webnovel

Stela and Eric bagian 18

Selesai Lily, Zahra dan Stela makan mereka pun mengobrol di kantin lagi karena memang jam istirahat masih lama dan juga mereka memesan cemilan lagi. Ya seperti yang kalian tau mereka bertiga memang suka makan.

Saat sedang enak makan cemilan Galang menghampiri meja Stela lalu menarik kursi di sebelah Stela dan duduk di tengah mereka.

Stela hanya menghela napas dengan kasar, dia jadi gak mood melihat Galang yang terus menatapnya. Lily dan Zahra pun sebenarnya risih kalau Galang ada di dekat mereka lebih kearah ilfeel.

"Hai" sapa Galang.

Stela hanya melirik ke arah Galang lalu memakan cemilannya lagi dengan santai.

"Budek beneran loh nanti, di sapa gak di jawab" ujar Galang menatap Stela.

"Hm" jawab Stela cuek dan bodoamatan dengan sekitar.

"Namanya siapa? Kita belum kenalan loh" tanya Galang menjulurkan tangannya.

Stela melirik kearah tangan Galang lalu bangkit dari duduknya, kedua temannya pun ikut berdiri.

"Lo siapa? Gak usah sok asik" jawab Stela dengan wajah yang datar+dingin dan juga nada bicara yang terdengar jutek.

Stela langsung pergi melangkah kearah keluar kantin, sahabatnya pun mengikuti Stela dari belakang.

Galang menatap kearah Stela dengan wajah yang memerah dia terlihat sangat kesal karena di acuhkan oleh seorang wanita biasanya tidak ada yang berani mengacuhkannya.

"Lang Lang, gua bilang juga apa keknya tuh cewek susah untuk di dekatin" ujar Haris teman satu gang Galang juga.

Galang menatap teman-temannya lalu bangkit dari duduknya sambil menendang kursi tadi dengan wajah yang kesal, dia keluar dari kantin pergi gak tau kemana.

Teman-temannya pun membiarkan Galang pergi sendiri karena mereka tau Galang ingin meluapkan kekesalannya tadi entah dia pergi kemana yang penting mereka harus membiarkan Galang sendiri dulu.

Saat di jalan Stela di hadang oleh kakak kelas 3 orang, Stela mengerutkan keningnya dengan binggung.

"Lo anak baru yang bawa mobil balap itu kan?" Tanya salah satu dari mereka.

Stela, Zahra, dan Lily saling tatap-tatapan. "Iya" jawab Stela acuh tak acuh.

"Lo jangan sok hebat ya disini, ingat disini itu kita yang paling berkuasa" ujar temannya lagi.

Stela semangkin bingung menatap Zahra dan Lily.

"Itu Laura Caline yang di tengah, yang kemaren kita gosipi" bisik Zahra tepat di telinga Stela.

Mendengar itu Stela langsung tersenyum miring menatap Laura. "Iya kak besok saya ganti mobil kok" jawabnya pura-pura nurut dan ketakutan.

"Bagus kalau gitu, mobil pinjam aja belagu lo" jawab Laura menatap kearah Stela dengan jijik.

Setelah itu mereka bertiga pergi dari hadapan Stela, diikuti dengan kedua temannya. Yang satu namanya adalah Riska Meilina, dan satunya lagi Intan Permeswari.

"Sok belagu banget" ujar Zahra dengan kesal menatap punggung mereka bertiga.

"Santai aja, palingan bentar lagi mereka gua lawan" jawab Stela sambil tersenyum tipis.

Zahra dan Lily saling tatap mereka sudah tau memang sifat Stela yang bisa di katakan bad girl, dan juga kadang Stela tidak pernah main-main dengan perkataannya dia bisa berubah dalam sekejap mata saja menjadi sangat ganas.

"Nanti pelajaran apa lagi?" Tanya Stela menatap kedua sahabatnya sambil berjalan ke arah kelas mereka.

"Fisika, tapi sayangnya pak Eric gak masuk ada kerjaan lain katanya jadi jamkos" jawab Lily merasa kecewa.

"Ohhh" ujar Stela membulatkan mulutnya.

