Night agak terdiam di pertanyaan berikutnya. Mahluk itu tampak seperti sempat bimbang, sebelum akhirnya melirik wajah sang kekasih lagi. Di saat itulah akhirnya dia kembali bersuara.
"Aku memang mendapatkannya, namun… dengan harga yang cukup mahal."
"Harga yang cukup mahal?" Honey tampak lebih tertarik. "Apa maksudmu?"
"Untuk menjawab ini, kita lanjut ke pertanyaan ke dua kamu tadi. Tadi kamu tanya apa? Hm… oh ya, apa yang kau bicarakan dengan Malaikat Kegelapan, bukan? Seperti yang kubilang tadi, beliau cukup bersenang-senang mengejekku dalam beberapa saat. Tentang bagaimana aku dianggap lemah dan bodoh karena merasakan cinta yang dalam – apalagi kepada manusia."
Night sempat jeda sejenak. Senyuman pahit terlihat di wajahnya saat bercerita.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com