Ketika Martin menyelesaikan porsi awalnya, kemudian tak lama makanan adi pun tiba, tak lama sate pesanan martin juga tiba, jadilah keduanya makan bersama dan mengobrol
"lu lanjut kuliah jurusan apa tin?" tanya adi membuka kembali percakapan
" Tata boga, gua mau jadi chef" kata martin bangga
" Serius luuu?" tanya lagi adi
" Serius lah masa ga" kata martin membalas cepat
"Ya...ya gua paham alesan lu milih tu jurusan" kata adi seperti mengetahui alasan dibalik pilihan martin
" Sok tau lu!" ketus martin
" Emang, napa....! lagian jawaban gua pasti bener" kata adi menyela
" Pede amat lu, ga yakin gua" balas martin
" Ok, kalo jawaban gua bener lu mau ngasih gua apa?" kata adi bertanya
" Gua kasih....eitssss..tunggu dulu, emang culas lu ya di, sengaja mau jebak gua" kata martin saat menyadari sesuatu
" Heheheh..." tertawa tak menjawab
Melihat ini martin jelas kesal kepada adi, untung ia sigap sehingga bisa di bilang bahwa dirinya bisa tidak terkena, dengan jebakan yang di lakukan oleh adi
Dalam tatapan kesalnya, Martin membalas adi " Nah gua juga tau kenapa lu milih jurusan sastra" kata Martin bermain-main
"Kenapa?" balas adi bertanya kepada Martin penasaran
"bukannya elu belum bisa move on, jadi lu masih pengen berusaha ngejarkan" berkata Martin dengan senyum penuh ambigu
Untuk sesaat adi tertegun kemudian baru sadar akan satu hal, Dalam alam bawah sadar adi muncul sesosok wajah cantik jelita seorang wanita cantik dengan mata yang memabukan
ya, sosok itu bisa di bilang sangat membekas untuk adi yang lama, hal ini terjadi karena dalam alam bawah sadar adi, sosok jelita ini adalah seorang naksir yang telah lama di dambakan oleh adi
Dan Martin di depannya adalah salah satu orang yang tahu, akan kesukaan adi terhadap wanita cantik jelita tersebut, meski tidak bisa dikatakan sangat suka, akan tetapi cinta pertama tidak bisa salah
"ah lu kata siapa tin" sanggah adi dengan acuh tak acuh
Melihat ini jelas Martin tak percaya, karena dalam ingatannya jelas, adi sangat menyukai sosok tersebut
"Alah alesan aja lu di, jelas lu masuk ke perguruan kerajaan salah satu alasannya adalah dia kan, apalagi jurusan lu ga beda jauh, dia bahasa asing nah lu bahasa kerajaan, jelas kan meski ga sama secara pasti namun jelas satu jalur" bantah Martin kepada adi
"Ga percaya yaudah, itu urusan lu" kata adi menjawab kepada martin
Melihat ini martin memang sedikit heran, jelas dia merasakan perasaan yang berbeda yang ia tahu tentang adi
Tentunya ini normal jika ia tahu, bahwa saat ini sosok yang ada di depannya adalah seorang pria yang lebih matang dan tua dari pada adi yang sebenarnya
Dan untuk adi saat ini, meski ia tahu bahwa sosok jelita itu memang pantas untuk dikagumi , namun itu tak lebih hanya cinta monyet bagi dirinya sendiri, karena sebagai orang yang sudah mengalami beberapa kali jatuh cinta
Adi tahu pasti ini bukan cinta, namun hanya bentuk suka yang menjadi kekaguman yang dibalut oleh rasa memuja. jadi jelas ia tak memiliki rasa kehilangan yang berat, seperti apa yang dikatakan oleh martin
"Udah ga usah bahas dia, mending bahas bisnis" kata adi mengalihkan pembicaraan
"Bisnis apa?" tanya martin penasaran
"Ya di jamin lu ga bakal rugi, " kata adi semakin membujuk martin
'Ok gua tertarik" jawab martin cepat membalas
"Nah ini usaha ada di bidang makanan sama minuman" jawab adi lagi