"Cabut aja yuk pengen ngerokok gua udah lama gak merokok" ujar Stela menatap sahabatnya.

Zahra dan Lily pun mengangguk setuju, "biasanya geng Galang belum ada di warung belakang sekolah, kita kesitu aja ya" usul Lily.

Stela pun mengangguk lalu pergi kearah gerbang belakang.

Mereka dengan santai memanjat gerbang tersebut tanpa ada keraguan sama sekali karena mereka bertiga biasa melakukan itu.

"Akhirnya gua bisa menghirup udara segar" ujar Zahra saat sampai di luar sekolah.

Stela melirik Zahra, "alay lo Ra" jawabnya.

Zahra hanya terkekeh. Lalu mereka bertiga pergi ke warung belakang yang biasanya tempat tongkrongan Galang dan para gengnya.

"Bah beli rokok dong 1 bungkus" ujar Lily.

Ya biasa mereka memanggilnya Abah karena anaknya sering memanggil Abah jadi mereka mengikutinya saja.

"Ini neng, seperti biasa" jawab Abah sambil memberikan sebungkus rokok yang biasa Lily beli.

"Makasih ya bah" jawab Lily.

Abah hanya mengangguk, Lily membagikannya ke Zahra dan Stela.

"Itu temen baru ya neng, abah belum pernah liat" ujar Abah.

"Engga bah, dia dulu tinggal di Bandung baru pindah kesini semalam" jawab Zahra.

Abah pun mengangguk sambil ber-oh ria.

"Jangan banyak-banyak ngerokok neng, gak baik buat neng apalagi neng cewek" ujar Abah memberi nasehat.

Lily hanya mengangguk memang Abah selalu memberi mereka nasehat kalau merokok disini. Tapi mereka juga gak bakalan mudah kesal atau apapun itu yang penting mereka bisa merokok sudah senang.

Selesai merokok mereka bertiga masuk ke kelasnya lagi, karena les pak Eric sampai pulang jadi Stela, Zahra, dan Lily berniat untuk tidur di kelas mereka.

Stela duduk di samping Azka karena memang tempat duduknya sekarang saat Stela duduk si bangkunya Azka menatap Stela sambil mengerutkan keningnya.

"Why?" Tanya Stela dengan nada yang cuek.

"Lo merokok?" Tanya Azka dengan muka yang datar.

Stela langsung mencium bajunya dan benar seragamnya bau asap rokok, dengan cepat dia mengambil parfum di dalam tasnya yang selalu dia bawa memang.

Dia memakai parfum tersebut agar bau dari asap rokok tadi hilang.

"Beneran?" Tanya Azka lagi, karena memang dia walaupun laki-laki dia tidak suka merokok dan mencium aroma rokok.

Stela menggeleng, "tadi ini gua lewat ada yang merokok" jawabnya sambil menetralkan ekspresinya.

"Ngaku aja dah lo" ucap Azka.

"Iya, kenapa?" Jawab Stela dengan mata yang tajam.

Azka menaikkan bahunya acuh tak acuh dia juga malas sebenarnya mencampuri urusan orang.

Mereka berdua menelangkupkan kepalanya karena memang mereka berencana mau tidur, karena mereka sama-sama ngantuk.

"Ra" panggil Lily menyenggol tangan Zahra.

"Ada apa?" Tanya Zahra.

"Liat tuh di sebelah kita ada yang lagi tidur" ujar Lily melihat Zahra.

"Aduh kok tidurnya samaan sih" sindir Zahra tapi menatap kearah Lily.

Lily yang melihat itu tertawa dengan puas, "kayaknya udah nyenyak banget tuh" jawabnya sambil terkekeh.

Zahra melirik kearah Stela dan Azka lalu menatap Lily lagi, "nina bobo ohh nina bobo kalau tidak bobo di gigit buaya" ujar Zahra yang menganti lirik di akhirnya.

"Hahahahaha buaya berkepala hitam gak tuh" ujar Lily tertawa memperhatikan Zahra.

Zahra pun ikut tertawa bersama dengan Lily, memang ada-ada saja kelakuan random mereka kalau lagi bareng ya gini ada-ada saja. Gak bisa diem malah.

Next chapter