka berdua akan bahagia?? Atau malah sebaliknya?? Yuk langsung baca!

nisnisyah_ · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
302 Chs

Stela and Eric bagian 17

Stela menelusuri koridor yang mulai sepi karena memang sudah jam masuk ke kelas, Stela merasa sudah tidak mood lagi karena tadi dia bertemu dengan Galang. Itu hal yang membuat Stela sangat badmood sekarang.

"Kenapa gua harus jumpa sama dia sih" gumam Stela dengan kesal sambil terus berjalan menuju kelasnya.

Sampai di depan pintu kelas Stela yang tertulis XI IPA 1 Stela pun menarik napas dalam-dalam lalu membuang napasnya dengan kasar.

Tok...tok...tok...

Stela mengetuk pintu kelas tersebut sambil menatap guru yang sedang menerangkan di papan tulis.

"Iya, ada apa?" Tanya guru tadi.

"Permisi buk, saya murid baru disini" ujar Stela sambil menatap guru itu dengan muka yang sok polos.

"Masuk" jawab guru tadi.

Stela pun mengangguk lalu masuk ke dalam kelasnya, dan berdiri di dekat guru tadi. Stela membaca sekilas name tag-nya ternyata nama guru itu adalah Roselina, nama yang bagus pikir Stela.

"Perkenalkan diri kamu sama teman-temannya" ujar ibu Rose.

Stela mengangguk, "nama saya Stela" ujar Stela dengan nada yang cuek dan wajah yang datar.

Murid laki-laki yang tadinya ingin menggombal Stela jadi merasa tidak tertarik lebih tepatnya takut melihat wajah Stela yang datar dan membawa aura dingin.

"Ada yang mau di pertanyakan?" Tanya buk Rose.

Salah satu dari murid laki-laki mengangkat tangannya.

"Iya kamu mau nanya apa?" Ucap buk Rose.

"Stel lu pindahan dari mana?" Tanya anak cowok tadi.

"Bandung" jawab Stela masih dengan muka yang sangar.

"Ibu rasa cukup, nanti kalian bisa tanya sendiri pas jam istirahat dengan Stela. Oke Stela silahkan kamu duduk di sebelah Azka Raymond" ucap buk Rose.

Stela mengangguk, lalu melihat kesekeliling kelas dan melihat anak laki-laki yang mengangkat tangannya menunjukkan dimana dia duduk.

Stela pun berjalan kearahnya, lalu duduk di samping dia.

Karena belum memiliki buku Stela hanya mencoret-coret buku catatannya dengan gabut.

"Nih" ujar Azka dengan nada yang dingin sambil menyodorkan bukunya.

Stela mengerutkan keningnya heran, "lu?" Tanya Stela saat menerima buku pelajaran dari Azka.

"Gak penting" jawabnya sambil menelangkupkan kepalanya.

Stela pun acuh-tak acuh lalu dia membuka buku yang tadi Azka berikan dan memperhatikan buk Rose yang sedang menjelaskan, dia sebenarnya juga mengantuk tapi yang namanya anak baru dan baru pertama kali masuk dia harus menunjukkan sifat yang teladan walaupun nanti ketauan juga sifat aslinya.

"Suttt...All" panggil Lily yang ada di sebrangnya.

Stela melirik kearah mereka lalu mengisyaratkan untuk diam, bisa bahaya nanti kalau ketauan dengan ibu Rose.

Selesai pelajaran buk Rose mereka pun masih menunggu guru lain masuk karena memang ruang guru dengan kesal mereka agak lumayan jauh.

"Thanks" ujar Stela mengembalikan buku yang tadi Azka berikan lalu dia memasang airpods-nya sambil menelangkupkan kepalanya dengan tangan yang menjadi bantal.

Azka menatap Stela dengan tatapan mata yang sulit untuk di artikan, setelah itu Azka langsung membuang mukanya ke arah yang lain.

"Stel" panggil Lily.

Stela mengangkat kepalanya lalu melihat Lily dan Zahra di sebelahnya.

"Ada apa?" Tanya Stela.

"Lu kalah" ujar Lily tiba-tiba.

"Enak aja lo berdua, gua yang menang" jawab Stela gak terima.

"Buktinya lo lama masuk" ujar Zahra.

"Heii maimunah gua kan ada urusan di ruang kepala sekolah tadi, gila ya lo berdua" jawab Stela.

Zahra dan Lily saling tatap-tatapan lalu mereka cengengesan, "lo kan banyak duit, traktir kita aja ya" ujar Zahra.