"Lumayan resikonya, tapi jelas untungnya juga menggoda" kata martin
"Nah kalo lu tertarik, lu jadi partner gua gimana" tanya adi
"Cerita aja belum luh, mana gua tahu menarik apa ga" kata martin membalas sambil menyindir
Mendengar sarkasme martin adi membalas cepat " nihhh...konsep dan juga bidang yang pengen gua lu join di dalamnya" kata adi sambil menyerahkan secarik kertas berisi beberapa tulisan tangannya
Untuk sesaat martin membaca dengan asal, namun lama-kelamaan dia menjadi semaki tertarik dan bersaman itu jelas ia tahu ini adalah penawaran yang baik
Menatap adi dengan matanya dia berkata " Ok gua mau coba" alas martin kepada adi
" OK bagus, soal kelanjutannya gua bakalan hubungi lu dalam beberapa hari" balas adi berkata dengan senang
Jadi setelah dengan bebas membahas masalah kecil tentang kerjasama, keduannya adi dan martin berbicara dengan antusias tentang beberapa hal umum
###########
Saat ini adi tengah berjalan menuju ke arah rumahnya puas dengan makanan di luar, dan dalam suasana hati yang baik ia mengendarai motornya menuju ke arah sekolah adiknya
karena ia mempunyai janji untuk menjemputnya, jadi adi segera menuju kesana dan dalam perjalanan tak lupa ia membeli beberapa makanan kecil dan kue kering kesukaan adiknya di sebuah toko kue
Membeli kue dengan rasa coklat dan starwberry adi kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah adiknya
Tak lama setelah berkendara sebentar ia pun tiba di sekolah tempat adiknya menempuh pendidikan, tak perlu dikatakan banyak bahwa sebagai siswi cerdas adiknya masuk dalam sekolah negeri kerajaan unggulan di kota
Memilih menunggu di bawah pohon di depan sekolah, adi dengan santai mengamati sekeliling dari sekolah dimana jelas lingkungan penuh dengan penghijauan mendominasi, seluruh kawasan sekolah
apalagi di seberang dari sekolah SMP tempat adiknya menimba ilmu terdapat sekolah neeri SMA favorit yang juga bisa dikatakan merupakan tujuan dari sekolah berikutnya yang akan di pilih, ketika nanti adikya lulus
Selain karena vaforit, lokasi dan lingungan yang familiar adalah alasan utamanya, makum adiknya tergolong anakmanja dalam keluarga sehingga tidak bisa jauh dari rumah, mesk ada pilihan yang lebih baik.
"Mas udah nunggu lama?" sebuah suara terdengar dari belakang adi, menoleh ia melihat adiknya yang cantik sedang tersenyum kepada dirinya
"ga baru sebentar, kok mas ga liat kamu keluar dari gerbang depan?" tanya Adi kepada Ita
" oh ita lewat gerbang samping, biar lebih cepet, lewat depan mah penuh" katanya sambil menunjuk situasi yang kini ramai dengan murid-murid yang keluar dari sekolah
"nih mas beliin roti kesukaan kamu" kata adi sambil menyerahkan roti yang ada di gantungan motor
"Coklat sama strawbery kan?" kata ita bertanya dengan senang
"Ya, coklat sama strawbery kesukaan kamu" balas adi sambil tersenyum
tak lama keduannya segera pergi meninggalkan sekolah dan bergegas menuju rumah, dimana di sepanjang jalan menuju rumah, suara mengunyah ita memakan roti terdengar dari belakang adi, adi yang mendegar hanya tertawa
dia tahu seberapa sukanya ita terhadap roti coklat dan juga strawbery, jadi mendegar kesukaan adiknya yang makan roti dia menjadi lebih bahagia, apalagi di saat ini hal kecil yang mudah membuatnya tersenyum tampak lebih menarik.