webnovel

Some Letter Before Dead

Hai! Salam kenal :) Panggil saja aku C . Aku tidak bisa memberitahumu nama asliku. Maafkan Aku. Ya, karena dalam setiap surat yang akan kuberikan nanti. Aku akan membahas hal-hal yang cukup pribadi tentangku dan tentu saja aku sangat menjaga harga diriku karna aku akan membicarakan semua hal tentangku yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Untuk itu mohon mengerti mengapa aku merahasiakan identitasku. Mungkin kau bertanya-tanya, "Mengapa kau mempercayakan hal pribadimu padaku?". Ya, karna aku tidak mempercayai siapapun di dunia ini dan bodohnya aku percaya padamu. Haha, maafkan aku. Aku hanya berharap ada yang dapat mengerti tentangku, yang setia mendengarkan keluh kesahku, selalu ada untukku disaat senang dan sedih, dan bisa menjadi tempat kepercayaanku. --- Semenjak kejadian malam itu. Banyak hal yang terjadi dan membuat hidup C menjadi kacau. Terlebih ia harus mencoba mengerti dan dipaksa oleh proses hidup untuk menerima realita yang ia alami bahwa sebagian hidupnya hanyalah hayalan. Untuk itu mengapa C menulis semua ini. *Cerita ini terinspirasi dari orang yang saya kenal memiliki skinzofrenia. Semua cerita hanya fiksi tidak ada yang nyata saya hanya mengambil bagaimana sudut pandang skinzofrenia dengan informasi yang saya cari. Semoga cerita ini benar-benar bisa menjelaskan bagaimana sudut pandang orang dengan skinzofrenia walau lebih mengarah kepada cerita fiksi

brightp0tat0 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
14 Chs

Before Hell : Dewasa

8 Juli 2016

    Hai!

   Bila kau bertanya bagaimana hari-hariku sebelumnya aku akan menjawab. Aku memberikan banyak sekali alasan untuk menghindar dari mereka semenjak kejadian ciuman itu. Aku perlu waktu untuk berpikir dan menjadi tenang karena melewati situasi aneh yang membuat kepalaku menjadi besar.

   Aku benar-benar tidak mengerti akan kejadian itu. Aku merasa takut dan gugup akhirnya. Apa aku tidak terbiasa dengan hal baru? Tapi semakin aku begini rasanya diriku semakin merasa terhina karna begitu tidak keren untuk orang seperti Abas dan Cinthia?

   Aku merasa mereka seakan ingin menertawaiku karna begitu pecundang hanya karena dicium menjadi seperti orang bodoh begini?

   Bahkan pernyataan bahwa aku memang benar-benar orang bodoh, pecundang, dan menyedihkan untuk dunia. Sepertinya terdukung oleh beberapa film yang muncul di setiap jam malam, postingan mesra di social media, dan interaksi romantis antar artis.

   Maksudku, bagaimana mesranya mereka hanya ciuman dan melumat lidah yang amat terlihat biasa entah mengapa terlihat amat luar biasa untukku? Aku merasa mereka seolah berkata, "kau terlalu melebih-lebihkan untuk hal kecil seperti ini."

   Aku tidak tenang, sungguh. Aku memilih tinggal dirumah dan akhirnya tidak menghabiskan waktu seperti biasanya.

   Aku sungguh bingung dan tidak bisa berpikir jernih. Apalagi beberapa hari terakhir nenek seperti menyinggung pergaulan bebas. Ciuman, hubungan seksual, narkoba, minuman keras yang intinya seperti ditujukan padaku. Aku merasa seolah disudutkan oleh keluarga bahwa aku benar melakukannya walau aku seratus persen yakin mereka tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi.

   Atau Cinthia dan Abas memberitahukan mereka mengenai hal semalam?

   Aku sangat takut, serius. Aku merasa seperti seorang lonte dari penggambaran Nenekku mengenai orang di luar sana. Tapi aku juga merasa seolah tidak keren karna terlalu memikirkan ciuman semata. Aku bingung dengan semuanya

   Di lain hal aku merasa Nenek sepertinya membesar? Aku memang tidak terlalu memperhatikan dirinya karna terlalu sering di kamar.

   Dia sungguh besar, sungguh. Atau aku yang mengecil? Bahkan sepertinya dengan menjadi besar, tenaga darinya untuk memukulku semakin kuat. Aku tidak percaya dengan apa yang terjadi sepertinya aku tidak sensitif dengan detail tertentu? Intinya aku takut.

   Perasaan dan pikiranku banyak bermain karna memilih tinggal dirumah. Banyak pendapat dari orang-orang seolah ingin memecahkan kepalaku, membuatku takut, juga disisi lain memaksa untuk bersikap bodoh amat, dan sejenisnya. Kepalaku terasa penuh.

   Tapi dibanding bergaul aku merasa pengaruh ketenangan lebih besar berada di rumah.

   Ya, aku lebih tenang. Jay sepertinya alasan utama aku bisa menjadi tenang. Dia memberitahuku demikian, "Terkadang bila lo nggak tahu hal itu baik atau buruk, lo perlu mencoba biar lo belajar bagaimana akhir dan akibat dari suatu hal yang diperbuat."

   Awalnya aku ingin menolak dengan pemahaman itu sampai dia melanjutkan, "bukannya saat kecil kita adalah orang yang sangat penasaran dan langsung mencoba sesuatu untuk memahaminya? Ada apa dengan menjadi dewasa? Apa umur membuat lo jadi takut mempelajari sesuatu?"

   Setelah mengatakan itu dia pergi meninggalkanku tepat ketika Dion datang. Sialan dengan Jay. Akhirnya aku harus memaksakan diri untuk tenang demi menjalani hidup.

   Ngomong-ngomong mengenai Dion si tetangga didepan rumah. Ia memang sempat datang kemari. Aku tidak tahu apa maksud dan tujuannya dengan naik ke lantai atas dan terus memandangiku dengan Jay dari luar kamar.

   Ia sempat menyapaku sebelum Nenek memanggilnya dengan Jay ke bawah entah untuk apa. Aku tidak memberikan balasan apapun, aku hanya melihatnya dan pada detik selanjutnya langsung berpaling.

   Apa aku begitu kasar? Tapi bukannya dia juga yang salah seenaknya datang tanpa kejelasan apapun. Persetan juga dengan Jay yang malah memarahiku ketika Dion pergi.

   "Kenapa nggak di ajak masuk? Lo jadi orang jahat banget, lo kasar tahu. Lihat tuh dia pergi padahal dia datang udah senyum ramah gitu malah nggak di ajak masuk."

   Tentunya aku memarahi Jay karena menurutku Dion sikapnya aneh saat itu. Dibanding tersenyum aku merasa Dion seperti sedang menahan tawa hinanya untukku, ia seolah ingin menertawaiku entah untuk alasan apa. Sudahlah. Jay juga orangnya memang labil. Semua hal ini membebani pikiranku. Aku malah harus berpikir banyak saat ini.

Sahabatmu?

C