"Gak usah sok miskin deh, kesel gua lama-lama liat lo pada" jawab Stela dengan kesal.

"Hehehe gak papa dong All dah lama lo gak bayarin kita" jawab Lily lagi.

Stela menghela napas dengan kasar, "kuy ke kantin" ajak Stela.

"Yess!!" ujar Zahra dan Lily dengan senang.

Stela pun berjalan duluan lalu di susul dengan Zahra dan Lily sambil mengejar Stela yang sudah melangkah jauh di depan mereka.

Di sepanjang koridor Stela menjadi pusat perhatian para cowok maupun cewek yang sedang lewat.

Terutama para kakak kelas yang iri melihat kecantikan Stela yang terpancar setiap saat.

Sampai di kantin Stela, Zahra, dan Lily segera ngantri karena memang suasana kantin sedang sangat ramai, Stela memperhatikan kesekitar mereka.

"Itu anak cupu ya" bisik Stela di telinga Lily sambil melihat orang di depan mereka.

Lily mengangguk, "pasti di suruh nih beliin makanan" ujar Lily menatap Stela.

Anak cupu tadi yang merasa di lihat Stela mereka pun menghadap kebelakang lalu langsung mengalihkan pandangannya dan sedikit demi sedikit mundur.

Stela menahan tangan mereka, "tenang aja gua bukan tipe orang yang suka bully kok lo kan udah ngantri dari tadi udah sana buruan" ujar Stela menatap mereka.

Para gadis tadi pun mengembangkan senyum mereka lalu mengangguk dan segera maju sesuai dengan urutan mereka tadi.

Selesai mereka membeli makanan, mereka langsung pergi tapi sebelum itu mereka menatap Stela sambil tersenyum.

Stela membalas senyuman mereka juga, dan langsung melangkah maju karena ini antrian mereka.

Lily, Zahra, dan Stela memesan makanan untuk mereka bertiga, selesai itu mereka memilih duduk di paling pinggir agar mereka bisa lebih tenang aja dan bersender di dinding.

"Eh lo belum jumpa sama ratu bullying disini ya?" Tanya Zahra.

Stela menggeleng sambil memakan nasinya karena tadi dia memesan nasi goreng, "belum" jawabnya.

"Biasanya dia udah ke kantin nih, kok belum ada ya" ujar Lily memperhatikan sekitar mereka.

"Kayaknya bentar lagi deh" jawab Zahra yang ikut melihat ke sekeliling mereka.

Saat mereka sedang makan para siswa tiba-tiba diem semua, Stela langsung melihat kearah pintu masuk kantin, ternyata geng Galang masuk ke dalam kantin.

"Kok pada takut sih" ujar Stela.

"Biasalah mereka takut kena hajar sama Galang, guru aja sebenarnya udah capek liat kelakuan Galang" jawab Lily.

Zahra mengangguk, "keknya disini cuman kita bertiga yang biasa aja jumpa sama Galang dan bodoamatan kalau dia ganggu" jawabnya.

"Buat apa takut sama dia, paling juga ilmu bela diri dia masih di bawah gua" jawab Stela memperhatikan Galang yang pergi untuk memesan makanannya.

"Tapi ya di balik sifat dia yang kayak begitu, dia itu sering nolongin orang yang kena bully" ujar Lily menceritakan tentang Galang.

Stela mengangguk, "dari awal jumpa gua liat dia emang sedikit berbeda walaupun dia bandal dia juga baik karena gak ngapain-ngapain gua lagian juga kelihatan dari raut wajahnya kok" ujar Stela memberikan pandangannya terhadap Galang.

Zahra mengangguk, "gua juga setuju" ujarnya.

"Eh ngapa kita jadi gosip tentang dia sih" ujar Lily.

"Eh wait itu bukannya Azka ya teman sebangku gua tadi" ujar Stela melirik orang yang di samping Galang.

Lily mengangguk, "dia emang gabung sama mereka, tapi dia itu paling dingin di antara mereka semua Galang sama Azka juga bisa di sebut yang paling berpengaruh di dalam geng mereka" ujar Lily menjelaskan.

"Gila bandel kek gitu bisa masuk kelas unggulan" ujar Stela.

"Azka pinter tapi ya gitu dia sering kena masalah, tapi tertutupi dengan kepintarannya" jawab Zahra.

Lily mengangguk lagi, "iya bener tuh" jawabnya.

"Wahh ternyata murid di sini tuh menyimpan banyak rahasia ya" ucap Stela takjub.

Zahra sama Lily sama-sama terkekeh ya emang sekolah mereka ini siswanya pada aneh semua. Beda luar dalam seperti Stela.